part II

31.2K 995 17
                                    

CLARIS memandang pilu lelaki tampan berambut pirang yang sedang terbaring dengan selang infus ditangan kirinya dan monitor yang mengontrol perkembangan kesehatan lelaki itu, ia beranjak duduk disamping ranjang dengan seprai putih yang kaku dan menggenggam tangan kanan lelaki itu.

Rasanya sulit dipercaya lelaki yang dilihatnya tampil begitu rupawan dengan senyum menawannya, lelaki romantis yang tahu bagaimana membuat wanita terpesona dan melayang dengan segala perhatian dan tingkah lakunya yang begitu memanjakan wanita. Lelaki itu seakan tahu akan kebutuhan seorang wanita dan siap memenuhinya, wanita manapun akan tersanjung dan tak berdaya dibuatnya.

Claris masih ingat dengan jelas bagaimana dulu mereka bertemu.......

Pesta itu begitu meriah dan penuh tawa, setiap tamu bersemangat satu sama lain karena kostum yang mereka kenakan. Tema pesta yang mengharuskan yang datang berpenampilan bak pangeran dan putri jaman dahulu membuat suasana terasa seperti di sebuah kerajaan abad 18, semua tamu mematuhi tema pesta dan menikmatinya termasuk Claris.

Ia sebenarnya tidak ingin hadir mengingat pesta tersebut ditujukan untuk kalangan atas, namun sang pemilik pesta adalah langganan terbaik ditoko bunganya dan sangat mengharapkan bahkan cenderung memaksa Claris untuk datang. Menghormati pelanggan yang selalu memakai jasanya, ia datang dengan memilih kostum Belle yang merupakan tokoh utama wanita dalam dongeng Beauty and The Beast.

Dongeng kanak-kanak yang menjadi satu-satunya kenangan akan orang tuanya yang sudah meninggal, cerita itu selalu dibawakan kedua orang tuanya ketika ia akan tidur dan tak lupa untuk memberikan nasehat-nasehta bijak untuknya yang berhubungan dengan cerita tersebut.

Walau tuan rumah berusaha membuatnya nyaman, tapi ia tetap merasa asing. Tak satupun yang dikenalnya dan ia sulit untuk membaur, ia kesulitan menghadapi orang asing, akhirnya ia memilih balkon rumah sebagai tempat pengasingan dan menikmati kesendiriannya.

"Boleh kutemani my belle?"

Claris menoleh ke ambang pintu balkon, seorang pangeran dalam artian harfiah maupun yang sebenarnya sedang berdiri mengawasinya. Lelaki tampan berambut pirang dengan kostum pangerannya nampak begitu mempesona.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, cantik." lelaki itu berjalan mendekat dan membuat Claris semakin menyadari betapa tampannya lelaki yang menghampirinya itu.

"Tanpa kujawabpun anda pasti akan tetap menemaniku," sahutnya tenang, "Apa sang putri tidak akan mencari anda?"

Pangeran tersenyum, "Dia sudah berada tepat didepanku sekarang."

Claris ikut tersenyum dan kembali berbalik memandangi bintang-bintang. "Jangan terlalu yakin."

Lelaki itu sudah berdiri disampingnya. "Aku sangat yakin, sudah satu jam lebih aku mengamatimu."

"Jadi kurasa anda sudah menjawab sendiri pertanyaan yang anda tanyakan tadi."

"Aku menyukaimu, belle. benar-benar menyukaimu."

Claris menoleh tak percaya menanggapi pernyataan lelaki itu, ia sudah akan menganggap itu hanya bualan semata kalau saja ia tidak bersitatap dengan sepasang mata biru yang berkilauan. Disana ada ketulusan dan kejujuran hingga Claris bisa menerima ucapan lelaki yang masih asing baginya.

"Siapakah namamu, my belle?" ia mengulurkan tangan dan Claris menyambutnya tanpa ia sadari.

"Clarissa Heart."

Lelaki itu menatapnya semakin intens, "Senang mengenalmu Clarissa Heart." bisiknya lalu mengangkat tangan Claris dan mengecup lembut punggung tangannya.



ingin lebih panjang dan lengkap, ada di versi cetak yaaa ^.^


-------------------> to next chapter ^.^

mengharapkan semua vote apalagi kalau ada postingan di komen 'n inbox, selalu sukses bikin senang 'n semangat buat terusin posting...hehehe....met baca my readers.....

(now...every chapt will dedicate to reader who's give me support)



Be With You (rewriten)Where stories live. Discover now