OYR// 4. Welcome

25 3 0
                                    

Part empat. Happy reading.

***

Keadaan ku mulai membaik, yah syukurlah, paling tidak aku tidak lama-lama berada di ruangan seram itu. Ibuku menjemputku, tanpa ditemani oleh siapa-siapa.

"bu,," tanyaku berhenti.

"iya nak," jawabnya singkat tapi, mengaharap aku melanjutkan aku bertanya.

"kenapa ibu menjemputku sendiri?" tanyaku, karena selama aku berada di rumah sakit ini aku tak melihat ayah dan adikku, aku tidak berharap akan kedatangan kakakku, karena dia memang sibuk dengan kuliahnya.

"kan bapak lagi di Surabaya, dan adik mu, ibu titipkan ke tetangga, bisa rewel dia nanti" iya ya, kan bapakku lagi kerja di Surabaya, dan pulangnya 1bulan sekali, dan adikku, meskipun dia udah cukup besar, ini yang membuatku lebih jengkel, karna anak kecil seumurannya memang sangat resek. Aku pulang kerumah, untuk beristirahat lagi. Karena aku tak ingin bertengkar dengan adikku untuk sementara waktu ini.

Kami berjalan dengan di gandeng oleh ibuku, dengan menggunakan taksi yang ditumpangi oleh nya tadi.

Aku didalam taksi hanya berdiam, dan aku ingin tanya masalah tadi, tapi aku tak ingin ibu menjadi sedih lagi karna ku.

Pikirku melayang kepada jadian disekolah waktu itu, kenapa nazmi nggak terlihat, padahal jika dia telah berbuat salah, dia langsung meminta maaf, dan sekarang kenapa tidak ada suaranya? Tanya ku pada diri sendiri. Akan kutanyakan itu pada temanku

****
Aku sampai dirumahku, rumah yang sekejap ramai, saat aku dan ibuku datang. Inilah enaknya hidup didesa, semuanya peduli. Rumahku hanya satu lantai, dan hanya terdapat 2 kamar. Aku tidur dengan kakakku, dan kakakku udah kuliah jadi kamar itu sepenuhnya milikku.

"mbak nin, udah pulang" teriaknya, yah aku termasuk anak yang baik hati(bukan sombong memang itu kenyataannya) semua anak kecil menyukaiku, dan menyayangiku.

"hem, iya," jawabku singkat, sambil mengelus pipinya yang tembam. Yah, kenapa disini aku dipanggil dengan 'nin'? itu nama kecilku, dan nama sayang untukku. Dan semua jadi mengikuti nya keluargaku dengan memanggilku nin. Karena lagi, kalau aku dipanggil aisyah, adik ku pun bernama aisyah, dan tetanggaku juga ada yang bernama aisyah, bisa kebayang saat kita bertiga bersama? siapa sangka kita akan menengok semuanya.

"gimana nin? wes sembuh?" tanya salah satu tetanggaku yang lain.(wes itu artinya sudah,)

"Alhandulillah, sudah" jawabku singkat dan aku langsung masuk kedalam. "permisi saya mau istirahat dulu" ibu langsung menuntunku kekamarku.

"bentar nggeh" pamitnya ibu kepada tetangga(nggeh itu artinya ya). Ibu ku masuk kekamarku.

"udah ya nin, ibu keluar kamu istirahat saja disini" suruhnya.

"iya ibu" jawabku. Ah, aku sudah merindukan mu kasur, 3hari aku dirumah sakit, yang membuatku semakin rindu kepadamu. Aku langsung merebahkan diri ku ke kasurku yang empuk.

Suasana masih sama, meskipun sudah ku tutup pintu kamar aku masih bisa mendengar ibu-ibu itu membicarakanku dan menanyakan kejadian bagaimana aku bisa begini. Bla bla bla. Sungguh mereka sangat berisik saat keadaan ku seperti ini. Tidakkah bisa mereka sedikit menjauh, atau paling tidak mereka memelankan suara mereka. Sungguh aku ingin istirahat. Arghhhh, ibuuuuu tolong bawa pergi semua orang dari depan rumahhh, dan lagi anak kecil itu, tidak bisakah dia melihat sang kakak istirahat dengan nyaman? Kenapa selalu membuat tekanan darah ku menjulang!!!! Hanya sampai di otakku, karena aku tau itu hanya semakin memperburuk keadaan ku saat ini. Jadilah aku memilih menghiraukannya.

Pikirku melayang kepada semua yang diucapkan bibah saat di rumah sakit waktu itu. Siapa dia?

Aku ingin mengetahui semuanya, siapa dia? Tapi, apakah aku yakin akan bertemu dengannya besok? Entahlah, sebaiknya aku tidur.

One Your Reason ( On Going)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora