Bagian 03

883 86 150
                                    

Malam itu hampir terasa sama saja seperti malam-malam sebelumnya. Jalanan sempit temaram dengan jejeran ruko yang telah tutup. Angin sepoi-sepoi yang terus berhembus. Sendirian. Mendengar suara anjing yang menggonggong. Dalam. Juga mengerikan. Aku baru saja menyelesaikan sebungkus kimbab dan meminum sebotol air mineral yang diberikan oleh Kyung Ra beberapa waktu lalu saat Anna mengirim sebuah pesan singkat, menyuruh untuk membeli sebuah pembalut di mini market terdekat yang kubalas dengan kata simple seperti baiklah sebelum memutar langkah untuk menuju sebuah ruko di ujung jalan.

Sebelum menginjakkan kaki di toko kecil yang memiliki cahaya lampu sangat terang, aku menyempatkan diri untuk menguncir rambut karena hoodie hitam tebal yang kukenakan mulai membuatku gerah seusai berjalan jauh. Tindakan itu seketika menarik perhatian seorang lelaki bersurai cokelat madu--Choi Yoohan, yang baru saja selesai membersihkan beberapa cup mie yang kosong di dekat pintu.

"Biar kutebak, apa kau kemari untuk melihatku bekerja?" ucap lelaki itu saat aku baru saja menapakkan kaki masuk ke dalam toko.

Aku berdecih samar dengan bibir menahan senyum sambil melewati tubuhnya yang sudah berpose keren. "Bermimpilah saat kau masih bisa," ujarku yang membuatnya terkekeh bersamaan dengan kakiku yang terhenti sejenak memandang jejeran benda kewanitaan yang berada di sebuah rak yang jauh di sudut. "Sepertinya toko ini cukup rame akhir-akhir ini. Apa sedang ada promo spesial untuk menarik perhatian orang-orang?"

Mendengarnya, Yoohan berdeham sembari berkata, "Ya, mau bagaimana lagi. Hampir dua bulan penuh toko ini tidak kedatangan pengunjung semenjak anak bungsu Pak Donghyuk mengalami koma. Untung saja aku berinisiatif melakukan promo pada barang-barang yang tidak lama lagi akan kadaluarsa. Jika tidak, mungkin toko ini akan tutup karena tidak ada pemasukan."

"Sungguh kerugian besar." Mataku langsung memerhatikan secara teliti makanan-makanan ringan yang berada tidak jauh dari jangkuanku. Ada banyak yang telah melewati tanggal kadaluarsa yang membuatku mengembuskan napas mengekspresikan perasaan yang tidak mampu kuucapkan dengan kata-kata. Benar-benar tidak ada pintu keluar kalau sudah seperti ini. Mana ada yang dengan senang hati mau memakan makanan yang mampu merusak pencernaan dalam sehari? Aku pun tentu saja akan menolak meski diberikan secara gratis.

"Terlepas dari masalah kerugian toko ini, aku jadi penasaran dengan kondisi toko kenari keluargamu yang terlihat makin rame dari hari ke hari. Apa kalian melakukan sesuatu untuk itu?" sahut Yoohan menyadarkanku untuk kembali memilah pesanan milik Anna.

"Kau memberi pertanyaan ke orang yang salah, Han. Kenapa kau tidak coba membicarakan soal itu pada Anna yang menjadi penanggung jawab toko? Kupikir kau akan mendapat jawaban yang lebih memuaskan," balasku usai membandingkan harga produk satu dengan yang lainnya sambil mencocokkannya dengan jumlah uang di dompet. Lelaki yang menjadi lawan bicaraku sedari tadi itu berkata, "Oh, sepertinya itu ide yang bagus. Aku jadi punya kesempatan untuk mendekati Anna yang selalu menolak perasaanku sejak di bangku kuliah."

Aku segera menahan diri untuk tidak tertawa, meski satu kekehan telah sempat lolos dari mulut. "Jangan terlalu optimis saat kau sudah pernah ditolak olehnya." Lalu kemudian berjalan menghampiri kasir yang mana ada Yoohan berdiri manis di baliknya. "Kupikir kau juga sudah tahu bahwa Anna sudah memiliki kekasih sejak tiga bulan lalu."

"Ah, tolong jangan ingatkan aku dengan memori memalukan tersebut," balas lelaki itu dan seketika bersiul jahil begitu melihat belanjaanku. "Sedang datang bulan, ya?" Dan aku menyahut tak minat, "Bukan aku. Anna."

"Pantas saja dia terlihat sangat sinis saat bertemu denganku pagi tadi," ujar Yoohan bergumam yang masih tertangkap olehku, dengan tangan yang cekatan memasukkan barang itu ke dalam kantung plastik sebelum berkata sambil tersenyum manis, "Semuanya tiga ribu won."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 20, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Enigma, TicWhere stories live. Discover now