Chapter 10

4.6K 69 6
                                    

Chapter 10

Caca menangis saat mendengar ucapan Joe. Bagaimana mungkin Rei bisa membohonginya kalau selama ini Rei bahkan tidak pernah berbuat sesuatu yang mengecewakannya? Setelah dia mengetahui kebohongan Rei pada dirinya, Caca langsung pulang ke rumahnya dan tidak lagi meneruskan pelajarannya hari itu di sekolah. Bagaimana bisa ia tahan untuk belajar di sekolah jika saat ini yang Caca inginkan hanya menangis? Apa yang ia harus lakukan saat bertemu dengan Rei? Apa yang akan ia katakan pada Rei? Caca benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Satu hal yang ingin ia lakukan. Caca hanya ingin menumpahkan isi hatinya pada sahabatnya. Tania. Tapi sayang, Tania masih ada di sekolah dan hanya mengetahui Caca pulang karena tidak enak badan. Yang ada di hadapannya saat ini adalah seorang Joe yang mengantarnya ke rumah dan menenangkan dirinya.

“Kenapa sih Rei oppa tega bohongin aku, Joe?” ucap Caca di sela-sela tangisnya.

“Udah, Ca udah.. mungkin Rei belum siap untuk ngasih tahu kamu tentang masa lalunya.” Jawab Joe sambil menenangkan Caca yang masih menangis dari tadi.

“Aku gatau harus ngomong apa ke Rei oppa nanti. Aku..aku harus ngapain, Joe?” Ucap Caca lagi dengan keadaan seperti orang sedang kacau.

“Kamu harus ngomong yang sebenarnya sama Rei, Ca kalo kamu ahu yang sebenarnya. Kamu juga harus ngomong kalo kamu gak suka dibohongin seperti ini.” Jawab Joe yang untuk pertama kalinya berbicara seperti orang yang bijaksana.

“Thank you banget, Joe. Aku gak tau kalo gak ada kamu aku pasti bakal tampak seperti orang bodoh dan aku pasti masih akan ada di sekolah lalu sembunyi di toilet dan gatau harus gimana.” Ucap Caca berterimakasih pada Joe sambil memeluk Joe.

“Sama-sama, Ca.” Jawab Joe sambil membalas pelukan Caca. “Btw, Ca. Kita ganti topik aja. Kita lupain dulu soal Rei.” Tiba-tiba ada semburat rona merah di kedua pipi Joe. “Gue.. baru aja nembak Tania kemarin malam dan gue udah resmi jadian sama dia sejak semalem.” Ucap Joe malu-malu sambil kembali menggunakan bahasa loe-gue untuk mencairkan suasana.

“Apa? Loe serius? Kok Tania gak ngomong ke aku?” tanya Caca yang terkejut dan di pelupuk matanya masih ada sisa-sisa air mata yang mulai mengering itu.

“Gue serius banget. Kata Tania sih kemarin malem dia mau ngomong tapi mood loe lagi jelek banget jadi dia ngerasa timingnya gak tepat buat cerita gitu.” Jawab Joe pada Caca yang mendengarkan dengan seksama itu.

“Aku jahat banget sama Tania. Sampai-sampai dia gak bisa cerita sama aku.” Ucap Caca yang lebih di tujukan pada dirinya sendiri itu.

“Otak loe isinya negative thinking mulu ya.ckckck” ucap Joe pada Caca sambil menepuk-nepuk dahi Caca yang sedang cemberut itu. Tiba-tiba handphone Caca berbunyi. Dan ternyata itu sms dari Rei. Wajah Caca langsung berubah dari semula cemberut jadi ekspresi kaget kemudian menjadi ekspresi sedih kembali.

“Joe.. sms dari Rei.” Ucap Caca sambil memberitahu Joe yang kaget mendengar ucapan Caca.

“Cepet loe buka, Ca. Apa isinya?” tanya Joe penasaran. Caca langsung membuka sms dari Rei itu.

Just say it to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang