Addicted

55 3 18
                                    

Kali ini, author bakal ngepost cerita yang pernah sekali author denger sekilas... tentang sepasang kakak adek (yg pastinya cowo)
.
Klo ada yg ngerasa prnah baca yg alurnya mirip cerita ini, ga paham, atau suka ama ceritanya, silakan corat coret kolom komentar.. ^-^
.
Dan jangan lupa, tags untuk cerita gw ini adl tentang BL (soft). Buat yang ngga suka n merasa homophobic harap minggat dengan tenang :v
.
Selamat membaca...

--( makhluk yang paling mirip monster... justru adalah manusia )--

,-,

Cuaca siang itu begitu terik. Di kursi teras depan sebuah rumah beraksen barat yang kuat, dua orang pemuda duduk. Saling berhadapan, dengan meja berbahan jati yang cukup besar, memisahkan jarak di antara mereka.

"Kau mau kan, melakukannya untukku?"

Salahsatu di antara mereka, yang berkaus putih dengan lengan digulung, berkata dengan nada memohon. Kedua tangannya di tangkupkan di depan wajahnya yang manis.

Sosok di depannya, yang berkacamata, berkaus hitam, dengan postur tubuh yang lebih atletis dan gelap, memilih menunduk. Tangannya terkepal menopang kepalanya. Menimbang-nimbang.

"Nathan, kau tahu... kurasa... aku tak mau melakukannya lagi." Sosok bernama Seno itu menjawab dengan terbata.

"Tapi kumohooon! Sekali inii saja! Aku sudah terlanjur menelponnya untuk meet up di alun-alun. Kau sendiri sudah lama tidak bertemu dengan dia, kan? Kau ingin melakukan itu, kan?" Bujuk Nathan lagi.

"Tapi dia temanmu!" Seru Seno tertahan. Mulai menunjukkan gurat-gurat emosi. "Mengapa aku harus ikut denganmu? Aku sudah memutuskan untuk berhenti!"

"Toloong! Aku janji deh, aku janji kalau ini yang terakhir kalinya. Please? Untukku?" Mohon Nathan dengan ekspresi memelas. Geraham Seno beradu. Ia sudah bertekad untuk tak lagi melakukan itu. Ia ingin hidup dengan damai untuk seterusnya; menikahi wanita, memiliki anak, bekerja demi keluarganya, untuk kemudian mati bahagia.

Namun orang di hadapannya ini juga penting baginya. Sangat penting. Sosok yang tak pernah sekalipun ia buat menangis ataupun kecewa. Ya, Nathan adalah dunianya, satu-satunya orang yang bisa memahami dan mencintainya sepenuh hati. Satu-satunya yang hadir untuknya, menyambutnya dengan senyuman, ketika ia menyadari kalau dunia berkeinginan menghapus eksistensi jati dirinya.

Nathan hadir untuknya di saat yang tepat... Membantunya menerima dan melengkapi kekurangannya. Kelemahan yang ia miliki, yang sebelumnya menjadi sumber kegamangannya dalam menjalani hidup, dijadikan semangat membara untuk bersama-sama menghadapi takdir.

Untuk itu Seno membulatkan tekad.

Terakhir... gumamnya sambil menahan hati yang terasa perih tiba-tiba tanpa sebab.

Ini yang terakhir kalinya...

Untuk Nathan...

"Gimana? Jadi, yaa?" Di hadapannya, Nathan tak henti memohon.

Seno kemudian mengangkat kepala, yang disambut ekspresi Nathan yang -sok- sungguh-sungguh, menanti jawaban. Mau tak mau Seno menghela napas berat dan berkata dengan nada datar. Mata hitam pekatnya menyorotkan kata pasrah.

"Baiklah... ini yang terakhir kali, kan? Berjanjilah padaku."

Seketika ekspresi Nathan yang bermata cokelat besar itu menjadi berbinar-binar. Dengan penuh semangat ia menyahut gembira. "Baik! Aku janji! Ini yang terakhir! Cihuuy, kita berangkaaat!!" Serunya sambil melompat, berlari menuju avanza biru metaliknya. Bernyanyi dan memainkan kunci mobil dengan riang.

Chegaste ao fim dos capítulos publicados.

⏰ Última atualização: May 22, 2017 ⏰

Adiciona esta história à tua Biblioteca para receberes notificações de novos capítulos!

DARKNESS side of the QUOTESOnde as histórias ganham vida. Descobre agora