TPMIL 03

97.5K 5.7K 142
                                    

Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit..
Dan yg mampu melewati nya hanya orang-orang percaya dan dapat mencoba lagi sampai mendapat kan hasil dari perjuangan nyaa..
Coba lah selagi masih ada kesempatan ;-)

****

Juan menatap Pictor Ricci dan beberapa pengawalnya dari jarak 10 meter. Mereka saling bertatapan dengan pancaran mata yang tajam. Tak ada dari mereka yang mencoba mau berdamai dengan tatapan tajam itu.

Juan dan Pictor secara berasama menggerakkan jari telunjuknya kepada pengawalnya.

Seolah mengerti kedua pengawal dari berbeda kubu itu mengangguk dan melangkah beberapa langkah untuk memasatikan bahwa transaksi yang mereka lakukan saling menguntungkan.

Kedua pengawal itu mengangguk dan menunjukkan jari jempol mereka.

Juan mengangguk. Dia menatap keseluruhan pengawalnya dengan tatapan isyarat. Seolah mengerti, mereka semua mengangguk dan mulai melangkah maju bergerak untuk melakukan transaksi.

Pictor sang mafia asal Itali itu juga melakukan hal yang sama, ia memerintahkan seluruh orang kepercayaannya untuk mengambil barang pesanannya dan menyerahkan sejumlah uang kepada Juan.

Setelah transaksi selesai, tanpa banyak bicara Juan dan Pictor melangkah masuk kedalam mobil mereka masing-masing. Bedanya kali ini Juan memilih pergi dengan mengendarai mobilnya sendiri tanpa dipantau.

Juan mengendarai mobil Hennessey Venom GT, mobil yang berasal dari america ini adalah mobil sport  tercepat dan termewah didunia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Juan mengendarai mobil Hennessey Venom GT, mobil yang berasal dari america ini adalah mobil sport  tercepat dan termewah didunia. Mobil ini memilki mesin 7.01(427ci) LSX Twin Turbocharged V8-1,244 hp(horsepower) dengan mode tranmisi Ricardo 6-Speed Manual. Memilki mesin tertsebut membuat mobil Hennessey Venom GT mampu mencapai top speed sebesar 270.49 MPH(435.3KM/JAM) dengan akselerasi sebesar 62 MPH(100 KM/Jam) dalam waktu 2,4 Detik.

Dengan tatapan yang setajam elang, Juan menatap sosok gadis kecil yang berlari linglung melihat kekiri dan kekanan dengan wajah pucat.

Dengan gerakan spontan Juan menginjak rem. Matanya masih ikut menyurusi pergerakan gadis itu yang semakin melangkah maju kearah jurang.

Gadis itu terlihat sesekali melirik kearah bawah dan belakang tubuhnya.

Gadis itu merentangkan kedua tangannya, matanya menutup rapat dengan kepala mendongkak keatas. Dengan pencahayaan yang minim Juan melangkah keluar dari mobil sportnya. Dengan hati-hati dia melangkah dan berdiri tepat disamping kiri gadis itu. Matanya menatap tajam kearah wajah pucat gadis itu dan melihat bibir pucatnya seperti melapalkan sebuah doa.

Dan, hap..

Juan meraih tubuh mungil itu dalam dekapannya. Apa yang dia duga benar terjadi. Gadis mungil itu berniat mengakhiri hidupnya.

Gadis itu mengeliat memberontak minta dilepaskan dari pelukan Juan. "Siapa kau," lirihnya setelah berhasil lepas dari pelukan Juan.

Juan menautkan alisnya menatap dingin kearah gadis itu. Sebelum dia sempat mengucapkan sepata kata, gadis itu sudah menarik tubuhnya kedepan dan bersembunyi dibalik badannya.

"Tolong lindungi aku.." lirihnya meremas erat ujung baju belakang Juan.

Juan mengalihkan fokusnya menatap kerah beberpa orang yang mengenakan stelan ciri khas dari Bawahannya.

Beberapa dari mereka yang melihat Juan dan gadis incaran mereka mulai melangkah cepat dan menunduk penuh hormat didepan Juan.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Juan dengan menatap keempat bawahannya.

Salah satu dari mereka mendongkak. "Maaf tuan, kami disini untuk membunuh nona itu atas perintah tuan Paige." jelasnya.

"Paige?"

"Iya tuan, Nona ini adalah istri muda dari Mr.Jamika."

Mendengar itu, darah Juan kembali mendidih. Dia menarik tangan gadis itu dan menghempaskannya jatuh terduduk dibawah tanah. Ringisan gadis itu tidak diperdulikan Juan.

"Hiks..hiksss... Aku bukan istri Daddy, tapi aku anaknya..." ujarnya tersedu-sedu. Pipi tirusnya sudah dialiri oleh air matanya. Bokongnya terasa sangat nyeri membuat tangisnya semakin kencang seiring dengan jatungnya yang memompa cepat karena takut.

Mendengar ucapan gadis itu, Juan berjongkok dan meraih dagu gadis itu. Ia menekan dagu itu dengan keras dan menatapnya dengan tatapan tajam khas Juan Miller. "Ulangi apa yang kau katakan tadi.."

"A..aku anak daddy bukan istrinya.." ujarnya mematuhi perintah Juan.

Juan melepaskan tangannya dari dagu gadis itu. Dia berdiri dan merapikan stelan jasnya.

"Bawa dan kurung dia ke prison," ujar Juan.

Keempat bawahannya mengangguk dan menarik paksa gadis itu Untuk dibawa ke prison yang artinya penjara, yang terletak dibelang mansion milik Juan.

***

Juan mengesap Vodka miliknya dengan perlahan, matanya menatap tajam kearah Paige yang baru saja datang menghadap kepadanya setelah tiga hari berada di Indonesia.

Paige melirik tuannya dengan harap-harap cemas. Dia tau bahwa saat ini Juan sedang menahan dirih untuk membunuhnya.

"Apa kau hanya akan berdiam diri saja disitu, Paige?" tanya Juan tajam.

Kali ini Juan bukan lagi menggenggam gelas kecil ditangannya, tapi sebuah pistol yang siap dia tembakkan kapan saja kekepala Paige.

Pria tua itu sudah mengecewakannya dua kali. Pertama Paige telah memberikan informasi yang tidak akurat kepadanya tentang gadis yang dilindungin Tristan Jamaika selama ini. Dan sekarang Paige juga akan memberinya kabar tentang kegagalan dirinya membawa Tristan.

Dor..

Juan berdiri dan menembakkan sebuah anak peluru tepat melintasi dari samping kanan  kepala Paige. Dia melangkah mendekati Paige yang sudah pasrah akan dibunuh oleh Juan.

"Kau tau apa kesalahan yang telah kau lakukan Paige?" tanya Juan seraya memainkan pistolnya. sesekali dia mengarahkan pistolnya kearah Paige.

Pistol yang saat ini dikenakan Juan adalah glock 30. Pistol ini adalah salah satu pistol koleksi kebanggaannya, karena pistol ini hanya ada tiga didunia dan dua dari tiga didunia sudah dia miliki. Pistol glock 30 ini pistol yang paling berbahaya didunia karena memiliki radius tembakan hampir 50 km dari jarak kita berdiri.

"Maaf tuan," ujar Paige pasrah. Karena kalau dia mau mengutarakan pembelaannya malah akan semakin memicu kemarahan Juan.

"Apa dengan maafmu, Tristan Jamaika bisa mati?" tanya Juan tajam. Dia membenci orang teledor seperti Paige.

"Maaf saya memang tidak bisa membunuh Mr. Jamaika, tapi saya yakin kesalahan saya bisa lebih membuat dia merasakan sakit tuan."

"Apa maksudmu?"

Paige tersenyum dan mulai menjelaskan apa maksud dari ucapannya. Juan mengangguk mengerti dan senyum licik mulai terlihat menghiasi wajah iblisnya.

#tbc

#27042017

The Perfect Mafia In Love Where stories live. Discover now