Hai, kak.
Ini adalah lembar pertama diantara ribuan lembaran rindu yang kupupuk subur.
Yang awalnya kubiarkan kosong hingga kemarin sore.
Hari, bulan, tahun.
Tinggal tunggu waktu saja.
Sampai nanti akhirnya kau pergi.
Jika nanti saat itu tiba, aku berjanji pada diriku sendiri.
Akan kuberikan buku yang ditulis dengan untaian perasaan ini.
Ya, suatu saat nanti.
YOU ARE READING
Teruntuk Kak Rayas
Teen FictionAku selalu melihatnya dari jauh. Memperhatikannya, mengawasinya. Aku tahu nyaris semua tentangnya. Mulai dari ulang tahunnya, sampai barisan para gadis yang pernah singgah di hatinya. Rasanya aku mengenal dia lebih baik daripada dirinya sendiri. Me...