46 ( REVISI)

18.8K 599 11
                                    

" Darimana kau mendapatkan ini Sam? " Tanya Arin bingung. " Saat aku mencari bukti rekaman itu tepat setelah kejadian, rekamannya sudah terhapus. "

Sam hanya tersenyum pada Arin lalu kembali fokus pada wartawan. " Dari mana Anda mendapatkan semua bukti ini, Sajangnim? " Tanya seorang wartawan yang sudah mengangkat tangannya.

" Seperti yang saya katakan tadi, saya dan Arin adalah teman lama kamu bahkan memiliki teman yang lain dulu kami selalu berenam, maka dari saya selalu memantau keadaan teman-teman saya. Karena suatu masalah saya jadi hilang kontak dengan semua teman saya, meskipun begitu saya ingin tetap membantu semuanya apalagi Arin. Rekaman ini pun sudah saya salin tepat saat Tia yang mengamuk pada Arin karena saat kejadian itu saya juga baru selesai meeting di hotel tersebut. Anda juga tahu bukan, hotel tersebut milik ayah saya, jadi saya sendiri memiliki hak untuk menyalin rekaman tersebut sebelum pelanggan VIP Kim Tein meminta menghapus rekaman di jam tersebut. " Jelas Sam panjang lebar.

Arin hanya terdiam tidak percaya, itu artinya selama ini Sam selalu ada didekatnya. " Jadi saya harap tidak ada lagi prasangka buruk tentang Arin. " Lanjut Sam tegas.

Seorang wartawan lainnya mengangkat tangan tampak belum puas, " Tapi kenapa Anda baru mengungkapkannya sekarang? Kenapa tidak saat Kim Tein menyebarkan artikel buruk tentang Miss Cherry atau ketika artikel ini kembali diungkit 6 bulan yang lalu? "

Sam mengurut dagunya, " Jika saya mengungkap hal itu lebih cepat, Tia istrinya Tein, pasti akan membela suaminya apalagi tepat setelah kejadian Tein tidak lagi berada di Paris, agensinya pun dijual dan dipindah tangan atas nama Roberts Yert, saya tidak mungkin merusak reputasi Roberts yang baru saja menjabat di agensi tersebut ditambah keberadaan Tein yang tidak diketahui kemana. Saya merasa bersyukur Tia mantan istri Tein saat ini mendatangi saya sebulan yang lalu dan memberitahukan mantan suaminya itu akan berada di Korea dalam waktu dua minggu lagi. Pas sekali rumor saya dengan Arin muncul maka saya mempunyai kesempatan untuk membenarkan hal ini. "

Banyak wartawan yang mengangkat tangannya tapi mereka sepertinya memiliki pertanyaan yang sama jadi Sam langsung memanggil seseorang dari balik layar. Mata Arin melebar ketika melihat Tia yang berjalan pelan lalu duduk disebelah Arin. Kamera lebih banyak memancarkan kilatnya saat Tia masuk. Tanpa melihat pada Arin, Tia mengambil mic yang berada didepan Arin.

" Selamat siang, maaf saya datang tiba-tiba di acara pers ini. Perkenalan saya Tia Grenia, mantan istri Kim Tein yang juga mantan direktur agensi model HT. " Tia membungkukkan tubuhnya. Kilat kamera mengiringi Tia yang menghembuskan nafas pelan sebelum mulai berbicara.

" Sebelumnya saya ingin minta maaf karena masalah saya dan mantan suami saya, Arin jadi ditimpa rumor yang tidak benar. Dia bahkan harus menanggung perlakuan yang tidak seharusnya ia dapatkan. Saya sangat merasa bersalah pada Arin yang bahkan tidak pernah berbuat jahat kepada saya. Seharusnya saya juga mendengarkan Arin untuk tidak menikah dengan Tein karena pria itu malah selalu melakukan kekerasan dan selingkuh dibelakang saya. " Tia menunduk dalam. " Saat mengalami semua masalah ini, saya melihat Sam. Saya ingat dulu Arin bercerita memiliki seorang teman spesial dan saya juga pernah dilihatkan fotonya bersama dengan Sam karena itu saya langsung menghampirinya. Untung saja saat itu Sam tidak mengusir saya yang tiba-tiba memohon bantuan padanya yang sedang makan di sebuah restoran di Singapura. " Jelas Tia tidak berani menatap kumpulan wartawan yang tampak tertarik pada ceritanya.

Sam mengernyitkan dahinya dan menatap Arin yang masih menatap Tia. " Jika Tia tahu tentang diriku maka itu artinya Arin tidak melupakanku? " Pikir Sam. Dia ingat saat Tia menghampirinya di restoran itu, Tia tidak menyebutkan apa-apa. Sam mendengarkannya karena dia ingat wanita itu adalah yang berselisih dengan Arin.

" Jadi saya mohon jangan menghujat Arin lagi, ia orang yang baik jauh dari artikel jahat yang dituliskan untuknya. " Tia membungkuk lagi.

" Lalu dimana mantan suami anda? Apa anda hanya sendirian kesini? " Tanya beberapa wartawan.

" Suami saya mungkin sudah ditangkap oleh polisi sekarang untuk dimintai keterangan karena rekaman CCTV yang diperlihatkan oleh Sam barusan. Saya kesini bersama dengan ibu dan anak saya yang berusia 1 tahun. Saya sudah menyampaikan semua yang saya tahu. Saya izin pamit. " Tia membungkuk lagi lalu berjalan pelan ke belakang. Arin juga segera menyusulnya meninggalkan Sam yang berbicara sebentar pada para wartawan untuk menutup sesi pertanyaan tersebut.

" Tia..tunggu.." Arin meraih lengan Tia cepat.

" Ada apa lagi Arin? Sepertinya tidak ada lagi hal yang perlu kita bicarakan lagi. " Tia menepis tangan Arin cepat.

Arin mengigit bibir bawahnya, " Keadaanmu baik-baik saja? Kamu kurus sekali. " Air mata Arin mengalir tanpa bisa ditahan lagi. " Apa Tein menyiksamu dengan sangat keras? " Tanya Arin menghapus air matanya berulang kali. Meskipun Tia menggunakan kemeja lengan panjang, Arin bisa melihat ada ruam kebiruan yang sedikit terlihat di pergelangannya karena kancing lengan yang tidak terpasang.

Tia menahan air matanya, " Aku baik-baik saja. Ini hanya efek diet. Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku sudah bercerai dengan Tein. "

Seorang ibu yang sedang menggendong bayi berjalan pelan kearah Tia. " Aku harus pergi. Anakku perlu makan siang. " Tia membungkuk sedikit. Tapi sebelum berjalan semakin jauh ia membalikkan badannya menghadap Arin, " Aku minta maaf atas semuanya. Aku tidak memintamu untuk memaafkanku tapi jangan terlalu membenciku. " Kata Tia yang akhirnya tidak bisa menahan tangisannya. Arin berjalan cepat kearah Tia dan memeluknya.

" Mana mungkin aku bisa membencimu. Kamu teman pertamaku disini. Selama ini bahkan aku selalu berpikir tentangmu. Takut kamu masih membenciku. " Isak Arin.

" Maaf aku sudah menimbulkan masalah untukmu. " Tia membalas pelukan Arin dan menangis lebih deras. Hingga akhirnya mereka bertukar kontak dan berpisah dengan senyuman.

" Hubungi aku jika kamu butuh teman bercerita. " Kata Arin memeluk Tia sebentar. Tia mengangguk, " Kamu juga. Aku pulang dulu. Harin perlu makan siang. " Tia melambaikan tangannya begitu juga dengan ibunya.

" Syukurlah eonni ini semu berakhir. " Ujar Sohee memberi sebotol air pada Arin. " Acara pers mendadak tadi pun sudah ditutup dengan baik oleh Sam Sajangnim. "

Senyum Arin memudar, " Bagaimana dengan acaranya? Aku lupa. Di kepalaku tadi hanya berpikir untuk meminta penjelasan Tia. " Arin menepuk jidatnya.

Sohee sedikit ragu untuk berbicara, " Sebenarnya, eonni.. "

Arin menyipitkan matanya curiga, " Ada apa? Apa ada yang salah tadi? " Tanya Arin.

" CEO itu memberitakan satu hal yang akan menciptakan masalah baru. " Sohee mengetuk kedua jari telunjuknya.

" Apa yang dia katakan? " Tanya Arin lagi.  Sohee sedikit kesusahan untuk memberitahukan hal ini. Hingga sebuah suara menghilangkan rasa keingintahuan Arin.

" Aku mengatakan pada pada wartawan bahwa kita berkencan. " Ujar Sam yang berjalan menghampiri Arin.

" Waaaeee???!! " Teriak Arin tanpa sadar. " Kenapa kau mengatakan hal yang tidak benar? " Geram Arin.

Sam mengedikkan bahunya, " Jika ingatanmu tidak hilang itu artinya kamu bisa berpikir, kita tidak pernah mengucapakan perpisahan setelah memilih kembali bersama di rumah hantu itu. " Ujar Sam santai.


Kiss To The Money(REVISI) Where stories live. Discover now