VL [8]

16.7K 1K 44
                                    

"Aaaaarrrrgggghhhh" Mila menggeram marah. Emosi benar-benar sudah menguasai dirinya. Ia bahkan mengabaikan tatapan terluka Kevin yang sudah sangat jelas itu karena ucapannya. "Apa kamu benar-benar mengetahui apa yang aku lakukan di belakangmu?"

Tiba-tiba rasa takut kehilangan Kevin semakin kuat memeluk hatinya, namun walau begitu Mila lebih memilih berdiam diri di dalam kamar dan sama sekali tidak berniat meyakinkan Kevin kalau ia tidak melakukan hal gila di belakang Kevin.

"Maafkan aku" Gumam Mila lirih. "Maafkan aku karena sudah mengkhianati cintamu, mengkhianati janji suci kita dan..." Mila tidak sanggup melanjutkan ucapannya.

Wanita cantik itu menghela nafas berat. Ia memijat pelipisnya yang berdenyut sebelum akhirnya Mila duduk di single sofa yang ada di dalam kamarnya.

Mila terdiam dan ia merenungkan semua perlakuannya pada Kevin akhir-akhir ini. Ia tahu ia salah dan sudah sangat keterlaluan pada Kevin, tapi entah kenapa ia juga tidak bisa menahan dirinya, saat emosi menguasainya ia malah mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak ingin ia katakan. Selain itu ia juga tidak bisa begitu saja mengakhiri hubungannya dengan Richard.

Hampir satu jam Mila duduk termenung hingga akhirnya ia mendengar teriakan Sum yang memanggil Kevin dengan panik.

Tergesa Mila beranjak dari duduknya kemudian keluar dari kamar.

"DEN KEVIN DIMANA? JANGAN BUAT BIBI KHAWATIR DEN!" Mata Sum sudah memerah, sejak tadi wanita paruh baya itu mengelilingi rumah mencari keberadaan Kevin. "Ya Tuhan dimana Den Kevin?" Air mata Sum akhirnya luruh.

Mila menghampiri Sum dan menarik lengan Sum. "Ada apa, Bi? Kevin mana?" Tatapan Mila menajam pada Sum.

Namun bukannya menjawab Sum hanya diam dan menatap Mila dengan lelehan air mata yang terus membasahi pipinya.

"Astaga katakan sesuatu, Bi!! Kevin mana?" Mila sedikit membentak dan Sum pun menghela nafas dalam-dalam.

"Den... Den Kevin tidak ada Non, Bibi sudah mencarinya, tapi Bibi tidak menemukannya"

Mila langsung panik dan berlarian mencari Kevin. "Sayang kamu dimana? Jangan bercanda denganku, aku tidak suka" Tanpa lelah Mila mengelilingi rumah mewahnya dan ia memasuki setiap kamar yang ada di rumahnya untuk mencari keberadaan Kevin. "Sayang ayolah jangan seperti ini" Mila mulai kalap dan membuat Sum khawatir melihatnya.

Mila yang selalu terlihat anggun, rapi dan selalu tampil mempesona kini malah terlihat sangat berantakan dengan wajah memerah penuh air mata dan rambut yang acak-acakan karena beberapa kali Mila meremasnya dengan kesal sekaligus frustasi.

"Non Mila" Panggil Sum.

Mila menoleh dan terduduk lemas di lantai, ia menyesal sudah meliburkan Security yang khusus menjaga rumahnya hanya karena ia ingin lebih leluasa saat Richard datang untuk menjemputnya.

Andai saja ia tidak melakukan itu, sudah pasti sekarang Kevin masih ada di dalam rumah karena tentu Securitynya akan langsung menghentikan langkah Kevin dan ia juga tidak akan sekacau ini.

"Sekarang Kevin ada dimana, Bi? Kenapa dia meninggalkan rumah begitu saja?"

Sum merasa iba pada Mila, tapi ia juga merasa kecewa pada Mila karena sebelumnya ia mendengar pertengkaran Mila dengan Kevin.

"Bibi tidak tahu, Non. Tapi mungkin saja Den Kevin belum jauh perginya"

Mendengar itu Mila langsung berdiri kemudian berlari menuju gerbang rumahnya. Dan detik itu juga Mila menangis histeris karena ia tidak melihat Kevin dimanapun.

"Astaga Kevin tidak bisa melihat. Apa yang akan terjadi padanya di luar sana?!" Batin Mila menjerit pilu dan ia memaki dirinya sendiri karena tidak seharusnya ia meninggalkan Kevin setelah pertengkaran mereka.

Verräter LiebeМесто, где живут истории. Откройте их для себя