Chapter 12

2.1K 207 6
                                    

Sudah lebih dari 2 bulan, Jongin tak bertemu dengan Yujin. Yujin yang masih terus menghindari Jongin, dan Jongin yang sibuk dengan apa yang ia cari tau belakangan ini, tentu saja, mengenai Yujin.

Jongin kini lebih banyak menghabiskan waktu dengan ayahnya dan pekerjaannya. Karena ia yakin ada sesuatu yang ayahnya sembunyikan darinya. Maka dari itu, ia yang awalnya tak mau membantu segala urusan ayahnya, kini ia berubah pikiran. Ia bekerja dengan sangat keras, hingga meninggalkan sekolahnya, demi mencari tau ada apa dengan Yujin dan apa yang sebenarnya terjadi.

"Bawakan berkasnya ke apartemenku nanti malam, aku akan memeriksanya" ucap Jongin pada seseorang diponselnya. Ia mematikan telponnya, melempar ponselnya ke sofa lalu mengacak rambutnya.

"Arrrrghh!!! Kenapa ini begitu sulit" erangnya.

Ia kembali mengambil ponselnya, melihat pesan masuk, dari Jongdae.
Seulas senyum terlukis di wajah tampan milik Jongin. Ia melihat beberapa foto dari Jongdae, ya.. foto siapa lagi jika bukan foto Yujin, gadis yang ia cintai itu.

Selama Jongin sibuk dengan pekerjaannya, Jongdae sibuk pula mengawasi Yujin dari jauh, itu adalah permintaan Jongin. Karena Jongin khawatir akan kesehatan Yujin, ia takut sesuatu terjadi pada Yujin karena ia tak bisa mengawasinya saat ini.

Jongin begitu merindukan Yujin, ia sangat ingin menemui Yujin, memeluknya, menciumnya, tapi itu tak mungkin lagi, mengingat Yujim yang selalu menghindarinya, dan Jongin yang masih belum menemukan penyebabnya.

Pandangan Jongin teralihkan pada pintu ruangannya yang terbuka, terlihat sosok pria paruh baya yang masuk ke dalam ruangan itu, pria yang tentunya ia kenali.

"Samcheon! " seru Jongin, ia segera menghampiri pamannya lalu memeluknya.

"Aigoo.. uri Jongin sudah besar sekarang, eoh?"

Jongin tertawa ringan menanggapi ucapan pamannya itu. Ia lalu mempersilahkan pamannya itu duduk, ia sangat merindukan pamannya itu, sudah bertahun-tahun ia tak bertemu dengan pamannya itu.

"Kau kemana saja, samcheon? kenapa kau tidak memberitahu ku jika kau akan datang hari ini? aku bisa menjemputmu" ucap Jongin.

"Aniya.. aku bisa sendiri, kau ini" ucapnya seraya terkekeh.

"Bagaimana pekerjaan mu? bukankah kau tak ingin bekerja di perusahaan ayahmu ini?" sambung tuan Oh.

Jongin tersenyum, senyum yang dipaksakan. "Aku melakukannya, karena sesuatu" jawabnya.

"Kuharap.. kau tak bekerja disini, Jongin-a, pergilah mencari pekerjaan yang cocok denganmu" ucap tuan Oh.

Jongin mengerutkan dahinya "Waeyo?" tanyanya.

Tuan Oh hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum pada Jongin, membuat Jongin semakin tak mengerti.

Oh Sunghoon adalah sahabat ayahnya sejak Jongin masih kecil, maka dari itu Jongin sangat dekat dengannya, Jongin sudah menganggapnya sebagai ayahnya sendiri, dulu mereka sering pergi memancing bersama ketika ayah Jongin sedang sibuk. Entah karena apa, Oh Sunghoon menghilang begitu saja bertahun-tahun lamanya, dan kini ia kembali, menemui Jongin.

"Tinggalkan perusahaan ini Jongin, kau bisa bekerja di perusahaanku jika kau mau" ucap Tuan Oh

"Kenapa samcheon berkata seperti itu? memangnya ada apa? bukankah samcheon adalah sahabat ayah? mengapa kau ingin sekali aku meninggalkan perusahaan ayah?" tanya Jongin penasaran.

Oh Sunghoon menarik nafasnya dalam-dalam, memejamkan matanya sesaatlalu kembali menatap Jongin yang duduk di hadapannya.

"Kau akan terluka, Jongin-a. Tinggalkan perusahaan ini, sama seperti aku meninggalkan ayahmu sejak lama" tukasnya.

"Apa yang terjadi, samcheon? Tolong jelaskan padaku apa maksud ucapanmu" pinta Jongin.

Oh Sunghoon hanya tersenyum "Kau akan tau dengan sendirinya, tidak sekarang" ucapnya, kemudian ia bangkit dari tempatnya, meninggalkan ruangan Jongin.

"Samcheon!" seru Jongin.

"Pertimbangkan ucapan ku, Jongin-a, demi kebaikanmu" ucapnya lalu kembali melangkahkan kakinya, meninggalkan Jongin.

Jongin merebahkan tubuhnya di sofa, ia semakin tak mengerti dengan apa yang terjadi. Oh Seunghoon adalah sahabat ayahnya, mengapa bisa berkata seperti itu. Jongin yakin bahwa ada yang tidak beres, ada sesuatu yang terjadi tanpa sepengetahuannya.

Jongin meraih ponselnya, menghubungi seseorang.

"Cari tau tentang hubungan ayahku dengan Oh Sunghoon pemilik Jangdo Grup" ucapnya.

**

Jongin sedang berkutik dengan berkas-berkas dihadapannya, berkas mengenai perusahaannya.

"Yeongsi Corp?" ucap Jongin seraya mengerutkan dahinya.

Matanya terus tertuju pada berkas di tangannya, berkas yang menunjukkan bahwa Star Grup, perusahaan milik ayahnya adalah hasil merger Yeongsi Corp dan Kim Grup.

Jongin semakin penasaran dengan apa yang ia temukan, ia mencari tau mengenai kedua perusahaan tersebut.
Kim Grup adalah perusahaan milik ayahnya, yang kini berganti nama menjadi Star Grup.

"Lee Myungsu?" ucap Jongin ketika melihat artikel tentang kepemilikan Yeongsi Corp. Pemilik sebuah perusahaan terbesar di Seoul yang meninggal karena sebuah kecelakaan.

Jongin melihat beberapa foto Lee Myungsu dengan ayahnya, sebuah foto peresmian perusahaan Star Grup. 

"Tapi.. kenapa aku tak pernah melihat paman ini" gumannya seraya melihat foto Lee Myungsu.

"Apakah aku lupa?" gumamnya lagi.

Jongin kembali membuka artikel mengenai Lee Myungsu dan keluarganya, mengenai kecelakaan yang dialami oleh keluaarga Lee tersebut. Kecelakaan yang menewaskan Lee Myungsu dan Lee Gayoung, sepasang suami istri, pemilik Yeongsi Corp., yang memiliki dua anak perempuan.

Mata Jongin membulat sempurna ketika melihat sebuah foto seorang perempuan yang sedang memeluk perempuan yang lebih kecil darinya.

Perempuan itu sangatlah mirip dengan Lee Yura, kakak dari Lee Yujin.

Jongin kembali melihat foto-foto tersebut, foto saat pemakaman Lee Myungsu dan Lee Gayoung.

"Yura noona?!"

Jongin terdiam sesaat.
"Jadi.. ini adalah orangtua Yura noona dan... Yujin?"

to be continued.

Can't Stop To (LOVE) You [EXO KAI]Where stories live. Discover now