PART 3 - { The Secret Behind Perfection }

217 10 1
                                    

“Grey, bangun siang kemarin kamu janji hari ini kita renang bareng kan Grey, aku sudah siap” aku kelitiki tubuhnya yang masih tertutup selimut dan aku coba membuka selimut yang menutupi wajahnya namun Grey malah membentakku menyuruhku keluar kamar, sungguh hatiku seakan dicambuk oleh perkataannya dan aku pun berlari keluar menaikki anak tangga dan mengunci kamarku, aku kesal, aku marah, aku sedih, aku pun menangis, apa lagi yang dia lakukan? Kenapa ia melakukan ini lagi membolak-balikkan perasaanku dengan mudahnya? Membahagiakanku, mengajakku terbang ke angkasa namun menjatuhkanku begitu saja? Sandiwara apa lagi ini Grey? Skenario apa lagi Ndra yang engkau ciptakan? Aku terus menangis, menangisi kebodohanku yang telah memberikan kesempatan kepada orang yang pernah membuatku terluka. “Sya, aku minta maaf bukan maksudku tadi menyakiti kamu namun izinkan aku membocorkan tiga rahasia yang aku pendam selama ini? Dua dari rahasia yang aku miliki tidak diketahui oleh siapapun dan satu lagi hanya keluargaku yang tau Sya” aku tutup wajahku dengan bantal aku menangis sejaadi-jadinya, aku tidak ingin mendengar apapun dari mulutnya, aku trauma atas pengakuannya dulu dan aku tidak ingin sepasang telingaku mendengar hal terburuk, “Sya, kumohon buka pintunya, biar aku jelaskan, setelah kamu mendengar tiga rahasiaku kamu boleh memarahiku, memakiku bahkan memukulku” ia terus membujukku hingga satu jam lamanya, akhirnya pertahananku roboh oleh permohonannya yang terus menerus, akupun mulai bersuara ku dekatkan diriku di balik pintu “katakan saja aku akan mendengarkannya dari sini Grey” Grey bukannya mengatakan apa yang seharusnya ia katakan malah mencoba mendobrak pintunya sebanyak tiga kali, hal ini membuatku tak mampu lagi menahan emosi, aku benci perlakuannya aku benci sikapnya ingin ku pukul badannya yang telah melukai perasaanku, aku buka kunci pintu dengan tergesa ku buka gagang pintu dengan segenap kemarahanku..namun deg ya tuhan apa yang kulihat dihadapanku? Siapa sosok manusia dihadapanku aku mengucek-ngucek mataku, mencubit tubuhku untuk memastikan yang kulihat sosok manusia dengan tubuh bengkak termasuk wajahnya begitu juga kelopak mata dan bibirnya siapakah dia? Aku takut ada seseoang yang tak ku kenal berdiri dihadapanku karena itu aku buru-buru menutup pintu, namun sebuah tangan menahan pintu itu, aku berusaha menutupnya dengan susah payah ku kerahkan tenagaku hingga tangan itu terjepit dan berteriak “sakit Sya” suara itu , suara yang tidak asing bagiku membuat gerakkanku berhenti dan membuatku melamun sepersekian detik hingga aku menyadari orang tersebut sudah berada dihadapanku, “kamu siapa?” aku sungguh gugup “aku Grey Sya, Greyson Chance Sya” aku tatap matanya dalam-dalam mata coklat itu tak asing bagiku, sebenarnya aku tak percaya dia Grey cinta pertamaku namun bagiku di dunia ini hanya ada satu mata manusia yang berwarna coklat yang memberikan keteduhan hati saat aku menatapnya, aku memeluknya, menangis dalam dekapannya, air mata ku tumpah hingga membasahi bajunya, aku tak mengerti mengapa ia jadi seperti ini, tubuhnya yang dulu ku tau atletis tapi kenapa dalam waktu sehari menjadi bengkak dan terasa kenyal berisi air seperti ini? Ku coba mengingat hari kemarin pagi itu dia sangat ceria, seperti biasa dia membangunkan aku dengan membawakan setangkai mawar putih ke kamar dan meletakkannya di vas bunga, kak Alexa pernah bercerita dari dia masih kecil saat musim semi hal seperti ini memang selalu ia lakukan mengganti mawar kemarin yang mulai layu di kamar kak Alexa dengan mawar yang baru dipetiknya dari taman depan rumah. Kemudian dia menyuruhku mandi dan membuatkanku sarapan mie ramen, saat di meja makan aku mengajukan ide untuk berenang namun ia mengatakan sedang malas dan menjanjikan renang hari ini setelah sarapan ia pamit kepada aku dan kak Alexa untuk tidur namun seharian itu ia tidak keluar kamar, aku tidak berani mengganggunya, aku hanya mengintip dari lubang kunci ia menutupi wajah dan tubuhnya dengan selimut hingga akhirnya tadi pagi aku memberanikan diri membangunkannya, aku asik dengan ingatanku sendiri hingga ku rasakan sebuah tangan melingkar di pinggangku membalas pelukanku dan mengusap-usap bahuku “Nesya, aku ingin memberitahukan kepada kamu tentang tiga rahasia yang aku janjikan, rahasia pertama adalah rahasia yang hanyalah diketahui oleh keluargaku yaitu aku menderita gagal ginjal stadium akhir Sya yaitu stadium lima, selama ini tanpa sepengetahuan teman-teman dan pihak sekolah aku menjalani cuci darah seminggu dua kali Sya, hal ini aku lakukan sejak aku duduk dibangku SMP kelas 2, awalnya aku demam selama 5 hari namun aku menolak dibawa ke rumah sakit karena dulu aku sangat takut disuntik, setiap kali orang tuaku ingin membawaku ke dokter atau rumah sakit aku pasti menangis dan selama lima hari itu hanya sedikit air dan makanan yang masuk ke dalam tubuhku karena aku merasakan mulutku terasa pahit akhirnya aku enggan makan dan minum Sya, hingga akhirnya di hari ke 6 orang tuaku mendapati diriku tak sadarkaan diri di tempat tidur dengan wajah dan tubuh bengkak-bengkak persis seperti ini dan mereka membawaku ke rumahsakit dan dokter memasukkanku ke ruang ICU, aku koma selama 8 hari, dokter yang merawatku mengatakan ternyata selain DBD aku mengalami komplikasi gagal ginjal karena aku kekurangan pasokan cairan, pada saat hari pertama masuk ICU dokter mengatakan nilai hematokrit laboratorium darahku sebesar 60%, sedangkan nilai normalnya kurang dari 20%, artinya darahku terlalu pekat karena kekurangan cairan dan hal ini membuat kedua ginjalku bekerja lebih keras hingga akhirnya kedua ginjalku kelelahan dan rusak Sya, sehingga ginjalku mengeluarkan cairan protein yang ada di sel darah merahku yang membuatku bengkak-bengkak.  Rahasia kedua ku yang tidak diketahui oleh siapapun adalah kenapa aku menjadi playboy, itu karena saat aku sadarkan diri dari koma ku disamping ranjang tempat tidur ada seorang cewek cantik, dia pacar pertamaku bisa dibilang cinta pertamaku Sya, dia menatapku tapi bukan tatapan sedih dengan kondisiku dia malah dengan tanpa perasaan mengatakan aku ingin putus Grey, aku tidak bisa pacaran dengan cowok yang hanya bisa terbaring di rumah sakit dan aku tidak menyukai kamu lagi karena sekarang kamu jelek bukan Grey yang tampan, lebih tepatnya kamu kaya’ badut punya wajah dan badan bengkak, setelah dia berkata seperti itu dia pergi, dia ga pernah mau mendekati aku lagi dan pacaran dengan sahabatku sendiri, hatiku terluka Sya, sejak saat itu aku berasumsi bahwa semua cewek itu sama saja hanya mencintai penampilan fisik pacarnya bukan mencintai hatinya, mmm.. aku mengalami bengkak selama 6 bulan lamanya karena aku rajin cuci darah dan minum obat untuk menghilangkan cairan protein yang berlebihan di dalam badanku, namun kondisi fisikku kembali seperti semula justru aku menjadi seseorang yang ga aku kenal Sya, aku kecewa dengan Lauren yang mencampakkan ku dan aku melampiaskannya dengan cara gonta-ganti pacar Sya jadilah aku seorang cowok playboy yang kau kenal. Rahasia ketigaku yang tak diketahui oleh siapapun adalah aku jatuh cinta pada kamu Sya, sejak kejadian kamu melabrakku di kelas, yang kamu lakukan saat itu membuatku sadar bahwa selama ini aku telah salah mempermainkan perasaan cewek yang menjadi pacar aku, aku telah salah melampiaskan dendamku kepada cewek yang tidak berdosa kepaku dan ketika kamu pingsan di depan mejaku aku lah yang membopongmu ke mobil aku segera membawamu ke rumah sakit dan akulah yang menungguimu semalaman di sana, saat itu aku ga mau terjadi hal yang buruk dengan diri kamu, aku kehilangan sosok Nesya yang periang selama sebulan ini mengisi hari-hariku, saat aku menatap wajahmu aku sadar betapa pentingnya kehadiran kamu Sya karena itu aku ingin membayar semua kekhilafanku dengan apapun Sya termasuk menemani kamu ke Washington dan selama 2 minggu ini aku tidak melakukan cuci darah , karena setiap kali aku cuci darah memakan waktu enam jam Sya dan aku melakukannya dalam seminggu 2 kali artinya jika aku cuci darah aku kehilangan moment-moment bersamamu selain itu aku tidak ingin kamu khawatir jika aku memberitahukan penyakitku kepadamu” aku terus menangis menyimak setiap yang dia katakan, setiap kata yang merangkai kalimat meluncur dari bibirnya semakin membuatku tak berdaya, aku tak menyangka jika cowok yang selama ini terlihat tidak mempunyai kekurangan seditpun ternyata mempunyai penyakit yang mengancam nyawanya, “maukah kamu menjadi pacarku yang sesungguhnya Sya? Menemani sisa hidupku yang mungkin tidak lama lagi?” aku mengangguk, kali ini aku menangis bahagia karena bisa memiliki seseorang yang aku inginkan selama ini, aku tidak peduli dengan stadium akhir penyakitnya, aku tidak peduli dengan kelopak mata, bibir, wajah dan tubuhnya yang bengkak seperti badut yang pernah dikatakan Lauren yang aku peduliin aku tak ingin membuat Grey sedih dan merasa tak punya arti, aku tidak ingin meninggalkannya seperti cinta pertamanya dulu.

***

---TO BE CONTINUE---

YOU'RE THE ONE FOR MEWhere stories live. Discover now