TIGA : KABAR GEMBIRA

37.1K 3.5K 145
                                    

Seperti biasa. Bella dan Galih pergi bersama menuju sekolah mereka. Suasana hening pun menjadi pilihan mereka. Karena dua orang itu memang tidak terlalu suka berbicara.

Tapi kali ini Galih mulai mengambil tindakan. Dia berdehem sebentar lalu menoleh pada Bella. Cewek itu masih memandangi pemandangan di luar jendela.

"Bella."

"Hmm."

Galih mulai memberhentikan mobilnya secara perlahan karena tengah berada di lampu merah. "Kayaknya mulai besok aku nggak bisa anter jemput kamu lagi deh."

"Kenapa?" Bella mulai menoleh. Sebenarnya dia tidak masalah jika Galih tidak bisa mengantar-jemputnya. Tapi dia perlu tau apa yang membuat Galih tidak ingin mengantarnya lagi.

"Tugas aku udah mulai padet juga. Vira udah minta semua pengurus Osis harus bareng-bareng ngurus proposal buat Ulang Tahun sekolah. Memang sih itu bukan bagian aku. Tapi Vira minta saran dari kami-kami."

Dia masih mendengar tanpa menyela. Galih memang salah satu Anggota Osis dan Vira adalah Ketua Osisnya. Tentu saja Galih akan menurut pada atasannya.

"Jadi?"

Galih mengedikkan bahunya, "kamu minta anter Papa kamu gitu atau siapalah."

Bella hanya bisa diam. Galih memiliki kewajiban yang harus dia lakukan. Bukan hak Bella untuk menahannya, karena dia tau jika menahan Galih sama saja dia egois. Lagi pula siapa dirinya yang berani memerintah Galih? Bella juga tau diri dengan hubungan mereka yang hanya dimulai dari keterpaksaan.




💐💐💐



Bella berjalan keluar dari parkiran menuju kelasnya. Kalau orang pacaran bakal saling antar mengantar menuju kelas, tapi bagi Bella dan Galih nggak ada kata seperti itu. Mereka bakal bertemu dan berpisah ya di parkiran dan menuju kelas masing-masing.

Bella menuju kelas 2 IPS 2 dan Galih menuju ruang Osis karena ada keperluan sebentar.

"Eh ada Sayangku."

Suara itu lagi, batin Nadia kesal. Pagi-pagi sudah di hadiahi seperti ini. Cewek itu menoleh ke kanan dan mendapati Revan sedang berjalan di dekatnya. Revan tersenyum manis pada Bella. Seakan sudah terbiasa memberikan senyum itu padanya. Padahal mereka baru bertemu dua kali dan Revan seperti sudah sangat mengenalnya.

Bella melengos kesal. Sial sekali pagi-pagi bertemu cowok semacam Revan.

"Dih di panggil suami tuh liat." Katanya sambil berpura-pura kesal.

"Siapa sih lo?" Telak Bella kesal

Revan menyengir, dikatai seperti itu bukannya tersinggung tapi malah bahagia. "Kalo belum kenal, kenapa nggak mo kenalan?"

Kesal karena Revan tidak mau mengerti ucapannya, Bella melengos dan tidak mau menatap wajah cowok itu lagi.

"Bella." Rengek Revan sambil menghentakkan kakinya manja. Dia mngerucutkan bibirnya kesal. Dia paling tidak suka ada yang mengabaikannya. Diabaikan memang menyakitkan, apalagi diabaikan oleh gebetan sendiri. Rasanya seperti tertusuk garpu!

"Apa sih?!" Bentak cewek itu marah. Bella memang cewek yang sensitif. Saking sensitifnya, dia tidak suka ada yang berlaku manja padanya. Rasanya geli gitu.

"Revan ngomong tuh di dengerin kek." Sungut Revan.

"Jijik!"

Rasanya jantung Revan seperti tertusuk ujung garpu, sakit yang menimbulkan bekas, walaupun bekasnya nggak lama tapi tetap saja sakit. "Kok Bella ngomongnya gitu?" Lirihnya.

Melihat wajah Revan yang sedikit kecewa membuat Bella jadi merasa bersalah. Dia juga nggak sepenuhnya menyalahkan diri sendiri, memangnya siapa yang sok kenal duluan?

"Lo mau ngomong apa? Cepetan!"

Revan tersenyum pada Bella. Sementara Bella sudah risih dengan orang-orang yang menatap mereka dengan pandangan tidak suka. Revan kan idola cewek-cewek Sma Sriwijaya. Saking sukanya dengan Revan, sampai banyak yang menyatakan cinta padanya. Wajar sih kalau Bella mendapat tatapan tidak suka karena kebanyakan dari cewek-cewek yang berseliweran disana selalu mendapat penolakan dari Revan.

"Aku ada kabar gembira." Ucapnya bangga.

Alis Bella terangkat dan mulai tertarik. "Apa?"

"Untuk kita semua."

Bella mendecak, "iya apa?!"



Revan mulai menaikkan nadanya, "Kulit manggis, kini ada ekstraknya Mastin hadir, dan rawat tubuh kita. Jadikan hari ini hari Mastin. Tampil bersinar, membuatku bahagia. Badan sehat, rahasia Mastin herbal. Rahasia alam dari Indonesia.  Penuh pesona, pesona Mastin. Mastin...gooood."

Mendengar Revan bernyanyi membuat Bella diam dengan tatapan intimidasi pada cowok itu. Entah kenapa dia selalu saja emosi jika berada di depan Revan padahal cowok itu tidak bermaksud jahat padanya.

"Nyesel ya gue dengerin lo." Ketusnya sambil berlalu. Hal itu membuat cewek-cewek di sekitar mereka terkejut oleh perkataan Bella. Meski Revan ganteng bukan berarti Bella harus suka padanya kan?

Revan terdiam sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Wajah bingung saja dia tetap terlihat ganteng, apalagi sedang fokus. Revan memang selalu benar dimata cewek-cewek di sekitarnya.

Cold Girl Meet Cute BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang