Chapter Fourteen : Troublemaker

8.9K 789 101
                                    

Abigail's POV

Setelah Zayn menghiburku, ia pergi ke kelasnya. Rupanya ia ada kelas sehabis ini. Begitu pula aku, aku ada kelas Visual Art. Terima kasih, Zayn!

"Students, listen up," ucap Mr. Spencer berusaha untuk mengheningkan kelas kami. Kelas Visual Art. Suasana pun jadi agak tenang.

"Minggu depan kita akan study tour selama seminggu," ujar Mr. Spencer. Suasana kembali riuh dan senang. Mood ku membaik karena mendengar berita ini. What a goood information, Mister Spencer!

"Yay Demi! Kita jalan-jalan!" Ucapku senang.

"Iya! Aku sudah lama tak refreshing! Aku senang sekali!" Ucap Demi tak kalah semangat. Ari dan Tori yang mendengar kabar ini dari kelas drama Sikowitz diseberang sana pun pasti tidak kalah senangnya.

"Ke mana ya kita?" Tanyaku antusias.

"Kita akan pergi mengunjungi Bali, Indonesia. Oh ya, bukan kalian saja, tetapi, bersama kelas 11 juga" ucap Mr. Spencer. Aku dan Demi makin berteriak senang.

"Yay! Zayn, Liam, Niall, Harry ikut!" seruku.

"Nialler ikut yeaay!" ucap Demi sambil menari-nari.

"Kau enak sekali!" gerutuku.

"Kau kan ada Taylor," ledeknya padaku.

"Enak saja kau!" Kataku lalu menoyor kepalanya. Ia tertawa ngakak.

"Tenang girl, Zayn ada kan," ucapnya lagi. Aku tersenyum manis. Ah, Zayn. Lalu Mr. Spencer melanjutkan kelasnya yang menyenangkan, menurutku.

***


Aku menyusuri koridor dengan skateboard sendirian. Karena kebetulan Tori dan Ari ada project sementara Demi, sama Nialler lah. Ugh, kenapa aku sendiri melulu ya?

Aku membelokkan skateboardku ke kanan agar aku bisa masuk ke lapangan basket indoor sekolahku dan berlatih. And guess what I see?

.

.

.

Taylor berciuman dengan Austin.

.

.

.

Eh salah, maksudnya dia berciuman dengan Azkavyandra. Teman sekelasnya. How dare he? Dia membuatku kelihatan bodoh dan murah. What the fuck?

"Well well well. Apa yang kau lakukan Tuan Lautner si penguasa kerajaan jahanam?" Ucapku sarkas sambil mengitari mereka berdua dengan skateboard.

"Kissing. As you see Ms. Tomlinson yang pemarah!" balasnya sarkas tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Then why the fuck you beg me untuk menjalankan hubungan tanpa cinta denganmu Mr. Lautner yang bodoh?" Ucapku tidak kalah sarkasnya.

"Aku menciumnya karena kau tidak mengizinkanku menciummu, bodoh," ucapnya datar.

"Kalau kau cinta padaku, seharusnya kau berusaha mendapatkan hatiku bukannya mencari pelarian, bodoh!" Ucapku dingin.

"Aku tampan dan aku akan mendapatkan segalanya, bodoh!" bentaknya.

"Kau bodoh dan playboy!" Ujarku dingin lalu meninggalkannya. Aku keluar dan ngebut dengan skateboard-ku.

Aku merasa sakit,

aku merasa bodoh,

Aku merasa dicampakkan,

Lucky ⇨ malik.Where stories live. Discover now