31 - EVIL

482 21 2
                                    

Max Rebel POV

Tring... Tring... Tring...

Aku mengernyitkan dahi mendengar suara dari ponselku. Perlahan aku melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi. Siapa yang berani mengganggu tidurku di hari weekend? Bahkan James tidak akan berani mengetuk pintu kamarku di hari libur. Aku menutup telingaku dengan bantal dan berusaha kembali tidur. Tiba-tiba suara dering ponselku berhenti. Aku pun kembali melanjutkan tidurku. Tak lama kemudian,ponselku kembali berdering. Aku mulai berdecih kesal lalu mengangkatnya dengan malas.

"Halo..." Ucapku dengan nada berat. Mataku masih menutup karena mengantuk. Ini adalah nomor pribadiku tidak banyak orang yang tahu.

"Max..." Aku mengernyitkan dahi mendengar suaranya.

"Bibi Gemma?" Ucapku dengan sedikit ragu.

"Rencana kita gagal." Aku langsung membuka mataku saat mendengar perkataan bibi Gemma.

"Gagal?" Ulangku tak percaya.

"Ya! Gadis itu sekarang sudah berada di kamarnya. Dia berhasil kabur dari hotel karena Jeff menyelamatkannya." APA! Sudah kubilang Jeff akan menjadi penghalang besar. Aku sudah tahu laki-laki itu akan menyelamatkannya.

"Bagaimana bisa?" Balasku sambil memijat pelipisku sambil berusaha tenang.

"Jeff membunuh klienku dan membiarkan gadis itu kembali ke rumah." Perkataannya membuatku tertegun. Bahkan Jeff rela membunuh seseorang hanya untuk gadis gila itu?

"Jeff membantunya?" Ulangku tak percaya. Untuk apa dia bersusah payah menyelamatkan gadis itu.

"IYA! Bahkan sekarang aku harus berurusan dengan kepolisian karena ada saksi mata melihat Jeff keluar dari ruangan itu dengan bersimbah darah." FUCK! Ini semua jadi semakin serius. Ah! Kenapa semuanya jadi berantakan seperti ini!

"Dimana Jeff sekarang?" Tanyaku cepat.

"Di kantor polisi." Jawabnya.

"Sial,bibi pasti akan di jemput sebentar lagi." Balasku sambil berusaha memikirkan langkah selanjutnya.

"Hah? Kenapa aku ikut terlibat!" Ucapnya dengan nada panik.

"Karena dia pasti akan memberikan kesaksian pada malam itu." Balasku berusaha membuka matanya jika dia pasti akan menjadi tersangka juga. Apa dia tidak memikirkan hal itu?

"Bagaimana ini Max! Aku tidak ingin membusuk di penjara!" Paniknya. Ya ampun,suaranya begitu keras. Bagaimana jika Vero mendengarnya!

"Tenang... tenang... Aku akan memikirkan sesuatu. Kau tenang saja,aku akan menjamin kau aman." Balasku sambil berusaha menenangkannya. Padahal otakku sudah hampir meledak karenanya.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Tanyanya dengan nada sedikit melemah. Aku mengacak rambutku kasar berusaha terdengar tenang.

"Tenang saja,serahkan semuanya padaku." Balasku.

***

James menghentikan mobil kami di depan sebuah klinik psikiater. Dia langsung berlari keluar dengan cepat. Aku terus memainkan jemariku dengan cemas. Sesekali aku melirik jam tanganku yang terus berjalan. Sekarang sudah pukul 8 pagi. Aku tidak ingin terlambat. Aku harus cepat sebelum polisi lebih dulu ke sana. Aku mengalihkan pandanganku pada pria yang tengah berlari ke arah mobilku. Dia langsung memasuki pintu depan mobil dengan cepat.

"Ini tuan." Ucap James sambil menyodorkanku sebuah obat penenang dosis tinggi.

"Kita langsung ke rumah bibi Gemma." Balasku. James langsung melajukan mobil kami menuju rumah bibi Gemma. Beruntung rumahnya tidak terlalu jauh dari klinik. Jadi tidak akan memakan waktu lama. Aku membuka obat penenang itu lalu memasukan beberapa pil ke dalam plastik dan menyisakan setengah pil di dalam botol.

REVENGE 1 - THE DARKNESS IN THAT PRETTY FACEWhere stories live. Discover now