7 Part 5

3.1K 155 0
                                    

Viandri berjalan keluar dari gedung kantor Davian. Kini dia mengerti kenapa Davian mengirim orang untuk menjaganya

"Nona, awas!" Ujar seorang pria

Pria itu menarik lengan Viandri sehingga Viandri tidak tertabrak oleh mobil. Viandri membulatkan matanya sempurna saat dirinya ditarik menjauh dari mobil yang hampir menabraknya

"T-te-terimakasih" ujar Viandri

"Anda tidak apa-apa nyonya?"

Viandri menggeleng. Bersamaan dengan itu mobil Davian baru saja hendak masuk ke area kantor. Davian segera turun saat matanya menangkap siluet kekasihnya bersama dengan orang kepercayaannya, Adlen.

"Vi!" Teriak Davian

"Kakak" lirih Viandri

Viandri berlari dan menubruk Davian. Dia memeluk Davian dengan tangan gemetar

"Sayang"

"Via takut kak..." Ujar Viandri

Dari suaranya saja Davian sudah tahu kekasihnya ini sedang ketakutan dan hampir menangis

"Sstt... Tenang sayang. Aku ada disini..."

"Kakak..."

"Sstt..."

Davian menggendong Viandri masuk kembali ke kantornya. Davian memberi tanda agar Adlen mengikutinya ke dalam

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Davian saat mereka sampai di ruangannya

"Apa ada yang luka?"

Viandri menggeleng

"Dia menolong Via tadi" ujar Viandri

Davian mengecup kening Viandri dan memeluk gadisnya itu dengan erat, bersyukur karna gadisnya tak terluka

"Sayang, kamu tunggu disini dulu. Jangan kemana-mana! Nanti aku balik kesini oke"

Viandri mengangguk. Davian kembali mengecup kening Viandri dan bergegas pergi dengan Adlen

....

Davian masuk kembali ke ruangannya dan kini disana sudah ada sang ibu yang duduk di dekat Viandri. Iya Sofia Revita Ratmadiatmaja. Kini beliau sedang duduk sambil memainkan ponselnya

"Kamu udah kembali?" Tanya Sofia

"Sudah mom. Kapan mom datang?"

"Baru saja. Dan Viandri sudah tidur saat mom datang. Kata pak Ujang tadi Viandri nangis. Kenapa dia nangis?"

"Jadi mom..."

Davian menceritakan semua kejadian. Sofia hanya diam mendengarkan dengan seksama apa yang putranya katakan

"Baiklah. Mom akan bilang ke papa"

"Terima kasih mom"

"Mom juga akan datang ke rumah Viandri bersama dengan papa nanti"

"Mommy mau ke rumah Viandri sama papa?"

"Iya"

"Mau ngapain?"

"Tentu saja mau melamar Viandri untuk kamu nikahi. Memangnya untuk apa lagi?"

Davian terkejut dan tersenyum setelahnya. Davian memeluk ibunya dengan erat

"Thank you so much mommy..."

"You are always welcome baby"

"My baby boy already grownin' up now" ujar Sofia

Jemari Sofia mengusap pipi putra sematawayangnya. Davian Sanjaya Ratmadiatmaja, putra yang dilahirkannya dua puluh sembilan tahun yang lalu telah tumbuh dari seorang anak yang manja dan egois menjadi orang yang bertanggung jawab.

"Mommy pulang dulu. Nanti tantemu mau datang"

Sofia beranjak dari sana

"Mommy..."

"Hm? Ada apa?"

"Hati-hati di jalan"

Sofia tersenyum dan mengangguk

"Ajak Andre ke rumah nanti. Dan Ajak Viandri juga ke rumah jika bundanya mengizinkan"

"Oke mom, nanti aku ajak mereka"

"See you"

"See you mom"

Davian duduk menatap Viandri. Merasa sedikit bersalah karna kekasihnya begitu ketakutan tadi

"Maafin aku sayang, aku bikin kamu jadi incaran mereka. Aku janji akan melindungi kamu"

Davian mengusap wajah Viandri dengan lembut. Dia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Viandri. Davian membungkus tubuh Viandri dengan jasnya, lalu menggendong gadisnya menuju loby

"Diana, suruh pak Ujang ke Loby" ujar Davian pada Diana dengan Viandri di gendongannya

"Baik pak"

Diana langsung menelfon Pak Ujang sesuai keinginan Davian. Dan bertepatan dengan pintu lift yang terbuka pak Ujang sampai di loby. Pak Ujang membukakan pintu mobil untuk tuannya

"Mm..." Viandri mengerjapkan matanya

"Sudah bangun?"

Viandri mendengar suara Davian dan merasakan adanya pergerakan pada dirinya, langsung melompat kaget. Dan seperti biasa Davian akan memegang kepala Viandri, takut-takut kepala Viandri terbentur langit-langit mobilnya

"Hati-hati" ujar Davian

"Kok kita udah di mobil?"

"Sudah sore sayang, sudah waktunya kamu pulang"

"Oh... Kakak"

"Iya? Ada apa?"

"Emm.. Gak ada apa-apa" Viandri mengurungkan niatnya berterima kasih karna dia merasa tidak enak membicarakan hal pribadi saat ada pak Ujang disana

"Sayang, tante ada di rumah gak?"

"Bunda? Via gak tahu kak"

Viandri masih menguap. Sesekali Viandri mengucek matanya dan menutupi mulutnya yang sedang menguap

"Masih ngantuk?"

"Sedikit"

Davian menarik Viandri mendekat dan meletakan kepala Viandri di dadanya

"Tidurlah, mata kamu merah karna nahanin ngantuk. Lagi pula sekarang sedang macet"

Viandri mengangguk. Dia kembali memejamkan matanya. Detak jantung dan tarikan nafas Davian seolah lagu pengantar tidur untuk Viandri. Davian sendiri mulai merasakan nafas Viandri yang berhembus teratur. Gadisnya sudah kembali tertidur

"Have a nice dream sayang"

Satu jam. Perjalanan dari kantor Davian menuju ke rumah Viandri menghabiskan waktu satu jam. Kemacetan yang luar biasa, meski Davian bersyukur juga karna kekasihnya bisa tidur lebih lama

"Sore tante" sapa Davian pada Rianny saat dia mengantarkan Viandri pulang

"Sore Davian"

"Tante, mommy minta tante dan Viandri datang ke rumah jika tante tidak keberatan"

"Untuk apa ya?"

"Hanya ada makan malam bersama keluarga saja tante. Mommy bilang mau mengundang tante"

"Aduh maaf ya Davian. Tante sudah terlanjur ada janji dengan teman tante. Begini saja, biar Viandri saja yang wakilkan tante"

"Oh ya sudah nggak apa tante"

"Maaf ya Dav, tante jadi gak enak nih sama mama kamu"

"Gak apa tante"

Karena Itu KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang