Bab 20

693 55 3
                                    

Langit menjadi gelap, sinar mentari tertutup oleh awan-awan hitam, sehingga terlihat begitu menakutkan, Daniel sedang berada di ruang rapat kerajaan Saint. Daniel, Wulan, Izana, Fira, Dinda, Kioku, Aegil, Fardi, Rian, Septian, Nada, dan Ivana sedang merapatkan tentang segel kegelapan yang sudah sepenuhnya terlepas, serta kemunculan Zani yang berubah drastis.

"Jadi, segel telah terbuka sepenuhnya, pasukan kegelapan pasti akan sangat kuat, apa yang harus kita lakukan?" tanya Wulan memulai pembicaraan.

"Kita harus bisa menyegel kembali kegelapan," Jawab Ivana yakin.

"Kau benar, tapi ada satu masalah besar disini," ucap Izana tajam.

"Apa itu, Yang Mulia?" tanya Fira bingung.

"Zani," jawab Daniel santai sambil membalikkan badannya dari jendela, dan berjalan mendekat ke meja rapat.

"Benar, selama Yang Mulia Zani masih berada di tangan mereka, kita tidak akan bisa melakukan itu," jelas Izana.

"Memangnya kenapa? Bukankah dengan kita menyegel kekuatan kegelapan kembali, Yang Mulia Zani bisa kembali ke bentuknya semula?" tanya Fira, dan membuat semua orang di sana menjadi murung.

"Tidak, segel kekuatan kegelapan sudah sepenuhnya lepas, kita membutuhkan Zani untuk menekan kekuatan kegelapan, agar aku bisa menyegelnya, jika tidak, maka Zani lah yang akan hancur," jelas Daniel tajam sambil duduk di kursi dengan santai.

"Apa?!" Semua orang di sana langsung memandang Daniel dengan terkejut, karena memang mereka tidak tahu sedetail itu.

"Jadi, maksud papa, mama bisa mati jika kita menyegel kekuatan kegelapan tanpa menekannya?" tanya Dinda khawatir.

"Benar, karena secara tidak langsung, kita telah membunuh Zani, apa kalian tidak ingat yang ia katakannya, jika dia adalah 'sang kegelapan itu sendiri'," jelas Daniel tajam, dan berhasil membuat semua orang di sana terkejut. "Jadi satu-satunya cara adalah kita menyerang pasukan kegelapan, dan mengambil Zani dari tangan Ichsan," lanjutnya tajam.

"Anda benar, baiklah, kita akan menyerang pasukan kegelapan, dan mengambil Yang Mulia Zani dari mereka, sehingga kita bisa menyegel kegelapan kembali," ucap Izana lalu berdiri dan memberikan keputusan akhir. "Septian, siapkan prajurit, kita akan bertempur melawan pasukan kegelapan," perintahnya kepada Septian.

"Baik, Yang Mulia," ucap Septian lalu berdiri, dan memberi hormat lalu berjalan meninggalkan ruang rapat.

Daniel mulai berdiri. "Aegil, Kioku, Dinda, Fira, kita akan menyerang pasukan kegelapan, bersiaplah," perintah Daniel. "Kireina, Wulan, Fardi, Rian, sebagai ksatria pelindung Zani, lakukan apa yang harus kalian lakukan, kita akan membawa Zani kembali," lanjutnya tajam.

"Baik," ucap kedepalan orang itu secara serempak lalu berjalan meninggalkan Izana dan Daniel.

Saat Izana akan meninggalkan ruangan, Daniel mencegahnya. "Izana, aku ingin berbicara kepadamu," ucap Daniel tajam.

"Baik, Yang Mulia," balas Izana lalu mereka berjalan mendekat jendela.

"Izana, jika aku tidak bisa kembali bersama kalian, entah apa yang terjadi, aku ingin kau dan Wulan menjaga keluargaku, dan aku ingin kau melakukan upacara pengangkatan Ratu Langit untuk Dinda, aku memberikanmu izin untuk melakukan itu," ucap Daniel sambil memandang pemandangan di luar jendela.

Izana yang mendengar itu hanya bisa membulatkan matanya sempurna, ia tidak percaya dengan ucapan mantan gurunya itu. "Tidak Yang Mulia, saya tidak bisa melakukannya, sudah menjadi tradisi kerajaan Langit, jika hanya Anda lah yang boleh melakukan pengangkatan Ratu Langit untuk Yang Mulia putri Dinda," tolak Izana pelan. "Jadi saya mohon, sebagai mantan murid Anda, Anda harus kembali bersama dengan Yang Mulia Zani," lanjutnya sambil berlutut di depan Daniel.

Heaven Kingdom [END]Where stories live. Discover now