SATU

1.4K 137 0
                                    

Malam itu. Adalah malam dimana semua kegelapan ini dimulai. Malam dimana aku mulai membenci kehidupan, malam dimana aku harus menelan pil pahit kenyataan, malam dimana Dia yang disebut Tuhan mengambil sesuatu yang berharga dalam hidupku. Dia mengambil kebahagiaanku.

Aku Byun Baekhyun yang mulai saat ini membenci makhluk menjijikan yang mereka sebut

Wanita.

********

Seoul adalah kota dimana aku menemukannya. Dia orang yang berhasil mencairkan bongkahan es yang bersarang pada diriku. Menjadi malaikat penerang jiwaku. Membuatku merasakan untuk pertama kalinya sebuah ketakutan yang bahkan lebih mengerikan daripada kematian. Aku takut kehilangannya. Akhirnya aku tahu dia sudah membuatku jatuh cinta.

Aku park chanyeol berjanji untuk selalu menjadi pelindungnya dan berjanji akan membuatnya tahu apa itu

Cinta.

★★★E)(O★★★

Namaku Byun Baekhyun. Siswa tingkat dua di Seoul Senior High School. Jika kalian berfikir bahwa dengan wajahku yang imut ini aku akan mempunyai banyak teman maka dengan sangat hormat aku mengatakan jika kalian semua salah. Aku tak pernah punya teman. Tidak bahkan hanya satu sekalipun. Apa aku sedih? Sekali lagi kukatakan tidak. Aku tidak membutuhkan makhluk rusuh yang hanya bisa mengganggu kehidupanku yang sering kalian sebut teman itu.

Aku berjalan di koridor seperti biasa. Banyak siswa yang memandangku kagum tapi aku tak perduli. Sungguh aku tak perduli. Kupakaikan headset ke telingaku agar tidak mendengar teriakan para wanita wanita tidak tahu malu itu. Haaah setidaknya begini lebih baik.

DUGH.

Sial. Aku tak suka dengan ini. Siapa yang berani menabrakku disaat saat seperti ini. Kudongakkan kepalaku untuk melihat orang yang dengan bodohnya malah tetap berdiri di depanku.

Sial.
Lelaki sedingin es bertelinga lebar.

Tanpa basa basi aku segera meninggalkan tempat itu dengan "dia" yang sedari tadi hanya tetap berdiri seperti seorang idiot. Apa aku mengenalnya? Maka jawabannya adalah tidak. Lalu mengapa aku memanggilnya seperti itu? Meskipun aku orang yang tak suka berteman bukan berarti aku terlalu bodoh untuk menyimpulkan sikapnya tadi dan ditambah aku sempat melihat dia memiliki telinga yang lebar.

Kulangkahkan kakiku menuju atap sekolah. Tunggu, atap sekolah? Ya aku memang akan membolos disana. Kenapa? Karena aku malas mendengar guru perempuan itu berceloteh layaknya burung beo. Haaah setidaknya atap sekolah adalah pilihan terbaik.

★★★chanyeol pov★★★

"Sial"

Aku mendengarnya. Dia mengumpat didepanku karena aku menabraknya. Bukan, aku bukannya tidak mau menolongnya, hanya saja aku tidak terbiasa berbicara dengan seseorang yang belum kukenal.

Cantik.

Satu kata yang dapat kukatakan untuk orang dibawahku ini.

Dia pergi tanpa mengatakan sepatah katapun padaku. Bahkan dia tidak marah atau memakiku setelah aku menabraknya. Aku memang sedikit heran dengan sikapnya yang menurutku terlalu dingin itu. Ya aku akui jika aku juga punya sifat itu tapi tidak sedingin itu. Setidaknya aku masih mau berbicara kepada orang terdekatku.

Kulangkahkan kakiku menyusuri lorong sekolah dan berhenti didepan pintu bercat coklat yang tergantung tulisan "ruang musik" tersebut.

"Hai Jongdae"

When I Meet YOU [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang