iv

22.7K 1.6K 104
                                    

🎶 Charlie XCX - SuperLove 🎶

Jumpsuit sabrina sepanjang paha dipadukan dengan boots kulit warna coklat, kalung berbandul berlian model hati juga sling bag yang tidak terlalu besar. Sempurna, satu kata yang bisa menggambarkan Sakura Haruno saat ini.

Wanita cantik itu sudah siap meluncur untuk pergi ke salah satu pub malam tempat dia dan teman-temannya berkumpul. Menyambar kunci Camry putih kesayangannya, Sakura segera melesat keluar meninggalkan apartemen tempat ia tinggal.

Jalanan kota Tokyo yang agak padat setiap malam minggu tiba, para muda-mudi sibuk menghabiskan malam mereka bersama kekasih di luar rumah entah untuk makan malam bersama atau berjalan-jalan di pusat perbelanjaan.

Sungguh sesuatu yang romantis bagi kebanyakan orang, namun tidak untuk Sakura yang sudah sangat terbiasa dengan kesendiriannya selama beberapa tahun terakhir. Sakura biasa menghabiskan waktu liburnya untuk bersenang-senang seorang diri, entah itu pergi ke luar kota bersama Ayah Ibunya, travelling ke luar negeri sendirian, shopping menghabiskan uang untuk membeli barang-barang yang dia mau.

Seperti itu merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi Sakura, dia bisa bebas kemana dia mau tanpa harus peduli pulang ke apartemen, dia bisa kesana kemari tanpa perlu memberikan laporan setiap menitnya pada seseorang yang mungkin menunggunya, dia bisa menghamburkan uangnya sesuka dia tanpa perlu memikirkan tentang tagihan sekolah anak atau dana sumbangan sekolah.

Bibir tipis wanita itu bersiul dengan senyum lebar penuh kebebasan terpatri jelas di wajahnya. "Oke Sakura, jangan mendatangkan sesuatu yang membuatmu terkekang," gumamnya seorang diri.

Sampai di pub tempat dia bertemu dengan teman-temannya wanita itu segera melesat masuk ke dalam pub setelah berhasil menemukan tempat parkir untuk mobilnya. Suara dentuman musik dan kerlap-kerlip lampu segera menyambutnya kala ia memasuki pub.

Sakura menyeringai memandangi kegaduhan yang ada di hadapannya, sesuatu yang membuatnya merasa semakin bebas. Ya, bebas. Bebas dari berbagai macam tekanan manusia yang memaksanya untuk segera miliki seorang kekasih.

"Cih, persetan dengan pacar, teman kencan atau suami. Aku tak butuh semua itu jika semua itu pada akhirnya akan merengut kebebasanku," gumamnya pada diri sendiri.

Seperti biasa, dia akan segera duduk di salah satu bangku bar memesan beberapa gelas alkohol dan mengobrol ringan dengan bar tender tampan bernama Kabuto.

"Kau terlihat bahagia sekali malam ini, Sakura," ucap Kabuto menyambut Sakura yang baru saja menjatuhkan bokongnya di salah satu kursi.

Wanita itu mengangkat bahunya. "Bukankah setiap malam aku selalu terlihat bahagia?" jawab Sakura sambil menegak satu gelas martini yang diberikan Kabuto padanya. "Kau belum melihat Konan?"

Bartender itu menggeleng. "Mungkin sebentar lagi dia akan datang," jawabnya.

"Aku disini. Kau merindukanku, eh?"

Baik Sakura maupun Kabuto keduanya menoleh ke arah sumber suara wanita berasal. Itu dia, wanita cantik dengan surai ungu berdiri di belakang punggung Sakura.

Sakura tersenyum dan memeluk Konan singkat. Keduanya duduk di kursi bar sedang Kabuto menyiapkan minuman kesukaan keduanya.

"Kau sendirian? Mana pacarmu?" Tanya Sakura sekedar berbasa-basi.

"Hidan akan menyusul nanti. Bersama seseorang yang mungkin bisa cocok denganmu—"

"Oh Tuhan jangan lagi, Konan!" Tolak Sakura cepat ketika mengerti kemana arah pembicaraan Konan.

SINGLEWhere stories live. Discover now