6 - Menikah??

11.7K 886 49
                                    

Cara melupakan seseorang adalah dengan cara membuka hati untuk cinta yang lain.

🌟🌟🌟🌟🌟

AUTHOR

Verrel di seret masuk ke dalam rumahnya sendiri. Dengan 4 bodyguard yang mengawalnya. Di bawa masuk ke dalam ruang tengah
Di sana Melinda sudah menunggu.

"Sekarang kalian boleh pergi!" Perintah Melinda kepada keempat bodyguardnya. Verrel mengibaskan tangannya saat terlepas dari kaitan tangan manusia berbadan besar itu.

"Maksud Mami apa sih? Kenapa Verrel sampe di seret kayak buronan gini?" Protes Verrel kesal. Melinda hanya menaikkan salah satu sudut bibirnya. Tersenyum sinis.

"Tempat yang pantas untuk kamu hanya di sini Rel. Bukan di sana!" Sahut Melinda dingin.

"Mami gak bisa seenaknya ngatur-ngatur hidup aku. Aku mau siapa itu urusanku Mi. Aku udah bisa menilai mana yang tulus cinta sama aku Mi!"

"Dengan mempertahankan wanita mandul itu? Jangan gila Rel. Mami bisa mencarikanmu pengganti yang lebih cantik dan tentunya bisa memberimu keturunan!"

Kini balik Verrel yang tersenyum sinis. "Mereka memang bisa ngasih aku anak tapi perlahan mereka akan menguras habis semua harta keluarga kita--!"

"Udahlah Rel. Nurut sama Mami. Lagian sampe 7 turunan pun harta keluarga kita gak akan habis--!"

"Mau sampai kapan kalian berdebat terus?" Sela Robby sambil melipat koran yang di bacanya. Meletakkannya di meja. Robby berdiri sambil melepas kaca matanya.

"Papi??" Pekik Verrel tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Robby tersenyum lalu merentangkan kedua tangannya. Verrel langsung mengambil langkah lebar dan memeluk Robby.

"Hey Boy. Ternyata apa yang mereka bilang benar...kamu tambah tinggi dan tampan!" Puji Robby sambil menepuk pundak Verrel.

"Ternyata Papi selalu melihat infotainment!" Cibir Verrel sambil melepaskan pelukan Robby.

"Papi sebenarnya gak begitu paham sama infotainment..hanya saja layar tv Papi selalu di penuhi wajah tampan kamu!"

Verrel tersenyum senang. Ia meninju pelan lengan Papinya. "Papi juga cakep..walaupun berkerut!" Balas Verrel sambil menaikkan alisnya.

"Hey jangan sombong anak muda. Sebentar lagi kerutan ini juga akan berpindah ke wajahmu!"

"Sudah acara reuniannya?" Sela Melinda. Robby dan Verrel menoleh ke arah Melinda yang tengah duduk santai di kursinya.

"Slowly baby...jangan terlalu keras sama anak sendiri. Dia sudah besar..biarkan dia menentukan pilihannya!" Bela Robby sambil menepuk-nepuk pundak anak semata wayangnya.

"Besok mereka sidang Pi. Mami gak mau kalau jadi bahan olok-olokan temen arisan Mami gara-gara wanita mandul itu..!"

Darah Verrel seketika mendidih mendengar istrinya di sebut wanita mandul.

"Mi tolong jangan sebut Alena seperti itu?" Sela Verrel. "Kami akan merencanakan proses bayi tabung--!"

"Itu gak menjamin sepenuhnya berhasil Rel. Resikonya juga tinggi...kondisi istrimu juga harus benar-benar siap dan fit. Fisik dan mentalnya!" Sela Robby.

Melinda tersenyum kecil mendengar suaminya sedikit membela dirinya.

"Belum di coba kenapa harus menyerah Pi?"

"Terlambat Rel.. surat cerai itu udah di proses. Besok sidang. Ingat itu!" Sela Melinda dan berdiri dari sofa lalu meninggalkan mereka berdua.

Robby hanya menggelengkan kepalanya berkali-kali melihat sikap protektif istrinya.

[SUDAH TERBIT] Dear My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang