Chapter 18

10.1K 353 11
                                    

Dania duduk di meja makan dengan Rully yang sudah kembali dengan santai seperti biasa, menikmati makanan di atas meja yang tadi sempat di bawakan Bik Min istrinya Pak Man, setelah Rully melepaskan segala kekacauannya yang membuat suasa menjadi sangat canggung sekarang pria itu malah makan dengan santainya membiarkan Dania merasakan kecanggungan dan kekakuan itu sendiri.

"Tuan," panggil Dania lebih terdengar gumaman namun mampu di dengar jelas oleh Rully karna ruangan yang di selimuti keheningan.

Rully menatap Dania seolah bertanya "Ada apa?" membuat Dania merutuki kebodohanya.

Gadis bodoh, kenapa kau memanggilnya?

Dania berusaha berfikir mencari topik pembicaraan. "Sampai kapan kita di sini tuan?"

"Sampai seseorang datang menjemput," jawab Rully singkat.

"Memangnya siapa yang akan menjemput kita tuan?" tanya Dania pada Rully yang hanya diam santai menyuapi makananya.

"Tuan."

Rully menegak habis segelas air putih menyudahi aktivitas makannya sebelum mejawab pertanyaan gadis itu. "Aku menyuruh Reza untuk datang kemari menjemput kita, sekaligus membawa beberapa pakaian untukmu."

Dania terdiam beberapa saat mencerna ucapan Rully sebelum rentetan pertanyaan kembali ia ucapkan. "Kenapa anda menyuruh beliau tuan? Apa beliau tidak sibuk? Lalu kenapa anda menyuruhnya membeli pakaian saya? Dan apa dia tau berapa ukuran size yang saya pakai?"

"Bisakah aku tidak menjawab semuanya?" Rully menatap Dania jengah dengan kebawelan gadis itu.

"Tapi tuan..—"

"Pertama hanya Reza orang kepercayaanku, kedua sibuk atau tidak aku tak peduli, ketiga kalau bukan dia siapa lagi yang harus membawa pakaian gantimu? dan yang terakhir aku yakin pria itu cukup pintar untuk menerka-nerka size mu," Jelas Rully panjang lebar yang berhasil membungkam kebawelan gadis itu, sempat ada ketekejutan di wajah cantik itu namun segera Dania tutupi agar tidak membuat Rully canggung atas perubahan yang tak Rully sadari pada dirinya.

"Lalu dari mana anda mendapat pakaian itu?" Dania menatap Rully yang sekarang sudah mengenakan kaus polo berwarna putih, ya tadi pria itu sempat mengganti setelan jas lengkapnya menjadi pakaian yang lebih santai sekarang.

Rully sempat menghela nafas kasar sebelum kembali menjawab pertanyaan Dania. "Saat kemari aku selalu meninggalkan beberapa setelan di sini."

Dania kembali diam, mengangguk-ngangguk paham mendengarakan segala penjelasan yang di berikan oleh pria itu, sedangkan Rully setelah menyelesaikan kalimatnya ia pun memilih untuk beranjak.

"Anda mau kemana tuan?" tanya Dania yang sudah akan bangkit dari tempatnya.

"Aku tidak kemana-mana, kau makanlah."

--------

Rully duduk diam menatap ke arah balkon sendirian melihat langit yang berwarna jingga menandakan senja yang sudah menyapanya, sendirian ya saat ini Rully benar-benar sendirian tanpa siapapun termasuk Dania, saat ini ia butuh waktu menenangkan segala kerumitan yang terus mengahantui otaknya.

Rully benar-benar tidak tau, apa yang merasuki dirinya sehingga ia bisa percaya dengan orang asing yang hampir sebulan ini hadir dalam kehidupnya, dan untuk pertama kalinya Rully yang selalu meluapkan segala emosi serta sakit hatinya dengan menangis sendirian tanpa di ketahui siapapun, sekarang berani memperlihatkannya di depan seorang gadis asing yang mungkin saja berpihak pada musuh besarnya.

Dania menatap Rully yang hanya diam termenung, sedari tadi ia ingin menemani pria itu dan menjadi teman bicaranya atau setakat menjadi teman bertengkar seperti biasanya, namun kembali ia urungkan karna mungkin saat ini Rully benar-benar ingin sendiri.

Love You Mr. Arogant(End) (Tersedia Dalam Versi Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang