LAME&CHAOS. [7]

1K 135 7
                                    

[ I A N ' S ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ I A N ' S ]

Play the song while you read.

Aku berbaring di atas tempat tidur dengan kedua tanganku yang terlipat di belakang kepala.

Tidak yakin apa yang tengah kupikirkan saat ini, namun yang pasti banyak hal yang berkeliaran di sekeliling kepalaku dan membuatku kesulitan untuk memejamkan mata.

Setelah kejadian barusan, Alex tidak lagi menyuruhku untuk kembali ke apartmentnya dan membiarkanku tetap di sini.

Alex menempati kamarku yang merupakan kamar utama sementara kamar ini adalah kamar untuk tamu yang ukurannya lumayan dan juga apa yang ada di dalamnya lengkap.

Hal terakhir yang terjadi antara kami berdua adalah Alex yang melempariku bungkusan pembalut yang kami beli dan menyuruhku untuk membersihkan diri kemudian mengganti benda itu dengan yang baru.

Aku hampir lupa jika Alex tidak mengingatkanku, terima kasih kepada wanita itu.

Itu sudah beberapa jam berlalu sejak saat itu dan sekarang, aku tidak ingin ke kamar mandi dan juga tidak menginginkan apa pun.

Hanya saja rasa sakit di perutku masih terasa mengganggu. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk memutuskan untuk keluar dari kamar.

Aku menutup pintu dengan gerakan pelan, mengingat waktu yang sudah hampir menunjukan waktu tengah malam.

Aku menuruni tangga menuju ke ruang tengah yang luas dan langkahku terhenti saat mendapati sosok bayangan besar yang duduk di salah satu sofa panjang yang ada di ruangan itu.

"Alex?" panggilku.

Aku memanggil namanya yang entah kenapa di telingaku sendiri itu terdengar sangat berhati-hati dan kemudian aku melihat gerakan kepala Alex yang menoleh pelan.

"Kau belum tidur?" tanyaku lagi.

Aku melihat ia mengusap wajahnya pelan dengan sebelah tangan dan menarik nafas dalam. Alex membenarkan posisinya untuk menghadap ke arahku dan hanya menaikan bahunya pelan.

"Kau sendiri?"

Alex membalas bertanya kepadaku dengan suara yang terdengar rendah dan juga datar.

Aku membalas menaikan bahuku dan kemudian melanjutkan langkahku ke dapur.

Membuka kulkas dan sedikit mendesah kecewa saat mengingat Alex telah menyingkirkan semua persediaan minuman alkohol yang ada di sana sebelumnya.

Aku meraih botol minuman dingin yang tersegel sambil menambal rasa kekecewaanku.

Membuka tutupnua lalu kemudian meneguknya hingga tandas seakan aku bisa mati jika tidak meminumnya sekarang.

Aku menutup kulkas dan mendapati Alex masih duduk di tempatnya sambil memainkan ponsel yang menyala di kedua tangannya.

LAME&CHAOS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang