VL [33] END

38.4K 1.3K 87
                                    

Mila terbangun dari tidurnya. Kelopak matanya terbuka dan ia tidak menemukan siapapun di sampingnya. Dan sialnya detik itu juga ia merasakan tubuhnya sangat lelah, bahkan pusat tubuhnya juga terasa sakit.

Mila menghela nafas berat dan memijat pelipisnya. Ia ingat apa yang terjadi padanya.

Kini ia ada di dalam sebuah kamar, setelah sebelumnya ia dibawa paksa dari basement apartemen Prilly.

Melihat tubuh polosnya, seketika Mila merapatkan selimutnya.

Cukup lama Mila terdiam sebelum akhirnya ia beringsut turun dari tempat tidur dan berjalan dengan pelan masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah membersihkan tubuhnya. Mila memunguti pakaiannya yang tercecer di lantai lalu memakainya. Sial pusat tubuhnya masih sakit dan lehernya juga penuh dengan kissmark.

Tapi ngomong-ngomong dimana pria sialan yang sudah menikmati tubuhnya?

Menatap nanar setiap sudut kamar, Mila mengusap wajahnya lalu keluar dari kamar, lebih tepatnya kamar hotel dimana kini ia berada. Ia harus pulang.

Ya, ia harus cepat pulang. Hanya itu yang sekarang ada di benak Mila dan tidak membutuhkan waktu lama, Mila akhirnya meninggalkan kamar hotel.

Begitu berada di luar hotel, Mila lagi-lagi menghela nafas karena ternyata siang kini sudah berganti malam. Jadi sudah berapa lamakah ia berada di dalam kamar hotel?

Astaga... Pantas tubuhnya terasa sangat lelah dan pusat tubuhnya. Ah... Lupakan!

******

Hari berikutnya, Mila mengumpulkan seluruh keluarganya. Katherine yang notabene adalah orang luar pun ikut berkumpul karena Mila yang memintanya.

Prilly bahkan tidak habis pikir dengan Mila. Karena Mila tidak pernah seperti ini. Oh Tuhan, Prilly berharap Mila tidak akan menyampaikan kabar buruk.

"Sebelumnya aku minta maaf karena aku meminta kalian semua untuk berkumpul disini" Ucap Mila. Wanita cantik itu mengulum senyum manisnya.

Prilly, Max, Juan, Katherine, Rena dan Reyhan tidak sekalipun memalingkan wajahnya dari Mila. Mereka berenam fokus menatap Mila yang dimata mereka terlihat sangat mengkhawatirkan.

"Sebenarnya ada apa, Mila? Jangan membuat kami takut" Rena menatap horor Mila dan sekali lagi Mila mengulum senyum manisnya.

Jena yang duduk di samping Mila mengusap lembut puncak kepala Mila dan detik itu juga Mila meraih tangan Jena lalu menggenggamnya.

"Besok" Mila memejamkan kelopak matanya sejenak. Kemudian menatap kedua orangtuanya dan juga kedua orangtua Kevin. "Aku..." Astaga kenapa begitu sulit mengatakannya? Apalagi tatapan Elena, Mama mertuanya begitu mengintimidasinya.

"Aku apa, Mila?" Tanya Prilly tak sabaran. Terdengar kesal sekaligus gemas.

"Besok aku akan menikah dengan Richard" Lancar sekali Mila mengucapkannya membuat semua orang yang berada di ruang tengah rumah Mila dan Kevin. Shock dibuatnya. Jena bahkan langsung melepaskan genggaman tangan putrinya.

Prilly melotot horor dengan kedua tangan terkepal di atas pangkuannya, begitupun dengan yang lainnya.

"Kamu gila!!" Bentak Max. Rahang pria tampan itu mengeras. Demi Tuhan, kenapa Mila malah memutuskan untuk menikah dengan Richard disaat Kevin saja belum diketahui keberadaannya.

Verräter LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang