3 (He is my CEO)

168 16 5
                                    

(Hideko)

Setelah pulang ke rumah, aku pun langsung ke kamar untuk beristirahat. namun sesungguhnya aku terlalu kenyang karena ditraktir makan dari Mori san. Pria menyebalkan itu baik juga ternyata. Saat ini bisa dibilang aku sangat berharap kalau Mori san akan mencarikanku pekerjaan. Mungkin tempat ia bekerja saat ini sedang membutuhkan orang. Atau dia sengaja mencarikan karyawan untuk temannya. Ahh entahlah, ekspetasiku terlalu tinggi. Aku hanya bisa berdoa supaya angan-angan ku benar.

Mengingat Mori san, aku jadi teringat cincin ini. Apakah cincin ini milik Mori san? Kan bagian dalam cincin ini terdapat tulisan Mr. T, Takahiro? Kalau begitu aku harus mengembalikan kepadanya. Baiklah, jika kami bertemu lagi, aku akan mengembalikan cincin ini.

"Ikan koi!!"
Tiba-tiba saja aku teringat ikan koi ku. Sejak kemarin aku bahkan belum memberikan 'anak-anakku' makan.

"Astaga!!!"
Ikan koi dua hari yang lalu aku beli belum kumasukkan ke dalam kolam dan masih tergeletak di meja dapur. Lihatlah, ikannya tidak terlihat aktif.

"Anakku, maafkan ibumu ini, ya" seruku pada ikan koi baruku. Aku pun segera menuju kolam lalu langsung memasukan ke dalan kolam dan memberinya makan.

Tok tok!

Terdengar suara ketukan pintu, aku pun langsung ke depan untuk melihat siapa yang datang.

"Permisi" seru seorang pria berseragam di depan rumah

Aku pun membuka pintu
"Iya" sahutku.

"Dari tagihan listrik. Ini surat denda, karena anda telat membayar selama 1 minggu"

Ya Tuhan aku baru ingat, aku belum membayar listrik. Bagaimana ini? Aku hanya punya uang pas-pasan.

"Terima Kasih, aku akan membayarnya" jawabku sambil menerima surat tagihan

Aku pun menutup pintu dan segera pergi ke kamar.

Aku membuka lemari dan mengambil dompetku. Ku ambil lembaran uang yang tersisa di dalam dompet.

"Ini tidak akan cukup sampai Bulan depan" ucapku pada diri sendiri.

Bahkan aku juga belum membayar biaya sekolah Hideki dan tagihan air. Bagaimana dengan makan kami? Sekarang sudah tanggal 20, air pasti akan ditagih juga.

Tok tok!

Terdengar bunyi ketukan pintu lagi, apakah tagihan air?

Aku langsung menuju ke depan dan mengintip di jendela. Dugaanku benar, tagihan air sedang menantiku.

Aku langsung membuka pintu, dan seorang pria paruh baya menagih uang biaya air bulanan.
"Tagihan air bulan ini" ucap pria paruh baya itu. Dan aku langsung menerima surat itu.

Setelah pria itu pergi, aku langsung mengambil dompetku dan akan segera membayar semua tagihan yang sudah menunggu. Aku pun mendatangi sebuah kantor pelayanan dan mengurus segalanya.

---

Setelah mengurus pembayaran, aku pun langsung pulang. Kulihat jam tangan di pergelangan tanganku, waktu pun sudah menunjukkan pukul 17:00 dan waktunya Hideki pulang sekolah. Sesampainya di rumah aku langsung menyiapkan makan malam untuknya.

Kubuka kulkas untuk melihat bahan makanan apa saja yang tersedia. Untungnya masih ada beberapa bahan makanan yang sekiranya cukup untuk beberapa hari kedepan. Dan sudah kuputuskan untuk membuat sup dan omelette.

"Aku pulang" suara adik kesayanganku, berarti Hideki sudah pulang.

"Aku baru saja akan masak makan malam" seruku sambil mengiris bawang.

LOVE 24KWhere stories live. Discover now