➖Tailor's

28.9K 1.2K 118
                                    

Jungkook memasuki ruang kerja Taehyung tanpa permisi—menutup pintunya dan menguncinya dari dalam. Jungkook menekuni wajah Taehyungyang serius dengan lembaran-lembaran kainnya, beradu dengan suara derak mesin jahit. Taehyung mendongak, tersenyum simpul ketika mendapati Jungkook berdiri di sana.

"Tuan Jungkook—"

"—senang melihat anda kembali. Apa ada yang bisa saya kerjakan?"

Jungkook tersenyum senang, membawa langkah ringannya menuju meja kerja Taehyung yang dipenuhi potongan kain, design-design pakaian dan peralatan jahit yang berserakan.

'sudah kukatakan jangan terlalu formal, jika kita sedang berdua.'

Jungkook merengut. Mengundang tawa Taehyung. Lelaki itu berdiri, melepas kacamatanya dan menghampiri Jungkook.

"jadi apa yang harus kulakukan untuk tuan putri?"

Jungkook merona.

'aku membawa design baru,nanti sore kainnya akan dikirim kemari'

Taehyung mengamati sketsa kasar setelan yang dibawa Jungkook. Ia tersenyum, mengangguk mengiyakan. Jungkook mendesak Taehyung,memeluk lelakinya dengan erat. Menumpahkan kerinduan dalam pelukannya.

"tidak biasanya—"

Taehyungmelepas pelukkannya. Menangkup pipi Jungkook.

"—merindukanku?" godanya.

Jungkook memeluknya lagi,mencicit gemas.

'Jiahyun tidak pernah pulang akhir-akhir ini, bedebah sialan itu pasti kabur dengan pria kaya yang lain—'

Taehyung menghela nafas prihatin. Ia hanya menanggapi keluhan Jungkook dengan elusan yang menenangkan. Bukan haknya mencampuri urusan rumah tangga Jungkook—sekalipun statusnya adalah kekasih Jungkook.

Kekasih gelap.

Dimana di penghujung hari Jungkook akan berlari kepadanya, memeluknya dan ketika hari esok Jungkook akan kembali pada istrinya.

Rahasia kotor.

Jungkook itu belok. Ia lebih tertarik didominasi seorang laki-laki ketimbang menjadi dominan pada perempuan. Pernikahan perusahaan— bisa apa untuk menolak dinikahkan dengan anak pemegang saham terbesar di perusahaannya?

"jadi—"

"—aku ingin mengukur setelanmu, sekarang."

Taehyung menjilat bibirnya, menyeringai.
.
.
Jungkook merinding ketika pita meteran yang dingin mengenai kulitnya yang telanjang. Taehyung berkonstentrasi mengukur setiap lekuk tubuhnya dengan akurat—mencacatnya pada buku kecil yang selalu dibawa Taehyung kemana-mana. Jungkook menahan nafas ketika deru hangat nafas Taehyung mengenai tengkuknya-lelaki itu mengukur lebar bahunya dengan jarak yang intim.

Jungkook yang telanjang.

Dan Taehyung yang selalu mencari kesempatan menyentuh Jungkook dengan intim.

Jika hanya berdua di ruangan ini, Jungkook selalu membiarkan Taehyung mengukur tubuhnya dengan polos—tanpa pakaian mahalnya, tanpa halangan apapun. Ukuran tubuh sintal yang tersembunyi di balik kain-kain mahal itu hanya Taehyung yang mengetahuinya. Dan mereka sudah pasti berakhir dengan kegiatan panas menguras keringat.

Taehyung berjongkok, mengukur lingkar pinggulnya, mengukur seberapa panjang ukuran kain untuk membungkus kaki Jungkook.

'h-hh—taehyung–'

Jungkook mendesis ketika dinginnya pita meteran berganti dengan kecupan-kecupan halus Taehyung di sepanjang pinggulnya. Tangan Taehyung membelai halus pipi bokongnya. Selalu seperti ini—Taehyung adalah dewa seks dengan teknik yang tidak terduga. Kepuasan batin yang tidak pernah Jungkook dapatkan dari—istrinya.

Soif de Vivre!Where stories live. Discover now