6 Part 4

3.1K 162 4
                                    

Kini Viandri sedang duduk manis di atas ranjang pasien yang selama hampir tiga minggu ia tempati. Tangannya mengambil beberapa pakaian miliknya dan juga ponselnya. Viandri membenahi semua miliknya agar tidak tertinggal disana

"Dek, mari jarum infusnya saya buka dulu" seorang suster datang dengan sekotak peralatan

Viandri memberikan tangannya pada sang suster, dengan telaten suster itu melepaskan jarum infus dan menutup lukanya dengan kapas dan plester perekat

"Adek sudah mau pulang disini jadi sepi"

"Aduh suster, saya kan juga gak mau tinggal disini lama-lama. Tapi, terimakasih banyak suster sudah menjaga saya selama saya disini"

Sang suster tersenyum. Memang banyak suster yang menyukai Viandri. Sosok ramah Viandri membuat suster menyanyanginya

"Sayang udah siap?" Tanya Davian

"Udah kak" ujar Viandri senang

Davian membawakan tas Viandri, sedangkan Viandri sibuk memeluk suster-suster yang sudah menjaganya sambil mengucapkan terimakasih

"Tidur aja kalau kamu ngantuk" ujar Davian

Viandri tersenyum. Dia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Sesekali Viandri menguap. Dia memang masih mengantuk. Lama kelamaan mata Viandri menutup. Dia tertidur pulas

Davian menepikan mobilnya sebentar. Dia melepaskan jasnya dan menyampirkan jas itu pada Viandri. Davian juga mengambil bantal kecil dari kursi belakang dan mengganjal pintu di sebelah kiri Viandri agar kepalanya tidak terbentur

"Have a nice dream sayang" ujar Davian sebelum dia mengecup singkat kening Viandri

Davian kembali melajukan mobilnya menuju rumah Viandri. Dengan keadaan jalan yang memang selalu macet, Davian tiba di rumah Viandri dua jam kemudian

Davian menengok ke samping dan Viandri masih tertidur pulas. Akhirnya Davian keluar dari mobilnya dan membuka pintu pagar rumah Viandri. Davian menggendong Viandri ke kamarnya

"Maaf ya Dav, jadi ngerepotin kamu" ujar Vio

"Gak apa. Santai aja"

Davian melihat ke arah Viandri sebentar, dia mengecup dahi Viandri dengan sayang

"Aku pulang dulu ya sayang. Cepat sembuh" bisik Davian di telinga Viandri

"Gue balik dulu. Titip salam buat tante" ujar Davian pada Violla

Violla menatap Viandri dengan senyuman. Dia membelai rambut adiknya dengan sayang

"Kamu beruntung Vi, kamu bisa dapatkan dia. Kakak menyesal meninggalkan dia dulu" ujar Violla

Dan tanpa Violla ketahui Viandri sudah setengah bangun saat itu. Viandri mendengar jelas gumaman kakaknya. selepas kepergian Violla, Viandri membuka matanya. Dia menatap ke arah pintu yang baru saja ditutup oleh Violla

"Ternyata perasaan seperti itu masih ada di hati kakak..." gumam Viandri

Viandri merebahkan badannya di kasur dan menutup matanya. Meski kini dia tidak lagi mengantuk tapi, hatinya kini berdenyut nyeri. Ada perasaan takut di dalam hati Viandri. Dia takut suatu hari nanti Davian akan menarik semua ucapannya dan kembali pada kakaknya. Dia juga takut bundanya akan kembali membencinya dan menyuruh dirinya mengalah untuk kesekian kali demi kakaknya

"Ayah..." panggil Viandri

"Via harus apa?" air mata Viandri kembali jatuh membasahi pipi dan bantalnya

Viandri meremat liontin pemberian sang ayah. Viandri terisak dalam diam. dia mau marah tapi, tak tahu kepada siapa dia harus marah. Pada kakaknya? Pada ayahnya? Pada bundanya? atau pada Davian? Entahlah, Viandri juga tidak mengerti

"Ayah jika hal seperti ini yang harus Via terima terus, lebih baik Via ikut ayah saja... Via gak sanggup lagi untuk kehilangan kebahagiaan Via" bisiknya lirih

Mata Viandri terpejam, kini dia terlelap. Sisa airmata masih tercetak jelas di pipinya.

.....

"Via udah pulang?" tanya Rianny

"sudah bun, dia ada di kamar. sedang tidur"

"Vio, jangan kamu rusak lagi kebahagiaan Via"

Violla menghentikan tangannya yang sedang memotong apel. Hatinya tertohok mendengar ucapan Rianny. Violla tersenyum singkat

"Nggak bun, Vio gak akan melakukannya lagi. Vio janji"

Rianny tersenyum mendengar penuturan Violla. Rianny masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Violla di dapur

"Maafkan Vio bun, Vio kembali mencintai Davian" bisik Violla pelan

Violla memang berjanji tapi, Violla tidak yakin dia bisa menepati janji itu. Hatinya kembali mengharapkan Davian meski kini dirinya sudah menikah dengan Souichiro. Penghianatan Souichiro membuatnya kembali mengharapkan kasih sayang dari Davian

"Maafkan kakak Viandri" lirih Violla

Karena Itu KamuWhere stories live. Discover now