Malam semua!
Thanks for 2 beloved reader ini dengan komen yg bisa buat saya ngelirik.
@AstridShea dan @Soedep (komennya 3 kata tapi bermakna 😘)
__________________________________________
[Alert : Part ini mengandung bahasa yang kasar! Bijaklah dalam memilih bacaan]
__________________________________________"LIM!!!!"
Teriak Izarra saat membuka pintu apartemennya. Seseorang yang dipanggil seperti tidak ada didalam hunian tersebut. Tidak ada sautan, tidak ada lampu yang menyala.
"Apa dia sudah pulang? Payah"
Batang hidung Lim yang tak nampak membuat Izarra berfikir dia sudah pulang.
"Dimana Lucy? Hm, Lucy! Mommy home!"
Biasanya kucing gempal berbulu lebat itu langsung berlari mengeong dengan kencang senang pemiliknya kembali agar ia bisa bermanja-manja. Tapi tidak ada suara sama sekali.
Izarra lansung mencari ke kamar tidurnya tapi tidak menemukan apa-apa, begitu juga didapur, ruang tamu dan rumah-rumahan khusus untuk bermain lucy.
'Lim sialan, Dimana dia menyembunyikan Lucy.'
Hanya satu tempat yang belum diperiksa Izarra. Toilet.
"OH MY GOD!" Teriakan Izarra langsung membangunkan kucing yang sedang bergelung nyaman ditumpukan handuk.
Izarra mengangkat Lucy yang mengeong padanya, mengibas-ngibaskan ekor lebatnya. "Geeze! Apa yang dia lakukan padamu, oh god... kau seperti anak ayam yang disepuh warna-warni"
'Instant Hair Color-Spray' begitu tulisan yang tertera dibeberapa kotak kemasan yang sudah teronggok, Saat Izarra melihat tempat sampah disudut kamar mandinya.
Holy shit!
Izarra terus mengutuk perbuatan Lim pada kucing kesayangannya. Bulu Lucy yang berwarna putih seluruhnya berubah menjadi warna pink, hijau stabilo dan biru muda. Hanya bagian wajahnya saja yang tetap putih.
Lucy yang paham kalau Izarra menyalakan Water-heater langsung memberontak untuk kabur. "Kau harus mandi Lucy. Jangan nakal"
***
Hari ini aku tidak telat. Ya tidak telat, karena semalaman Lucy menimpa wajahku dengan tubuhnya. Mungkin sebagai balas dendam karena jadwal ia mandi seharusnya tiga hari lagi.
Yeah, Kucing sialan.
Saat aku menginjakan kaki di lobby semua orang menatapku. Dengan tatapan seperti orang melihat... Alien.
08.15
'Ada apa dengan mereka'
Aku melihat jam dipergelangan tanganku. Ini tidak terlalu pagi. Pikirku.
"WOW ARRA!!! Kau kerasukan setan apa? Tidak biasanya pagi buta seperti ini sudah datang."
Teriakan Lim disebelahku membuat kantuk yang masih menggelayuti lepas begitu saja. Teringat akan kejadian kemarin, semalam dan salah satu alasanku datang lebih awal pagi ini.
"Matamu yang buta! Kemari kau!" Ucapku berang dengan tangan menarik kemeja biru Lim dan mendorongnya kedalam lift dengan gemas.
"Easy Arra. Easy. Ini masih pagi, tak perlu buru-buru kantor masih sepi"
Mendengar ucapan Lim yang ambigu membuat darahku naik.
Gemas dengan tingkah Lim yang tidak ada habisnya. Tanganku lepas kendali, menarik kerah kemeja biru Lim dan mendorongnya kedinding lift. "Kubunuh kau Lim!!"
Lim langsung mengangkat kedua tangannya, tanda menyerah. Ia tertawa. "Hahahaha.. Kau tau? Kemarin aku menemukan kanvas diapartemenmu. Kau suka karyaku?"
"Limmm!!" Teriak ku dengan kesal. Tidak menyadari lift yang telah tertutup dan berhenti kelantai tempat pengguna selanjutnya akan menggunakannya.
"Wah, wah. Dipagi hari. Pertengkaran rumah tangga. Diperusahaanku. Triple point. Very good" Suara berat seseorang yang bertepuk tangan membuat keduanya menoleh.
Yang satu merasa dunia akan runtuh. Sedangkan, Yang satunya merasa hari ini akan membosankan.
***
[A u r i g a]
Pagi ini aku berangkat lebih dari biasanya. Vitha menerorku dari semalam, mengatakan jadwal yang ia susun berantakan karenaku kemarin dan harus kukerjakan dari pagi ini agar kedepannya tidak molor lagi.
Sadistic women.
Benar saja saat sampai diruanganku tumpukan berkas yang meminta dikerjakan terlihat dari pintu masuk.
"This gonna be long day" ucapku melihat pekerjaan yang tak terelakan.
Aku berpikir bahwa yang menyebabkan ini bukan hanya aku sendiri.
Ah, aku ada ide.
Aku membawa sebagian berkas yang ada dan keluar ruangan menuju lift. Ya, aku akan berbagi penderitaan dengan Gavin. Aku terus tertawa dalam hati, setidaknya dia bisa sedikit berguna.
Saat sampai didepan ruangannya aku segera masuk, kulihat ia sedang mengerjakan sesuatu dilaptopnya. Entah apa. Wajah serius dengan jemari yang menempel didagunya.
"Kubawakan hadiah untukmu. Sahabat tercintaku" ucapku dengan senyum bermakna diwajahku.
"Kau menggangguku. Tidak lihat aku sedang sibuk?"
"Kuberikan Cadillac-ku jika kau benar-benar berkerja." Ucapku malas.
"Kali ini aku serius" ucapnya tidak menatapku. Langsung kubalik layar laptopnya kearahku dan terlihatlah dua insan yang bercumbu didalamnya dengan posisi yang tidak karuan.
"Shit, G! Ini masih pagi." Kututup langsung benda laknat itu dan tampang Gavin seperti orang yang kebakaran janggut.
"Argh! What are you doing man! Sampai detik berapa barusan... Oh my." Gavin langsung membuka kembali layar laptopnya dengan cepat, aku hanya bisa menggelengkan kepala dengan tingkahnya.
"Pastikan dokumennya selesai sebelum sore hari, Gavin" ucapku dan meninggalkan ruangannya.
Bukannya sok suci. Tapi kebiasaan aneh Gavin yang lebih suka mengoleksi hal seperti itu menurutku useless. Lebih asik mempraktikan langsung bukan?
Aku teringat dulu pernah melempar laptopnya keluar jendela dan hal pertama yang keluar dari mulutnya adalah teriakan kata- kata 'Aku belum sempat memback-upnya sialann!'
Yang awalnya kukira dokumen penting dan ternyata setelah kusuruh orang untuk me-restore data dari hardisknya yang tersisa ada satu folder dengan nama 'Gold edition special series album' yang berisi hal ajaib.
Aku melihat tag angka lift diatas yang menunjukan lantai dasar yang berarti ada orang yang sedang menggunakan lift pribadi ini. Vitha sepertinya.
Kulihat lift karyawan disebelahnya yang hanya berjarak sepuluh lantai.
Fine. Employee lift.
Kutekan tombol lift dan beberapa saat kemudian pintu lift terbuka dengan hal menarik didalamnya.
"Wah, wah. Dipagi hari. Pertengkaran rumah tangga. Diperusahaanku. Triple point. Very good"
-Continue-

YOU ARE READING
Mr. Expert
RomanceSatu kata untuknya. MANUSIA ES BALOK CABUL!! Ralat! Maksudku adalah satu kalimat, huft. Sukanya hanya mengatur, menggoda wanita, mesum dan pemaksa! -Arra Wanita unik. Dia terlalu Polos untuk seukuran wanita dewasa. Walaupun pemarah. Tapi aku suka de...