6. Zhea dan Rumah Sakit

4K 188 3
                                    

Assalamualikum readers. Gimana sama ceritanya? Gaje yaa? Yaa maklum lah aku cuma penulis abal abal.

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian ya. Semua vote dan komen kalian jadi semangat aku.

Selamat membaca
****

"Abi, Zhea mana ya? Udah turun belum?" tanya umi sambil mengecek isi kulkas

"Abi belum liat Zhea turun mi. Mungkin masih dikamarnya. Anaknya kan emang betah banget kalau udah di kamar."

"Ini dah jam setengah sembilan lagi. Itu anak kenapa sih?"

Umi menghampiri ke kamar Zhea. Ada perasaan jengkel karna gara-gara Zhea jadi kesiangan pergi ke pasar. Tapi dilain sisi ada rasa khawatir Zhea di kamar tidak keluar keluar. Karna takut terjadi apa apa umi langsung membuka pintu kamar Zhea tapi nihil tidak bisa dibuka

"Zheaaa! Nak kamu di dalam? Jadi nganter umi ke pasar ga nih?" teriak umi

"Yaudah umi ke pasar sendiri ya nak. Cepat turun juga kamu belum sarapan. Semuanya ada dimeja makan."

Nihil. Tak ada jawaban dari Zhea. Karna ini sudah siang umi memilih pergi ke pasar sendiri. Sedangkan abi memilih membersikan mobilnya.

"Abi, umi ke pasar dulu ya. Zhea kayaknya tidur deh. Assalamu'alaikum" pamit umi sambil mencium punggung tangan abi.
______________________

Adzan dzuhur berkumandang dengan merdunya. Abi langsung bergegas pergi ke masjid. Umi sibuk di dapur menyiapkan makan siang.

"Oke udah selesai semua. Sholat dulu lah." gumam umi

Setelah sholat umi pergi ke kamar Zhea ia coba membuka pintunya kembali namun nihil tidak bisa dibuka juga. Ia coba mengetuk pintu juga tak ada tanggapan dari dalam sana. Rasa khawatir menyelimuti diri umi. Pikiran buruk pun mulai bermunculan. Segera ia minta tolong tetangga untuk membuka paksa pintu kamar Zhea.

Setelah terbuka betapa kagetnya melihat tubuh Zhea terkulai lemas tak berdaya di lantai yang dingin itu. Umi tidak bisa berkata apa apa. Langsung ia menghampiri Zhea menepuk nepuk pipinya

"Zheaaa bangun nak!! Kamu kenapa?"

"Bu langsung bawa ke rumah sakit saja. Mari saya bantu" tawar tetangga Zhea yang diketahui bernama Pak Zauhan.

Di dalam mobil milik pak Zauhan ada Pak Zauhan sendiri, disampingnya istrinya dan di belakang ada umi serta Zhea. Sesampainya di rumah sakit Zhea langsung masuk di ruang UGD. Umi hanya bisa menangis. Pak Zauhan mencoba menghubungi Pak Abdul abi Zhea.

"Assalamu'alaikum pak. Saya mau mengabari bahwa Zhea masuk rumah sakit pelita kasih. Dia pingsan di dalam kamar. Maaf juga saya merusak pintu kamar anak bapak karna Bu Ana khawatir keadaan Zhea di dalam."

"Waalaikumsalam. Terimakasih pak. Saya segera kesana"

________________

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

Abi langsung memeluk umi yang menangis tersedu sedu.

"Maaf pak, saya dan istri pamit dulu. Semoga lekas sembuh untuk Zhea. Assalamualaikum" pamit pak Zauhan

"Iya pak. Mari. Makasih telah membantu membawa Zhea ke rumah sakit. Waalaikumsalam"

Dokter yang menangani Zhea belum juga keluar. Umi sudah pasrah. Abi pun juga begitu. Mereka menyerahkan semuanya kepada Allah. Apapun yang akan terjadi itulah yang terbaik.

"Permisi, maaf disini ada yang keluarga nona Zhea?" tanya seorang perawat

"Saya ayahnya sus. Bagaimana keadaan anak saya?"

"Anda ditunggu dokter Mila di ruangan nya tuan. Mari saya antar kan."

"Dan ibu boleh masuk menjenguk anak ibu." lanjut perawat itu lalu menuju ke ruang dokter Mila
___________________

"Assalamualaikum. Permisi dok"

"Waalaikumsalam. Mari pak masuk" abi langsung masuk dan menutup kembali pintu ruangan dokter Mila

"Silahkan duduk pak" ujar dokter Mila sambil tersenyum

"Jadi apa yang terjadi dengan anak saya dok?" tanya abi yang begitu khawatir

"Anak bapak terkena typus dan banyak pikiran sehingga menjadikan kondisi anak bapak sangat drop. Sekarang dia kritis akan tetapi dia pasti segera melewatkan masa kritisnya." jawab dokter mila

"Untuk saat ini anak bapak saya pindahkan ke ruang intensif agar dia segera melewatkan masa kritisnya. Silahkan ke bagian administrasi untuk mengurus fasilitas yang dibutuhkan." sambungnya

"Terimakasih dokter. Kalau begitu saya pamit. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Pada saat waktu yang bersamaan umi masuk keruang intensif Zhea dirawat. Betapa rapuhnya seorang ibu melihat anaknya sakit, lemah tak berdaya.

"Assalamu'alaikum Zhea. Bangun yuk nak. Maafkan umi ya tidak bisa merawatmu dengan baik. Maafin umi Zheaa" ucap umi sambil menangis. Digegamnya erat tangan Zhea. Seakan akan dirinya memberi kekuatan untuk anak sulungnya itu.
______________________

"Assalamu'alaikum" salam abi saat memasuki ruang rawat Zhea

"Waalaikumsalam" jawab umi langsung berhambur ke pelukan abi sambi menangis sesenggukan. Reflek abi langsung mengusap punggung umi untuk menenangkan nya tiba- tiba ada yang memanggil

"Abi... Umi..." suara nya begitu lemah tapi masih bisa di dengar

Umi pun langsung menuju ke arah Zhea. Langsung dipeluk tubuh anak sulung nya itu.

"Gimana nak keadaan kamu? Ada yang sakit tidak? Umi panggilkan dokter ya? Kamu mau apa biar umi belikan?"

Zhea hanya tersenyum kearah uminya. Dia suka melihat ekspresi uminya itu saat khawatir. Sangat lucu menurutnya

"Ihh.. Ini anak uminya khawatir sama keadaan nya malah dianya senyam-senyum" gerutu umi

"Zhea gak apa apa umi. Zhea udah sehat kok. Jangan terlalu khawatir lah." jawab Zhea sekenanya.

Kemudian dokter masuk ke ruangan rawat Zhea dan memeriksa keadaan nya. Karna keadaan Zhea sudah cukup membaik Zhea dipindahkan ke ruang rawat inap.

"Umi kok pilih kamar yang VIP sih? Zhea kan kesepian. Pindah kamar aja yuk"

"Dokter menyarankan kamu masuk kamar ini nak. Keadaan kamu masih lemah dan bisa sewaktu waktu down lagi"

"Tapikan biayanya pasti mahal mi. Zhea udah gak apa apa kok."

"Gak usah mikirin Zhe. Abi aja santai kok eh kamunya malah mikir gitu. Yang penting kamu sehat dulu. Ntar kamu ketinggalan banyak pelajaran kalau kamu lama di sini. Dah sekarang makan terus minum obat ya" sahut abi

Zhea Pov

Aku merasa ngantuk setelah minum obat tadi ya mungkin memang efek samping dari obatnya. Aku pun membaca doa dan tidur.

Tiba-tiba aku mendengar suara banyak orang diruangan ini. Mataku yang sudah terpejam beberapa jam lalu kini menuntutku untuk sedikit membukanya. Melihat ada siapa saja yang memenuhi ruangan ini. Ku lihat ke arah sofa dan begitu aku melihat aku kaget siapa yang berada disana

"Kak Al.." batinku

Segera mungkin aku memejamkan mataku. Aku tak ingin melihatnya untuk saat ini. Sudah cukup sakit hati saat ini. Tiba tiba ada yang memegang tangan ku lembut kemudian berucap

"Assalamu'alaikum Zhea. Tante kesini buat jengukin kamu. Cepet sembuh ya sayang. Si Al rindu kamu loh" ucap bunda kak Al sambil terkekeh

"Zhea cepet sembuh ya. Temen-temen mu pasti kangen sama kamu." sekarang berganti suara bass yang ku dengar dan ku yakin yang mengucapkan kak Al

Aku masih menutup mataku. Aku tak mau melihatnya. Benar benar tak mau. Ucapannya tadi pagi cukup membuat ku rapuh. Dan aku mendengar suara pintu kamar di buka kemudian ruang ini menjadi sepi.

"Umi Zhea mau sholat. Bantu Zhea duduk yaa"

Aku pun segera mendirikan sholat lalu berdoa kepada sang khaliq agar ditenangkan hati ku.

Zhea Pov End

Bismillah HijrahDonde viven las historias. Descúbrelo ahora