3

5.5K 487 14
                                    

"Hermione, pukul berapa kau berangkat?" Tanya Mom dari dapur.

"Pukul 11, Mom. Sesuai keberangkatan hogwarts express, tapi bedanya, aku akan memakai perapian hingga sampai Burrow," ujarku yang masih berkutat dengan pekerjaan di laptopku. Ya hari ini aku harus mengejar sampai selesai semua pekerjaanku.

Tak butuh waktu lama, sekitar dua jam, pekerjaanku selesai. Aku ingin melihat bagaimana murid Hogwarts tahun ketujuh sedang menantikan hasil N.E.W.T, atau O.W.L. Kurasa wajah mereka menegang semua seperti wajah Harry dan Ron, kala itu.

Kulihat jam kecil di atas meja kerjaku. Waktu menunjukan pukul 10.30 yang berarti aku harus bersiap-siap. Yah walaupun, semua barang sudah siap dan kutuntaskan kemarin sore.

Aku mencari segenggam bubuk floo dari laci tempat penyimpanan benda magisku, yang memang kuperlukan. Ada sangat banyak benda yang kubawa dan kusimpan di rumahku.

Lalu aku letakkan semua barang-barang yang akan kubawa ke dalam jaringan perapian di rumahku.

"Mom, aku akan berangkat!" Teriakku pada ibuku.

"Sebentar, Mione."

Ayahku datang ke arahku dan memelukku.

"Ohh Dad, kapan kau pulang? Aku tak melihatmu," ujarku heran. Yah, ayahku memang sedang ada tugas di luar kota, jadi biasanya ia tak pulang sampai sebulan lamanya.

"Baru saja sampai."

Aku balas memeluknya erat.

"Dad, jaga mom selama seminggu ya, aku akan berada di dunia sihir, seminggu ini. Temanku Harry dan Ginny akan menikah esok hari, aku akan menemaninya," jelasku pada Dad dan mom--yang baru saja datang.

Kelihatannya, ayah dan ibuku senang mendengar berita itu.

"Sampaikan salam kami berdua pada temanmu itu ya, happy wedding!" Pekik mom riang.

Aku mengangguk lalu tersenyum.

"Kau juga, cepat-cepat punya kekasih dan menikah, aku akan menantikan secepatnya. Untuk pilihan, terserahmu saja. Aku tahu kau ini banyak yang mengagumi." Mom terkekeh.

Aku saja masih memikirkan Ron dan kekasih barunya, Mom. Bagaimana aku bisa mencari kekasih secepatnya? Doakan saja.

"Yeah, aku akan mengingat perkataanmu, mom. Aku berangkat dulu, sudah pukul 11 tepat," ucapku seraya melihat jam di lenganku.

"Baiklah, hati-hati, Hermione. Aku merindukanmu," ujar ayah dan ibuku yang kemudian memelukku.

Aku menggenggam erat bubuk floo di tanganku. Ayah dan ibuku mengangguk lalu tersenyum padaku--yang langsung kubalas dengan anggukan dan senyum pula.

"The Burrow!" Ucapku lugas--yang kuusahakan terdengar jelas.

Puff!!

"Hermione!!" Pekik seorang gadis di depan perapian.

Aku terbantuk-batuk karena sisa debu yang dihasilkan oleh sisa perapian dan sisa bubuk floo.

Barang-barangku sudah ada di tempat yang sudah disiapkan oleh mrs. Weasley dan Ginny.

"Hermione!!" Ucapnya sekali lagi lalu memelukku. Ya, dia Ginny.

Aku balas memeluknya erat. Aku rindu dengannya.

Ia melepas pelukannya.

"Dimana Ron dan Harry?" Tanyaku.

"Sedang di ruang makan."

Aku segera menuju ke sana dengan berlari kecil.

Oh astaga, aku sangat rindu.

"Harry!" Pekikku lalu memeluknya erat. Entah mengapa, kebiasaanku memeluk Harry tidak bisa hilang. Pelukan persahabatan. Ginny pun tidak pernah cemburu jika aku memeluk kekasihnya ini.

Troubled Love - DramioneWhere stories live. Discover now