TPMIL 07

91.8K 4.9K 84
                                    

Membunuh itu adalah permainan yang menyenangkan!

***

Juan menatap lampu ruang operasi yang menyala. Lampu merah itu bekedip sangat cepatnya seperti dekat jantungnya. Demi Tuhan, ini adalah kali pertama dia mau menunggu seseorang yang dioperasi. Dulu ketika Thomas dalam masa kritis akibat peluru yang bersarang didada kirinya, menyebabkan Thomas harus menjalani operasi selama 8 jam dan selama itu pula Juan hanya memantau dari jauh. Dia begitu jengah dan muak dalam hal menunggu sesuatu yang tidak pasti.

Tapi kali ini berbeda. Juan seperti menjilat air ludahnya sendiri, disini didepan pintu ruang operasi dia menunggui anak dari musuh besarnya. Hatinya memberontak ketika logikanya menyerukan agar dia pergi dari sini, hatinya masih terlalu waswas untuk pergi, dia takut kalau bakal ada lagi penyusup yang akan mengincarnya dan Raina.

Perlahan lampu ruang operasi mati dan disusul dengan terbukanya pintu ruangan itu. Terlihat beberapa orang dokter kepercayaannya keluar dan menarik brangkar yang diatasnya terdapat tubuh Raina berbaring telungkup untuk dibawa keruang rawat.

Disana Juan menahan bahu Tom untuk dia tanyayi perihal kondisi Raina saat ini. "Apa dia akan baik-baik saja?" tanya Juan menatap tajam kearah punggung telanjang Raina yang tertutupi kain putih tipis.

Tom mengangguk dan ikut menatap kearah Raina. "Dia akan segera pulih dalam waktu beberapa hari, mengingat saat operasi tadi saya menggunakan obat bius rancangan tuan." jelas Tom.

Juan mengangguk, dalam hati dia bersyukur dia memiliki beberapa orang yang pintar dalam meracik obat-obatan yang bisa menyembuhkan secara instan.

Obat-obatan itu diracik dari beberapa jenis obat telarang seperti narkotika jenis Opiat.

Opiat adalah obat terlarang yang berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang bernama papaver somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini biasa digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Jadi dengan keunggulan Opiat, orang-orang kepercayaan Juan meracik
Obat-obat untuk kebutuhan mendadak.

"Saya permisi dulu Tuan," ujar Tom pamit.

Drrrrtrr.....drrrrttt....

"Apa!!!!" bentak Juan kepada Paige dari ponsel digenggamannya.

Paige yang mendengar suara keras Juan dari seberang sana membuat Paige merinding ngeri.

"Kenapa kau diam saja!!! Siapa yang telah berani mencari masalah denganku Paige!!!" tanya Juan yang kembali tersulut emosi.

Diseberang sana Paige mulai menarik nafasnya dalam, dan mengucapkan satu nama yang membuat Juan semakin mengeram kesal.

Beraninya kau bajingan..

***

Juan memarkirkan mobilnya asal didepan mansion yang berada dipelosok pinggiran kota Santa Clara Amerika serikat.

kota Santa Clara merupaksn kota kecil yang terletak dibagian barat Amerika Serikat, tepatnya dinegara bagian California.

Dengan tangan yang mengepal dan dua pistol bertengger dipinggangnya membuat sosok Juan menjadi sangat mengerikan. Juan melangkah dengan mata tajam kearah sosok Paige dan beberapa orang kepercayaannya. Kali ini Juan tidak akan membiarkan pria bajingan itu untuk bisa lepas dari tangannya. Sebisa mungkin dia akan membuat pria itu memohon mengemis agar segera diizinkan untuk mati.

"Apa kau sidah pastikan dia ada didalam?" tanya Juan menatap Paige yang mengangguk.

"Iya tuan, Mr.Miller ada didalam dengan beberapa wanitanya." jawab Paige.

Juan mengangguk dan mengihkan tatapannya kearah mansion yang didalamnya terdapat sosok pris yang hidupnya hanya akan menunggu hitungan jam.

Juan menggerakkan tangan kanannya, memberi kode kepada Paige agar melakukan apa yang sudah mereka rencanakan tadi.

The Perfect Mafia In Love Où les histoires vivent. Découvrez maintenant