Roommate -- 13

2.3K 368 81
                                    

🎶🎶
Naega doraogiga

Eoryeopgo himdeun geol ara

Ije deoneun sangcheobatgiga

Duryeopgo silheun geol ara

Lirik lagu pertama dari G-Dragon –Untitled mewakili isi hatinya. Lagu itu terputar di tempatnya sekarang. So Eun meraih gelas minumannya, menyeruputnya rakus. So Eun melipat tangannya, meletakkannya di meja sebagai alas untuk menopang dagunya. Jari telunjuknya bergerak di gelas itu, menulis kata maaf disertai gambar dengan bibir melengkung ke atas. Di hadapannya kursi kosong. Dia sendiri di sana. Sementara yang lain bercengkrama dengan teman-teman atau kekasih mereka. So Eun memutuskan untuk keluar dari rumah sakit dan dia berjalan tanpa arah hingga sampai tempat ini.

Mantan kekasihnya? Kim Bum? Bagaimana kisah mereka? Jangan bertanya karena So Eun sendiri sedang kalut memikirkannya. Semua orang seolah telah dia kecewakan. Perasaannya tidak karuan. Untuk makan saja rasanya dia tidak bisa menelannya. Bisa dilihat dari piringnya yang terlihat penuh dengan makanannya dengan sendok yang berisi makanan tergeletak di sampingnya.

Melewati hari yang menyedihkan ditemani senja dalam kesendirian. Terlihat menyedihkan.

Satu tahun yang lalu dia bertindak sangat bodoh. Tanpa memikirkan dampaknya. Dan sekarang dia merasakan semua. Dia tersenyum getir. Andaikan dia bisa memutar waktu kembali ke waktu itu tentu dia tidak akan melakukannya. Penyesalan memang datang terlambat. Membuat siapapun selalu merasakan kepahitannya. Bisa dikatakan sebagai pengalaman hidup yang baik. Mengajarkan kita untuk lebih berhati-hati dalam bertindak. Melakukan sebaik mungkin agar tidak tergelincir dipusaran penyesalan itu.

@@@

Kim Bum masih di tempat tidurnya. Belum beranjak dari sana. Di tatapnya langit dari jendela. Hari sudah mulai petang, dan wanita itu belum juga kembali. Mana mungkin dengan mudahnya Kim So Eun menginjakkan kakinya lagi disini.

Kim Bum tampak gusar, mengingat kembali ucapan So Eun beberapa waktu lalu. Wanita itu mengatakan akan pergi dari rumahnya. Yang dia takutkan adalah reaksi ibunya. So Eun bisa saja mengatakan semuanya, dan membuat ibunya membenci wanita itu. Mungkin itu cara satu-satunya agar wanita itu bisa keluar dari sana. Tetapi Kim Bum merasa kasihan pada So Eun. Untuk saat ini dia tidak ingin berpikir yang lain. Sekedar kasihan.

Kim Bum mengalihkan tatapannya pada penghuni lain di sana. Wanita tua tadi baru saja tidur. Untunglah. Membuat Kim Bum bisa sedikit bernafas lega. Terbebas dari petuah-petuah tidak jelas itu.

Kim Bum beranjak dari pinggir tempat tidurnya. Dia ingin buang air kecil. Selang infus membuatnya kesulitan. Oh sialan! Disaat keadaan mendesak dia harus membawa kemana-mana selang infusnya itu. Sebentar lagi. Dia harus bersabar. Setelah cairan infusnya ini habis, maka dia akan terbebas dari rasa nyeri akibat jarum yang menusuk tangannya.

Kim Bum baru masuk kembali ke kamar rawatnya. Ponselnya bergetar. Dia berjalan cepat untuk meraihnya. Dari ibunya.

“Ibu? Ada apa?”

Ada apa katamu! Kenapa tidak memberi kabar?! Kau membuatku khawatir. Kau sedang apa? Kapan pulang?” tanya ibunya tanpa jeda.

“Belum tau. Mungkin lusa. Maaf aku lupa,” jawab Kim Bum seadanya. Dia masih menyembunyikan keadaannya dari ibunya.

Jangan lama-lama. Ajak So Eun secepatnya pulang. Kaliankan memiliki tanggungan pekerjaan. Oh ya, bagaimana keadaan ibu So Eun?”

“Ibu So Eun sudah membaik. Ibu aku tutup ya, aku sedang mengantuk,” kata Kim Bum. Lalu dia pura-pura menguap.  Dan berhasil. Ibunya sudah mengakhiri sambungan.

Roommate 1 (Completed)Where stories live. Discover now