Kenapa pegang-pegang penggaris gue?

370 25 9
                                    

Namaku Lily. Lengkapnya Lilyana Salsabila. Aku akan menceritakan sedikit tentang diriku.

Aku baru saja masuk kelas 10. Dan ternyata, masa SMA itu tidak seburuk yang aku kira. Awalnya aku mengira semua tentang SMA adalah menyeramkan. Dari pergaulannya, teman-temannya, suasananya, pelajarannya, hingga guru dan kakak kelasnya. Tapi sejauh ini, menurutku mereka semua sama saja.

Hari ini, aku akan melakukan tes untuk penjurusan. Ini akan menentukanku untuk masuk ke kelas IPA atau IPS. Kalau aku sih, lebih prefer ke IPA, gak tahu kenapa.

Setelah melewati masa MOS yang sangat menyenangkan, tibalah saatnya hari ini. Dimana akan menentukan bagaimana nanti kehidupanku di SMA selama 3 tahun kedepan.

Aku sudah menyiapkan semuanya. Mulai dari pensil, pulpen, papan jalan, penghapus, dan rautan. Pokoknya lengkap deh.

Aku mulai memanaskan motorku. Sebenarnya, aku belum boleh mengendarai motor sendiri karena belum 17 tahun, tapi apa boleh buat? Orangtua ku sibuk dan mereka tidak bisa selalu mengantar jemput, sedangkan rumahku sangat jauh dari sekolah. Dan apabila menggunakan kendaraan umum, aku pasti akan terlambat.

"Ma, pa, aku berangkat ya." Ucapku sambil mengecup pipi mereka berdua.

"Iya hati-hati sayang. Gak sarapan dulu?" Tanya mamaku yang sudah siap dengan setelan kantornya.

"Aku udah bawa roti kok."

Setelah itu, aku langsung menuju motorku dan mengendarainya menuju sekolah.

Membutuhkan lebih dari 15 menit untuk sampai sekolah. Hari ini masih terlihat wajah-wajah anak seangkatanku yang mengenakan baju batik yang sesuai dengan sekolah asal mereka. Aku pun menghampiri salah satu temanku yang sedang berdiri dipinggir lapangan.

"Hei!" Ucapku sambil memukul pundaknya pelan.

"Hai, Ly!" Balas Via sambil tersenyum padaku.

"Ini ada apaan deh?"

"Gak tahu. Katanya dikumpulin dulu dilapangan."

"Oh gitu. Udah belajar belum? Gue gak terlalu ngerti MTK lagi." Ujarku sambil memikirkan bagaimana nanti aku mengerjakan soalnya.

"Selo. Gue aja cuma buka buku iseng."

"Lo bilangnya selo nanti gataunya masuk kelas MIA 1 nih."

"Ya enggak lah. Dewa banget gue bisa masuk MIA 1."

Aku pun tertawa mendengarnya. Setelah itu aku baru menyadari satu hal, "eh nanti ruangannya itu sama kayak MOS, 'kan?"

"Iya. Tenang aja, kita bareng lagi."

Aku tersenyum puas. Pasalnya jika tidak ada Via, aku bingung akan berteman dengan siapa karena aku termasuk pendiam dan jutek jika belum mengenal seseorang.

Kami pun dikumpulkan dilapangan untuk mendapat instruksi dan informasi tentang tes yang akan dilakukan hari ini.

Setelah 30 menit, kami pun menuju ke kelas masing-masing. Aku dan Via sengaja memilih bangku dipojokan, tiga dari depan.

Beberapa menit kemudian anak-anak pun masuk, ada sebagian dari mereka yang aku kenali namun sisanya tidak.

"Disini kosong, 'kan?" Tanya seorang cowok didepanku.

Aku menengadahkan wajahku karena cowok ini terbilang tinggi, "kayaknya iya."

"Oke, gue duduk sini ya."

Ya duduk aja, kenapa harus bilang-bilang? Batinku.

Tes akan berlangsung sekitar 20 menit lagi. Kelas sangat berisik karena sebagian dari mereka sudah saling mengenal, mungkin hanya aku yang tidak mengenal siapapun disini selain Via.

[SS • 2] - PenggarisWhere stories live. Discover now