A

70 1 0
                                    


Sabtu 11.26 malam

Bandung

@brokenpieces

At the end, the seed that you threw and don't care about, will be the most important thing that you need.

@demonss replied to your tweet

@demonss replied to your tweet

...........

So your a girl?? Or a gay? @brokenpieces

-_____- @demonss

Lu ngerti gak w ngomong apa?

Ngarti

Kenapa gak bilang klo lo indo

takutnya lunya yg bukan

Jadi lu cwkan??

Klo ya emang kenapa?

Nama aslinya??

gak perlu tau

Klo gtu gw gk akan kasih tau nama asli gue

bodo! Pikir gue peduli

tuhkan rude lagi

biarin napa!

Kamu tuh klo jd cw harus sabaran donk.

Yang lembut

Oy

Jawab donk

ogah

Lah ituu di jawab!

Yah ilang

Balik woy

Aku kangen

najis

Yakiiinn??

Woy

Cantik

Gue gk tau bentuk muka lo tapi gue yakin lo cantik

Cantik

berisik gj

Bilang aja lo baper


Abil

Abil yang emang udak enek sama ini @demonss memutuskan untuk diam. Tapi dia tidak berhenti. Dia benar-benar sudah mengirimnya 20 komen gak jelas lewat twitter.

Gadis dengan badan ramping ini berdiri dari kasurnya. Ia ikat rambut panjang dan menggiling tangan hoodie hitamnya. Setelah memastikan muka dan giginya bersih, ia kembali mengecek teleponnya dan menemukan bahwa si @demonss ini susah mengirim 53 pesan yang sama sekali gak guna.

Abil menghempaskan diri ke kasurnya dan meraih kembali ponselnya.

berisik woy

Akhirnya lo balik

jgn berharap banyak

Wkwkwkwkwk

emang ada yg bolehin ketawa??

Gimana caranya lo tau klo gue ketawa.

-____-

Panggil gue A

Pendek amat neng

***

Riiiiinnnggggggggg!!! Riinnnggg!

Abil dan siswa-siswa lain ngacir dari kanton, lapangan, dan tempat-tempat lain di luar kelas langsung ke kelas mereka masing-masing. Kali ini Abil ditemani Sandra dan Bayu. Mereka bertiga sahabat. Tapi yang paling dekat dengan Abil sendiri adalah Bayu. Bayu yang suka iseng ini perwakannya jangkung, badannya gempal, rambutnya hitam kriting kecil, dan kulit sawo matang. Plus, jalannya bisa dibilang cukup rapih buat para cowo lain.

"Kalian ayo cepetan gurunya Bu Desi!" Keluh Bayu panik.

"Ah iyalah?!" Sandra ikutan panik

"Makanya cepet!" Bayu lari diikuti oleh kedua teman perempuannya di belakang.

"Mati, mati, mati, mati, mati, mati, mati" gumam Bayu.

"Kenapa??" Tanya Abil sembari memperlambat langkahnya.

Sandra menunjuk ke arah jendela. Bu Desi dengan tatapan tajamnya sudah berdiri di depan kelas.

"Kalian! MASUK!" Bu desi yang tiba-tiba memutar kepalanya ke arah mereka bertiga di luar jendela.

Abil yang memutuskan untuk memimpin di depan diekori oleh kedua temannya yang berjalan gemetaran ke dalam kelas. Suasananya sunyi dan hening, tipikal kelas Bu Desi.

"Kenapa kalian telat?!" Tanyanya dengan nada tinggi.

Hening

"JAWAB!" Bentaknya. Ketiganya tertegun.

"Kita ... Kita tuh ..." Sandra di potong Abil.

"Kita tadi membantu Mang Andi buang sampah daun di halaman belakang. Ya, kita kasihan liat Mang Andi yang udah tua dan harus ngurusin itu daun-daun sendirian."

"Bagus." Pujinya. "Lama-lama kalian yang saya jadiin OB di sekolah ini. MAU?!" Nadanya tinggi lagi. Mereka beritga tersentak dan seluruh kelas tertawa.

"SIAPA YANG SURUH KETAWA??!!" Teriak bu desi. Kelas hening seketika.

"Kalian bertiga DUDUK! Dan jangan telat-telat lagi! Cepat!" Bu desi mulai mengangkat penggaris panjangnya.

"Anak jaman sekarang ...." Gumamnya.

Abil dan Bayu duduk sebangku. Sementara Sandra di belakang Abil. Gilang yang berada di samping Sandra memintanya memanggil Abil.

"Shhh! Shhh!" Yang disut-sut menengok.

Abil mengangkat dagunya. Alisnya bertaut.

Sandra mengarahkan dagunya pada Gilang yang berada di sampingnya. Abil menengok ke arah Gilang yang mengolok-ngoloknya karena telat tadi. Tangannya menunjuk-nujuk, dirinya tertawa tanpa suara.

Tak lama, "GILANG ADITYA!" Gilang berhenti dan sebuah penghapus hitam mendarat di atas kepalanya. Kedua tangannya yang terlambat membuat perlawanan berada di atas kepalanya.

"KAMU JUGA! NABILLA TERSA! SUDAH TELAT, RIBUT PULA!" Teriak Bu Desi dari depan kelas. Double-chinnya terbentuk dan alisnya berkedut-kedut. Bibir lip-stick merahnya manyun dan kedua kaki gendutnya maju menghampiri 2 murid 'tersayang'nya itu. "Ngomonging apa kalian?!"

"Anu, Bu ... Gilangnya ..." Bela Abil pada dirinya sendiri.

"Kenapa Gilang? " Abil bingung menjawab pertanyaan itu.

"KALIAN BERDUA!" Kedua lengan Bu Desi mendekat ke arah kepala mereka dan jarinya meraih daun telinga masing-masing.

"Saya pingin kalian keluar, pergi ke depan tiang bendera, pegang kuping kalian masing-masing, angkat sebelah kaki kalian, tahan sampe sejam ke depan! NGERTI??!!" Nadanya pelan diawalan dan menusuk diakhir. Gilang dan Abil mengangguk.

"Cepat!" Bentak Bu Desi lagi-lagi yang membuat kedua muridya itu ngacir dan keluar kelas dengan cepat.

"T** lo!" Abil geram.

Gilang hanya tertawa. Keduanya berjalan menuju tiang. "Harusnya lo tuh bersyukur dihukum bareng gue. Yang lain itu ya, diejek sama gue aja udah bangga banget tau!"

"Bangga pala lo peang! Ogah!" Abil berlari disusul Gilang.

"Woy! Jangan ninggalin!" Gilang berlari.


BLINDED (INDO)Where stories live. Discover now