Chapter 13

10.7K 360 10
                                    


Dania diam masih setia menatap pria yang sekarang malah asik menonton televisi di hadapannya, hal yang sangat langkah untuk ukuran seorang manusia arogan dan tempramen semacam Rully. Bahkan siapa saja tidak bisa membayangkannya.

Baiklah sekarang kesabaran Dania benar-benar sudah habis bagaimana tidak melihat pria yang sekarang tanpa rasa bersalah duduk santai di sofa dengan berselonjor kaki membiarkanya menunggu dengan mata yang sudah sangat berat.

"Tuan, apa anda memang tidak ingin beristirahat?" Dania kembali mengajukan pertanyaan yang sama, lagi.

"Tidak," jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandanganya dari layar televisi, seolah olah tayangan yang ia lihat sangat penting dan rugi apabila di lewatkan.

"Tapi saya ingin tidur tuan," kata Dania lebih terdengar seperti rengekkan.

"Kalau begitu tidur," balasnya cuek membuat gadis itu sangat ingin mengeraup wajahnya sekarang juga.

"Tapi saya bisa tidur kalau anda tidur tuan," ujarnya menahan kesal setengah mati.

Pria itu tampak menaikan alisnya. "Kenapa?"

"Karna itu tugas saya!!" geram Dania yang sudah sangat kesal dan lelah tapi malah terdengar seperti rengekan anak kecil pada ayahnya.

"Baiklah kalau begitu lakukan tugasmu."

Dania menatap Rully yang terlihat beberapa kali menukar siaran Televisi gondok, dengan kasar ia pun menarik sengaja bantalan sofa yang disandari Rully membuat si empunya menatapnya tidak senang.

"Apa?" tanya Dania tak berdosa dan mengambil posisi membungkuk dan membaringkan kepalanya di atas bantal yang ia letakkan di pahanya, —dan itu terlihat sangat tidak nyaman.

"Kau tidak boleh tidur disini" Rully menatap Dania dengan tatapan galaknya balas menarik bantalan sofa itu.

"Saya tidak tidur," balas Dania kembali merampas bantalan sofa itu.
"So that?"

"Saya hanya menutup mata" balas Dania gondok dan mulai menutup matanya.

Tanpa ia sadari niat awalnya yang hanya ingin menutup mata berubah menjadi kehilangan kesadaran dan malah benar-benar larut masuk ke dunia mimpi. Sedangkan Rully yang menyadari adanya keheninganpun menatap ke arah gadis yang sekarang sudah tertidur pulas dengan posisi yang masih sama.

"Apa dia benar tidur?"

Rully beberapa kali melambai-lambaikan tanganya di depan wajah Dania, memastikan bahwa gadis itu bernar-benar tertidur.

Dia benar-benar tidur
Rully menatap Dania dan berdehem beberapa saat sebelum memberanikan diri menyentuh dahi gadis itu dengan ujung telunjuknya.

"Hei...kau tidu—"Rully langsung tersentak saat kepala itu ia tekan terlalu kuat sehingga pemiliknya langsung tersadar dan menatapnya dengan mata lima watt.

"Pindah," ujarnya cuek tanpa rasa bersalah.

Dania yang masih mencoba menyadarkan tubuhnya pun berusaha beberapa kali mencerna ucapan singkat dari tuanya. Yang masuk dengan samar kedalam indra pendengaranya.

"Pindah kekamar mu," ulang Rully lagi mulai tak sabar dengan kelemotan gadis itu saat ini.

"Tapi tuan tugas saya selesai saat..—"

"Yayaya tugasmu sudah selesai," jawab Rully bangun dari duduknya berlalu melewati Dania yang masih terduduk di sana. "—Karna aku akan menutup mataku sekarang," sambungnya lagi sebelum benar-benar pergi meninggalkan gadis itu.

"Apa katanya tadi?" gumam Dania terlihat kebingungan menatap punggung Rully yang sudah menjauhinya. "Aneh sekali, kenapa tiba-tiba dia mau tidur?"


Meninggalkan Dania dengan kebingunganya terhadap perubahan sifat Danuarta muda. Disisi lain di sebuah balkon kamar sebuah apartemen yang terletak di sudut kota tampak sepasang pria dan wanita saling berpeluk mesra guna menghangatkan diri dari dinginya malam.

"Han, kapan semua ini berakhir?" tanya wanita itu menatap prianya yang terlihat sangat tampan terkena pancaran cahaya bulan yang menerangi wajah mereka.

"Ntahlah By, aku tak yakin," jawab si pria membuat wanita yang mendengarkan jawaban itu pun mulai merenggangkan pelukan mereka.

"Za aku sudah muak bersandiwara, kenapa kita tidak kawin lari saja," tampak gerutan tak senang pada wajah cantik itu.

"Aku tidak bisa melakukan hal itu by, bagaimanapun mereka keluargaku," sang pria memegang pipi si wanita berusaha untuk membujuknya.

Love You Mr. Arogant(End) (Tersedia Dalam Versi Ebook)Where stories live. Discover now