Chapter 1

20.8K 599 5
                                    


Rully melangkah memasuki rumah megah bak istana dengan wajah tegas dan arogan seperti biasanya yang berhasil membuat para pekerja di rumah itu hanya tertunduk patuh.

Bagaimana tidak memiliki tuan muda killer dan tempramental semacam Rully mereka harus ekstra hati-hati kalau tidak ingin di maki secara cuma-cuma. Rully berjalan memasuki rumah melewati pelayan yang menunduk sopan padanya tak hanya itu ia juga melewati meja makan yang di huni oleh para anggota keluarga lainya tanpa berniat menyapa ataupun sekedar melirik ia langsung berjalan menuju kamarnya.

"Marully," panggil seorang pria paru baya mengintrupsi Rully dari langkahnya.

"Anything?" tanya Rully dingin dan datar tanpa berniat berbalik atau setakat menatap wajah pria paru baya yang tak lain adalah ayahnya sendiri.

"Duduk dan makanlah bersama kami," bujuk pria paru baya itu lembut pada Rully.

"Aku sudah makan," jawabnya ketus dan kembali melanjutkan langkahnya sampai tiba-tiba suara wanita yang sangat ia benci masuk ke indra pendengaranya.

"Sopan lah sedikit kalau berbicara dengan Ayahmu tuan muda Danuarta," tegas seorang wanita parubaya membuat Rully sontak memutar tubuhnya menghadap wanita itu garang.

"Ada masalah dengan mu?" tantang Rully dingin dan terkesan sangat tidak bersahabat.

Wanita parubaya itu berdiri dan menatap tidak suka pada Rully. "Tentu itu urusanku, aku tidak suka cara mu bicara dengan Ayahmu," Rully tersenyum miring penuh tatapan merendahkan pada wanita yang tak lain adalah Nyonya Ratih Anya Danuarta yang tak lain adalah istri dari Ayahnya Bramantio Danuarta.

Rully tersenyum sinis. "Apa peduliku kau mau suka ataupun tidak, nyonya," jawab Rully singit membuat ruang makan itu semakin memanas.

"Dan satu lagi, itu urusanku bagaimana harus berbicara dengan bos besar ini," tunjuk Rully pada Ayahnya yang hanya menatap putranya tanpa ekspresi, ia sudah sangat tau bagaiman keras dan kasarnya ucapan yang keluar dari mulut putranya itu.

"Jangan bicara seperti itu tentang Daddy. kak," sentak seorang gadis yang selisih beberapa tahun dari Rully berdiri dari kursinya.

"Aku bukan kakakmu..!!" bentak Rully menggemah di seluru ruangan yang membuat siapa saja yang melihatnya bergidik ngeri, mata Rully berkilat marah bagaikan menyimpan banyak kebencian dan amarah yang siap ia luapkan kapan saja.

"Cukup Marully, kalau kau memang benci pada Daddy tolong jangan lampiaskan kebencianmu pada orang lain dan menyakiti hati mereka seperti yang selama ini kau lakukan," ujar pria paru baya itu menengahi.

Rully kembali menampilkan senyum miringnya. "Bahkan kalau aku membunuh mu pun kurasa belum cukup untuk melampiaskan semua dendam dan kebencianku selama ini tuan Bramantio yang terhormat," ujarnya sinis.

Bramantio terdiam merasa sangat tertohok dengan ucapan putra yang sangat ia sayangi itu, setelah meluapkan kemarahanya pada Ayahnya itu Rully dengan tidak peduli kembali melanjutkan langkah menuju kamarnya.

Itulah sifat asli Marully Paleffi Danuarta, Danuarta muda tempramental yang selalu berkata kasar, bahkan tidak perna memikirkan bagaimana perasaan orang lain saat mendengar ucapan pedas dan makiannya itu persis seperti apa yang di katakan gadis tadi, namun semua itu di akibatkan oleh penghianatan sang ayah yang membuat kasih sayang dan cinta tulusnya berubah menjadi kebencian dan rasa sakit mendalam yang sekarang sudah mendarah daging di hati dan jiwanya.

Love You Mr. Arogant(End) (Tersedia Dalam Versi Ebook)Where stories live. Discover now