Bagian 15

149K 9.6K 480
                                    

Happy Reading 🙆 jangan lelah untuk selalu memberi vote dan komentar kalian ya ❤ karena itu sangat berarti buat aku💋

*****

Sifa membuka pintu rumahnya dengan lesu dan tak bertenaga. Dia kesal, marah, dan sedih dalam waktu bersamaan.

Perasaannya itu dikarenakan Agam benar-benar marah padanya. Bahkan pria itu tidak bicara sepatah kata pun! Ia hanya mengantar Sifa pulang, memberikan ponsel yang pernah dia sita, kemudian pergi melenggang begitu saja setelah Sifa turun.

Terus, Agam juga tidak protes saat Sifa ingin keluar dari mobil tadi. Padahal Sifa sengaja ingin mengetes Agam. Biasanya kan dia marah karena Sifa belum pamit dengan benar, misal mencium punggung tangan ataupun mencium pipinya.

Agam hanya diam!

Oh tidak. Apakah begini kalau Agam marah? Pikir Sifa, lebih enakan dia mengamuk seperti kemarin-kemarin, daripada Agam mengacuhkannya seperti patung bernyawa.

"Argh beruang madu nyebelin. Awas aja besok dia gak nemuin aku. Ku susul dia dikantornya!" sebal Sifa seraya melepaskan sepatu heels.

Sepatu ini juga hasil pemberian Agam.

Waeyo! Kenapa harus Agam terus!

Kenapa jadi kamu yang kesal sekarang, Fa? tanya Sifa dalam hatinya.

Ya iyalah. Seharusnya Agam tidak perlu cemburu kan? Cuma kasih ID Line saja, kok dia sampai semarah itu. Cemburu sih boleh, tapi ya harus masih batas wajar lah. Kalau begini kan, dia sendiri yang susah.

"Wow Miss. Zarkasyi. Long time no see!" seru Bella sambil memeluk Sifa.

"Hah ada Sifa ya?!" kali ini Leah yang menghambur ke ruang tamu.

"Sifaaaa! Kangen tauuu!"

"Si gembul!!"

Hani dan Meisya ikut menyusul ke ruang tamu. Jadilah mereka seperti teletubies yang sedang berpelukan.

"Kalian kebiasaan banget. Kalo malem tuh pintu dikunci! Nanti ada pencuri masuk gak ketauan gimana?! orang kalian semua ngerumpi dikamar!"

Keempat teman Sifa heran dengan suasana hati gadis itu. Baru pulang saja, Sifa sudah ngomel-ngomel.

"Heh? Kok kamu baru pulang udah marah-marah sih? Lagi berantem dengan Xander?" tanya Hani.

"Gak!" jawab Sifa ketus. Dia pun berjalan menuju ke dapur.

"Beb, coba ceritain kenapa?" tanya Meisya perhatian.

"Iya nih si gembul, pulang-pulang malah badmood." Leah menambahkan.

Sifa mengambil sebotol susu vanilla di dalam kulkas dan tak lupa dengan gelasnya. Ia pun menuangkan susu itu ke dalam gelas, lalu diminumnya hingga tandas.

Hani, Bella, Leah, dan Meisya ikutan duduk di meja makan, menunggu kejelasan lebih lanjut dari temannya itu. Kenapa dia baru pulang sudah marah-marah.

"Maaf ya beb. Heheh," ucap Sifa senyum-senyum. Sepertinya dia sudah agak tenang habis minum susu tadi.

"Kamu kenapa sih?" tanya Meisya sambil memegang tangan Sifa.

"Hemmm, maaf ya aku baru ceritain sekarang. Sebenarnya aku udah di lamar sama Agam. Nih buktinya."

Sifa memamerkan jarinya yang terpasang cincin berlian pemberian Agam pada sahabat-sahabatnya itu.

"WHAT?!" teriak Hani.

Bella merebut tangan Sifa dan mengeluarkan cincin itu, "Ya ampun. Ini mahal banget tau. Aku tau ini limited edition! Kemarin temenku juga incer ini."

"Jadi kapan beb tanggal pastinya nih?" tanya Meisya antusias.

Agam Xander Zarkasyi [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang