=III=

9.9K 36 0
                                    

Dan akhirnya pun jam menunjukkan pukul 3 sore. Mau tidak maupun aku harus ikut pergi dengan ibuku. Aku sudah siap didepan pintu dengan badan lesu, wajah muram dan jantung yang sudah dag-dig-dug!
Bagaimana jantungku tidak dag-dig-dug! Ini hari yang sangat bersejarah bagiku. Karena hari ini, seluruh image-ku yang selalu ku jaga baik-baik kini malah akan hancur berkeping-keping.

"Dina, baik-baik yah disana." Pesan dari Ave. Dia pikir aku perempuan apa? Masa namaku diganti jadi Dina.

"Bu, jaga Dina disana, ya bu." Kini Jojo yang mulai menambahi pesan seperti aku dan ibu akan pergi jauh saja.

"Bisa diem ga sih?" Kataku sewot.

"Jangan marah-marah dong sayang." Kata ibuku.

Setelah itu kami pun berangkat menggunakan mobilku. Selama diperjalan, ibu selalu berceloteh hal-hal yang menurutku tidak penting.

Kami sampai kerumah teman ibu yang akan diadakan arisannya sekitar 45 menit perjalanan dari rumah.

Aku pun memarkirkan mobilku di dalam kawasan rumah tersebut.

Kami keluar dari mobil, dan yang kulihat membuatku tercengang. Itu semua karena ibu yang telah tega menipuku.

Sudah kuduga kalau ada yang tak beres. Begitu ku keluar dari mobil, satu tampang anak yang seumuranku atau sejenis denganku pun tidak ada. Karena sudah terlanjur datang, aku pun masuk dengan ibu kedalam rumah tersebut.

"Oh ini ya anak kamu Nala." Kata seorang wanita yang umurnya kurang lebih 40-an yang tiba-tiba datang menghampiri kami.

"Hm, namanya Dino. Meski pun harus dibohongi dulu baru mau datang. Ayo salam dulu Dino." Kata ibuku yang mengakui bahwa dia telah menipuku, mungkin dia sudah tau bahwa aku sudah sadar kalau aku ternyata telah ditipu.

Aku langsung menyalami ibu tersebut. Lalu datang seorang gadis yang cantik menghampiri ibu tersebut. Akupun langsung terpana melihat wajahnya yang manis dengan make up natural.

"Bu, aku cari ibu dimana-mana ternyata ibu disini." Itu katanya. Saat itu juga aku langsung menyimpulkan bahwa ibu yang tadi itu adalah ibunya.

"Hehe. Oh yah Tasya kenalkan ini tante Nala dan anaknya Dino. Si Dino gantengkan?" Kata ibu tersebut.

"Kenalkan tante, dan Dino. Nama saya Tasya." Katanya sambil menyalami ibu dan aku.
Sungguh gadis ini sangat sopan. Poin-nya untuk kriteria cewek idaman versi-ku semakin meningkat.

"Maya, anakmu ini loh sudah cantik, sopan lagi." Kata ibuku. Oh ternyata nama tante didepan ku ini namanya Maya.

"Kamu ini, anakmu juga ganteng kok." Balas si tante Maya.

"Yaudah arisannya udah mau dimulai." Ajak ibuku.

Satu Jam Berikut

Seorang ibu-ibu gemuk datang menghampiri kami. Yang ku tau dari pembicaraan ibuku dengan teman-temannya tadi bahwa ia adalah tuan rumah ini.

"Nala, kudengar dari mereka bahwa anaķmu ganteng bagaimana jika kita jodohkan saja dia dengan anakku. Mika sini sayang." Wah ini ibu langsung to the point.

Lalu datanglah seorang cewek yang bisa dibilang terlampau jauh tidak mendekati dari kriteria cewek yang kusuka. #Saya persilahkan bagi siapa saja untuk memperkirakan atau membayangkan bagaimana wajah cewek tersebut.

"Ahh,,, ta-tapi dia sudah punya pacar. Dan mereka sudah sangat mencintai." Jawab ibuku dengan alasan yang tidak bisa kupercaya, 'aku kan ga punya pacar'. Tampaknya ibuku juga tidak mau mempunyai menantu yang seperti itu.

"Jika baru pacaran kan masih bisa putus. Bagaimana kau maukan dijodohkan dengan anak tante?" Waduh dia ngotot banget! Pake nanya ke aku lagi.

Ku lirik ke anak tante itu, tampaknya dia malu-malu.

"Maaf tante, tapi aku sudah punya seseorang yang aku cintai." Alasanku.

"Kamu yakin tidak mau sama anak tante?"

Dengan ragu aku mengangguk karena takut jika tante ini marah. Kulihat ke ibu, tampaknya dia lega dengan apa yang kuputuskan.

"Ya sudah kalau begitu. Tante hargai keputusan kamu. Saya permisi dulu." Kata si tante gemuk. Lalu pergi.

***

Pandanganku meneliti isi rumah ini. Dan pandanganku berhenti karena menangkap sosok gadis yang telah mencuri hatiku sejam yang lalu.

Jika yang datang menghampiri kami sesaat yang lalu itu adalah ibunya, si tante Maya. Maka dalam sekejap aku akan menyetujuinya.

Eh?! Tiba-tiba si tante Maya menghampiri aku dan ibu.

"Nal, si Dewi tadi ngomong apa?" Tanya tante Maya.

"Tadi dia datang bermaksud untuk menjodohkan anaknya dengan anakku." Jawab ibuku.

"Trus, trus kamu jawab apa din?" Tanya tante Maya ke aku.

"Aku bilang ga mau." Jawabku dengan santai.

"Oh. Kalau tante jodohin sama anak tante mau?"

To be continued

My FamilyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora