Taehyung menyukai aroma Jungkook.lelaki berambut coklat itu bisa menghabiskan waktu seharian dengan mengecupi seluruh permukaan kulit halus Jungkook. Memetanya—membuat jejak basah saliva. Aroma Jungkook adalah candu-sejak pertama kali pemuda manis itu datang melamar pekerjaan sebagai juru masak di rumahnya.
Dan Jungkook—hanya orang bodoh dan tolol yang melewatkan Taehyung begitu saja. Saat pertama kali Jungkook membiarkan dirinya direngkuh oleh Taehyung—dicumbui di dapur yang jauh dari rumah utama. Jungkook tahu bahwa semuanya tidak akan lagi sama.
'a-ahh—T-tuan—'
Jungkook meringis ketika gigi Taehyung menjejaki kulit lehernya—menghisapnya dengan kentara. Sedangkan lengan Taehyung melingkari pinggangnya, erat seolah tidak membiarkan Jungkook pergi. Jungkook bisa merasakan senyum Taehyung dalam hisapannya—kemudian jejak hisapan berpindah pada kulitnya yang lain.
"jangan kecilkan suaramu—"
Taehyung beringsut mencumbu cuping telinga Jungkook, membuat pemuda manis itu bergetar. Memainkan piercing telinga Jungkook dengan sapuan lidahnya—menjubahinya dengan jejak saliva dan decakan ciuman yang mendebarkan.
"—tidak ada siapapun di rumah utama,"
Jungkook menyeringai dalam desahannya. Tentu saja, istri Taehyung tidak akan pernah kembali ke rumah utama.
Jungkook tahu, jika Taehyung dan keluarganya beberapa hari ini mencari Irene— tapi perempuan berambut ungu itu menghilang tanpa jejak. Dengan beberapa potong pakaian yang menghilang dari lemari, dan ponsel mewah yang sengaja ditinggalkan.
Menguatkan spekulasi bahwa istri Taehyung itu— minggat.
'a-akkh—hh—'
Kancing kemeja Jungkook tersingkap begitu saja—menampilkan dada putih yang dipenuhi bekas cupangan yang membiru. Telapak tangan Taehyung beralih memilin ringan pucuk dada Jungkook—menghantarkan sengatan-sengatan gairah pada pemuda yang didesaknya di meja makan itu. Taehyung tersenyum memandang Jungkook yang menggeliat kesana kemari—memekik karena rangsangan tangannya.
"tunggu sebentar sayang—
Cumbuan terlepas, Taehyung beranjak pergi dari meja makan. Meninggalkan Jungkook yang terengah—meremang karena gairah. Pemuda manis itu memutuskan menanggalkan kemejanya yang menggantung di bahunya—melepas celana kainnya. Membiarkan dirinya hanya terbungkus kain tipis pada bagian privasinya.
Taehyung kembali. Membawa sebaskom es dan Nutella. Menyeringai ke arah Jungkook yang terlihat sedikit terkejut.
Jungkook pernah diikat, dipukuli— dijejali dildo hingga tidak bisa mendesah. Atau mungkin dikangkangi Taehyung di tempat umum. Tapi bermain dengan makanan—adalah hal yang baru mereka lakukan
"kau itu manis sekali—aromamu seperti candu, Kook." Taehyung membuka wadah Nutella yang dibawanya, mengambil coklatpekat itu dengan jemarinya sebelum berakhir mengoleskannya pada bibir Jungkook.
Rasa manis dari selai coklat itu melumer ketika mereka berciuman—bertukar lidah. Taehyung benar-benar menghabisi bibir Jungkook yang menjadi favoritenya—memainkan bibir itu dengan lumatan dan jilatan-jilatan halus.
'm-mmh—hh–'
Benang saliva terlepas begitu saja ketika bibir keduanya tidak bertaut. Meninggalkan Jungkook yang terengah karena ciuman yang menyesakkan dadanya. Taehyung tersenyum—mengambil kembali selai coklatnya, mengoleskannya ke dada Jungkook yang terlihat menundang.
'a-akkh—T-tuan—j-jebal—'
Taehyung menghabisi pucuk dadanya dengan jilatan-jilatan halus, menyesapi selai yang teroles di bagian itu dengan gerakan halus. Bukan hisapan bar-bar. Jungkook meraih kepala Taehyung—menekannya secara reflek ketika ia butuh lebih banyak rangsangan. Taehyung hanya bermain-main, tidak memberikannya lumatan pada pucuk dadanya yang menegak karena rangsangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soif de Vivre!
Short StoryCover by @reepetra [Private Acak] [Hiatus] V x Jungkook. Contain (s) : Au, Kinks, Wild Imagination