Part - 17

2.3K 80 3
                                    

Typo bertebaran di mana - mana

Arif berjalan dengan tergesa- gesa menuju ke kantin, setelah mendapat kabar dari teman sekelasnya bahwa Viola mendapat masalah di kantin.
Setahu dia Viola tidak pernah memulai masalah jika lawannya tidak memulai duluan.

BRUKK!!!

Perempuan itu menabrak dada bidang Arif.  Mereka berdua sama- sama kaku bahkan mengucap sepatah kata mereka  tidak bisa. Mereka hanyut dengan pikiran yang mereka ciptakan sendiri, bahkan Arif pun tidak mengetahui tentang kembali nya Perempuan itu.  Keduanya saling tatap yang satu merasa terintimidasi dengan tatapan itu, Sedangkan yang satu lagi menatap penuh harap.

Perempuan itu tidak pernah berubah dimata Arif, ia masih terlihat cantik bahkan masih sama seperti dua tahun yang lalu.

Dengan cepat Elisa memutuskan kontak mata " Sorry " Elisa pergi begitu saja.

Arif tertegun dengan sikap Elisa yang berubah dulu sikap itu penuh dengan kelembutan yang selalu terpancar, tapi saat ini bahkan mengucapkan kata sapa saja perempuan itu tidak bisa. Dulu mereka pernah saling mencintai walaupun mereka saling mencintai tapi sekarang  Mereka seperti baru mengenal.

Arif sadar dari lamunannya dan langsung melanjutkan langkahnya untuk mencari Viola. Ketika Arif sudah memasuki area Kantin matanya menyengit  melihat Arvino berdekatan dengan Viola.

"Vi lo nggak kenapa-napa kan ? " tanya Arif Khawatir. ia mengira Viola bermasalah dengan Arvino. Sementara Arvino ia langsung pergi meninggalkan Arvino dan Arif.

Viola merasa aneh melihat tingkah Arif  yang tidak biasanya " lo kenapa sih  " bukannya menjawab ini malah balik nanya.

" lo nggak diapa-apain Arvino kan " Viola menggeleng sekarang ia paham kenapa Arif begitu khawatir padanya.

"gue nggak diapa-apain kok malah dia yang bela gue dari Elisa " jawab Viola dengan santai.

Arif melongo mendengar jawaban Viola. bukan karena  Arvino yang menolong Viola, tapi karena Elisa yang membuat masalah. setahu Arif, Elisa  tidak pernah berbuat masalah ia mempunyai sopan santun yang tinggi jadi tidak mungkin Elisa berbuat masalah pikir Arif.

"Kok bisa lo buat masalah sama Elisa " tuduh Arif pada Viola.
Viola tidak merasa tersinggung ia malah mengeleng melihat pancaran mata Arif yang masih belum bisa move on dari Elisa, sekarang Viola percaya bahwa cinta itu buta.

"Sebelum gue cerita sama lo mending lo traktir gue sama Dina deh, Bakso gue  sama Dina tumpah gara- gara mak lampir itu " Ucap Viola nyengir.
Dina sedari tadi tidak  berada di taman belakang sekolah jam.
Mereka lebih memilih makan di taman dari pada makan di kantin yang belum tentu dapet tempat duduk.

Sekarang mereka bertiga sudah berada di bangku taman. Viola sudah menceritakan tentang Masalah ia dan Elisa.  Dina yang mendengar itu pun terkejut tentang perubahan Elisa.
"Sekarang lo masih mau nuduh gue yang buat masalah Rif, gue tau mungkin kalian nggak akan percaya sama gue karna yang kalian kenal Elisa adalah sosok yang ramah tapi itu lah kenyataannya gue tau itu cewek nggak baik buat lo, walaupun gue liat dia cuma sekali tapi gue udah tau itu sifat dia nggak baik" jeda Viola mengambil nafas " Rif gue tau lo musuhan sama Arvino cuma gara- gara itu cewek Kan? "

Arvino heran dimana Viola tau semua tentang ia yang pernah berhubungan dengan Elisa sampai ia bermusuhan dengan mantan sahabat nya sendiri.

Seakan tau apa isi pikiran Arif " nggak usah tanya gue tau itu dari Mana. Sekarang gue selaku sebagai sepupu yang baik buat lo gue mau nggasih nasehat, gue tau sifat tuh cewek udah nggak baik. buat apa dia pacaran sama Arvino kalau dia juga Selingkuh dengan sahabat dari pacarnya sendiri karna Sejatinya  Cinta ia tidak akan pernah main - main ia akan bertahan untuk satu orang  yang menurut nya bisa membahagiakan diri nya"

"Gue disini bukan ngebelain Arvino ataupun Lo rif, gue berperilaku Adil, gue tau lo masih belum bisa move on dari tuh orang. Gue tanya sama lo apakah pernah terbesit di benak lo buat nyakin sahabat lo sendiri enggakan ? " tanya Viola pada Arif yang  hanya menggeleng.

"Tanpa lo sadari rif, lo udah membuat luka yang amat dalam dihati  Arvino, gue tau itu karna gue ngeliat dari mata Arvino.
Gue tanya sama lo, lo mau nggak baikan sama Arvino? kalau ia gue akan usahain " kata Viola.

Arif mengangguk "gue mau baikan sama dia Vi, gue mau kumpul bareng sahabat- sahabat gue kaya dulu lagi"

Viola tersenyum " gue akan usahain tapi gue nggak janji bisa ngembalin persahabatan kalian kaya dulu lagi"

"Thanks ya Vi lo udah mau nyadarin gue "ujarnya tulus.

"Sama-sama my brother  Gue saranin buat lo untuk move on rif cewek di dunia itu masih banyak yang masih lebih baik dari Elisa" ucap Viola menepuk pundak laki-laki itu.

Arif berfikir tidak salahnya kalau  ia move percuma juga ia  menunggu Elisa selama dua tahun tapi perempuan itu malah kembali ke pemilik asalnya.

         To be countinued...
     Banjarmasin 6 juni 2017
                    21.25  pm

The perfect bad boyWhere stories live. Discover now