Part 4 | Welcome To the Hell

9.6K 647 9
                                    

Semuanya berjalan begitu cepat setelah kesepakatan itu terjadi dengan Rhea yang terpaksa menerimanya, Arche mau pernikahan itu dilaksanakan satu minggu setelahnya, belum sempat mencerna semua hal yang terjadi dalam hidupnya, Rhea kembali di hadapkan pada kenyataan pahit jika ayahnya harus dirawat di rumah sakit jiwa karena mengalami depresi berat setelah Arche mencabut tuntutannya.

"Ayah kenapa kau seperti ini? Aku tidak yakin kau yang membunuh Zenita, jika kau tidak sembuh aku tidak akan tahu fakta apa yang terjadi sebenarnya," Rhea memandang sendu ayahnya yang baru keluar dari sel tahanan, ia mendekat dan hendak meraih tangan renta itu, namun saat itu juga Smith mendorong kasar Rhea hingga Rhea tersentak ke belakang dan menatap Smith yang menatap nyalang ke arahnya.

Rhea ikut mengantar ayahnya menuju rumah sakit yang akan menjadi tempat tinggal Smith untuk sementara hingga pria tua itu dinyatakan sembuh, ia melihat ruang rawat Smith yang hanya ala kadarnya membuatnya lagi-lagi meneteskan air mata.

Seseorang menepuk bahu Rhea membuat wanita itu menoleh dan ia mendapati pria yang memiliki tinggi sekitar seratus delapan puluh cm berdiri di hadapannya dengan senyum yang begitu menawan, rupa adonis begitu terpancar dari wajahnya, wajah yang melebihi tampan, pria itu seolah menerima titisan ketampanan Dewa Yunani, membuat Rhea tersihir untuk sesaat hingga suara yang begitu merdu mengalun di telinganya, membuat Rhea semakin terkesima bukan hanya wajahnya yang rupawan suaranya juga merupakan suara merdu dari surga.

"Nona Rheana Rosalind?"

"Ya. saya sendiri," Rhea berusaha menormalkan suaranya yang terasa bergetar menatap sosok di hadapannya.

"Saya Sean Rodney, dokter yang akan menangani ayah anda," ujar pria itu memperkenalkan, Rhea mengangguk dan mengikuti langkah Sean yang memintanya ke ruangannya untuk membicarakan tentang keadaan ayahnya.

***

Rhea baru saja akan memasuki kafenya setelah tadi mendengar penjelasan Sean tentang ayahnya, Sean mengatakan jika kondisi Smith masih bisa ditangani karena sejauh ini Smith tidak menunjukkan reaksi yang berlebihan seperti membanting barang-barang di sekitarnya, tidak merugikan orang lain maupun diri sendiri, membuat Rhea bisa bernapas lega sejenak, ia juga meminta kepada Sean jika mungkin Smith akan mengamuk dengan membahayakan orang-orang di rumah sakit sebisa mungkin jangan sampai Smith berada di ruang isolasi yang akan semakin menyiksa ayahnya itu.

Sibuk dengan segala pemikiran tentang ayahnya, Rhea bahkan tidak menyadari jika tubuhnya menabrak tubuh tinggi dan kokoh di depannya, hidungnya menabrak dada seseorang yang langsung menguarkan feromon memabukkan pada inderanya, membuatnya terbuai begitu mencium wangi yang seakan menghipnotisnya, hingga otaknya dengan cepat memerintahkan untuk melihat siapa gerangan orang yang ia tabrak karena kecerobohannya, kepalanya mendongak dan melihat tatapan tajam dari pria yang akan memberikan warna kelam dalam hidupnya.

Sesaat matanya tersesat dalam manik obsidian milik pria itu, netranya terus menatap wajah Arche yang tanpa ekspresi, namun Rhea baru menyadari jika Arche merupakan pria yang memiliki ketampanan di atas rata-rata, pria itu juga seperti Sean yang memiliki titisan wajah Dewa. Namun bagi Rhea, Arche memiliki hal lain di wajahnya yang membuat setiap mata akan tersesat dalam lingkaran tak berujung hingga yang bisa dilakukan setiap perempuan adalah memuja wajah Dewa itu. Ya, semuanya berada di mata pria itu yang menyesatkan, menyesatkan akal saat menatap manik dan wajah Dewa milik Arche sehingga banyak perempuan yang rela memberikan segalanya untuk mendapatkan Arche.

"Puas mengagumi wajahku, Nona?" suara Arche yang berat dan dingin menyentak Rhea dari fantasinya terhadap wajah Arche. Wanita itu gelagapan dan menunduk takut, menarik napasnya kencang hingga terdengar di telinga Arche, setiap mendengar suara pria itu rasanya semua tulang-tulangnya luruh membuatnya tak bisa berpijak, kemarin Rhea tidak memperhatikan wajah Arche secara mendetail karena ia sibuk mendengarkan tawaran yang lebih seperti tawaran kematian untuknya.

Growing Pains (Completed)Where stories live. Discover now