Bunga Kedua || Part 12

7.4K 303 2
                                    

Senja Syaqila Arsyad°°

________________________________________________________________________

" awwww sakit bik" rengekku saat Bik Temok membersihkan luka tergores di leherku akibat cincin Sean.

" dasar anak nakal. Kalo tuan tahu dia bakalan marah" keluh Bik Temok

"jangan kasih tahu Gary Bik" mohonku

" uhhhhh Nyonya, bisa tidak jangan begini, nyonya tuh terlalu baik banget, makanya diinjak-injak" keluh Bik Temok semakin kesal

aku memeluk Bik Temok yang sudah ku anggap seperti ibu keduaku.

" kebaikan selalu menang. Percayalah Bik. Aku yakin.." ujarku sambil tersenyum. Kemudian menuju ke mobil.

.............

Sean Ricardo
_____________

" Sean keparat telinga gue berdenging mendengar suara gitar loe" teriak Paul kesal. Dia tahu Sean lagi galau.

" fuck fuck fuck" umpat Sean

" mama baru" tanya Paul hati-hati

" kenapa si dia baik banget ma gue"

" maksud loe?" tanya Paul heran

" gue nyakitin dia" keluh Sean frustasi mengingat kejadian saat dia menyentakkan tubuh Sea (nama cewenya Senja. Biar inovatif panggilannya Sea. Wkwkwkw).

Flashback

" mana mungkin loe gak kasihan ma gue jangan sok jadi pahlawan deh loe" teriakku

" Mama sayang sama Sean seperti anak sendiri" jawab Sea tulus

" sayang... bullshitttttt... ngarang... loe ya. Faktanya aja kita baru kenal 5 hari, tinggal bersama 5 hari dan loe ngaku sayang ma gue kayak loe sayang ma Gary dan anak loe.Sadar ya loe bahkan belom hamil dan punya anak. Gimana loe merasa begitu. Gilaaa loe" hinaku penuh amarah dan penuh kesedihan. Aku menghina Sea namun hatiku yang sakit dan terluka. Seolah aku yang dihina. Benar aku memang patut dikasihani

"Sayang tidak mengenal waktu Sean" balas Sea lagi

"GPP Sean mengata-ngataiku begitu, aku memang bukan mama kandungmu, namun aku
benar-benar sayang padamu Sean. Jika kamu tidak sudi jadi anakku, apa aku salah menyayangimu sabagai Adikku. Salahkah Sean? " tanyanya dengan isakan.

Aku diam

" aku mohon jangan pergi Sean" mohonnya

" jangan halangi gue" seruku dan menuruni tangga

wanita itu menahan tanganku, namun aku menyentakkannya.

" tidakkah kamu bisa membedakan mana rasa kasihan mana kasih yang tulus. Apakah dengan semua tindakanku selama 5 hari ini kamu pandang sebagai rasa kasihan, apakah
Sean tidak bisa membedakannya sedikitpun. Rasa sayang, perduli, dan kasihan itu berbeda Sean. Pandang aku Sean. Katakan kamu memang tahu perlakuanku berbeda" tantang wanita itu lagi.

Mana mungkin aku menatapnya. Aku tidak akan bisa menatapnya. Bukan karena jijik. Namun aku takut, aku takut terlalu nyaman dan takut kehilangannya.

........

" Terus loe mau gimana lagi bro?" tanya Paul hati-hati

"Ntah lah gue pasrah. Gue benci selalu diperalat oleh Tiffani, gue marah sama Tuhan, kenapa sich ngasih gue ibu keparat seperti dia" kutuk Sean.

"Sabar bro" Paul agak merinding mendengar susunan kalimat Sean.

"Gue pengen Senja aja yang jadi mama gue, bukan Tiffani penyihir itu." bentak Sean meninju lengan kursi dan bergegas keluar dari studio.

BUNGA KEDUAWhere stories live. Discover now