03. Crush

2.7K 512 42
                                    

Gue mahasiswa tahun terakhir yang lagi stress stressnya nyusun skripsi. Untung dosen pembimbing gue adalah dosen wali gue juga. Makanya gue agak santai karena serasa dibimbing bapak sendiri.

Gue berjalan menuju gedung dekanat untuk ke jurusan karena hari ini gue ada janji sama dosen pembimbing gue mau bimbingan skripsi.

Saat gue sampai halaman gedung dekanat, gue melihat sosok yang amat gue kagumi sedang menuruni tangga.

Of course, my crush Kim Jonghyun.

Oh beginikah rasanya melihat malaikat turun dari surga?

Dari jauh, dia udah liat gue dan gue juga liat dia. Dia dadahin gue.

Gue terbang ke angkasa hinggg^____^

Gue dan Jonghyun satu jurusan tapi kita beda kelas.

Gue ngeceng dia dari sejak maba. Alasannya sederhana, karena hanya dengan menatapnya hati terasa tentram.

Liat Jonghyun berasa konsumsi adem sari setiap hari.



Tapi gue gak berani deketin dia sampe yang gimana banget gitu.

Gimana, gimana?

Ya, you know what i mean...

Meskipun jauh di lubuk hati gue ingin punya pacar seperti atau ya itu jadi pacar Kim Jonghyun. Siapa coba yang gak mau?

Tapi, karena dia lulusan pesantren waktu SMAnya, makanya judge orang-orang ke dia tuh ustadz. Termasuk gue.

Yaiya. Ditambah dia aktif lagi di DKM masjid fakultas bahkan universitas.

"Seenggaknya lo harus hatam Al-Quran lebih dari 2x seumur hidup lo. Atau seenggaknya hafal Juz Amma lah kalo mau sama yang macem Jonghyun." Kata Dongho suatu hari ke gue.

"Saran gue mending lo mundur." Lanjut Dongho mematahkan harapan gue.

"Kok saran lo gitu sih?" Tanya gue.

"Kalo lo hatamnya kamus cursing. Hafalnya swearing. Jauhhhhhh banget dari kandidat bidadari surganya Jonghyun." Jawab Dongho bikin gue beneran ngeluarin swearing yang gue hafal.

"Iya! Soalnya gue gaulnya sama bandit kayak elo!" Tukas gue dongho cuma haha hehe karena ngerasa.

Ya meskipun gue begajulan gini, tapi urusan pendamping hidup boleh dong gue mengharapkan yang terbaik.

Balik lagi gue yang ketemu Jonghyun di depan gedung dekanat.

Jonghyun senyum ke gue bikin gue wirid dalam hati.

"Abis bimbingan di jurusan Jong?" Tanya gue ke Jonghyun duluan. Jonghyun ngangguk.

"Lo mau bimbingan?" Tanya Jonghyun.

Gue ngangguk mengiyakan.

Iya. Bimbing aku menuju surgamu mas~

"Ada pak billy gak?" Gue menanyakan keberadaan dosen pembimbing gue ke Jonghyun.

"Tadi sih gue liat belum ada. Lo udah hubungin beliau?" Tanya Jonghyun.

"Udah. Katanya dia dateng jam 1 ke jurusan." Jawab gue.

"Ya ini kan baru setengah 1. Santai aja. Jurusan juga lagi rame tuh."

"Oh iya ada apa emang?" Tanya gue penasaran.

"Banyak maba pada pkrs." Jawab Jonghyun singkat gue mangut mangut.

Kemudian setelah itu Jonghyun pamit balik duluan dan berlalu.

Sudah.

Segitu saja komunikasi gue dengan orang yang gue kagumi selama 4 tahun terakhir ini.

Sangat general. Gak pernah ada spesial-spesialnya. Huhuhu

Sebenernya, Jonghyun juga bukan tipe yang "tidak boleh dekat-dekat jika bukan muhrim." Dia fine kok deket ngobrol sama cewek. Tapi guenya kadang suka kikuk kalo ngobrol sama Jonghyun, gak biasa.

Obrolannya beda.

Yaiya gue sehari-hari ngobrolnya sama bandit bertato macam dongho, songong amat ngecengnya ahli surga macam Jonghyun.

Setelah ditinggal Jonghyun (elaaah) gue kembali melanjutkan perjalanan menuju ruangan jurusan yang ada di lantai 3 gedung ini untuk menunggu dospem.

Dan bener aja, baru gue selesai naik tangga, gue sudah melihat ruang jurusan sangat heboh dengan mahasiswa baru.

Gue berjalan di antara mahasiswa baru yang sedang menunggu dosen walinya sambil duduk lesehan di lantai depan ruangan jurusan.

Beberapa ada yang nyapa gue basa basi dan gue bales sapaannya gak kalah basi.

Ketika gue masuk ke ruangan, ternyata semua kursi tunggu di dalem ruangan penuh sama maba juga.

Halah. Gue nunggu pak Billy dimana ini?

Baru gue mau balik kanan keluar ruangan, tapi kemudian gue menangkap sepasang mata mengarah pada gue komplit dengan senyuman itu.

Senyum neraka itu.

Gue menghela nafas panjang.

Brondong(hyun); Kim Donghyun[AU] ✔Where stories live. Discover now