28 - Kerja Keras

2.4K 406 25
                                    

Kau mungkin merasa akan mati, tapi pada akhirnya kau tidak akan mati.

Itulah kata-kata yang menjadi pedoman Min Yoongi selama beberapa minggu ini. Sejak pulang dari Toronto sebulan yang lalu, Yoongi menjauhkan diri dari kesenangan sehari-hari hanya untuk mendapat bangku kuliah di jurusan kedokteran. Kegiatan Yoongi sekarang hanya belajar dan tidur.

Murid kelas tiga tidak diwajibkan datang ke sekolah menjelang kelulusan. Pembinaan untuk ujian tulis masuk perguruan tinggi sudah selesai sejak dua minggu lalu, semua try out baik yang tingkat sekolah dan tingkat kota sudah selesai dilakukan. Sekarang, murid kelas tiga sangat bebas. Ada yang menghabiskan waktu untuk belajar di rumah, ada juga yang belajar di tempat bimbingan.

Min Yoongi tidak ingin menyia-nyiakan satu detik pun dalam hidupnya. Setiap hari ia bangun pukul empat pagi untuk belajar. Ia hanya akan keluar kamar untuk mandi dan makan. Yoongi akan selalu ada di dalam kamar, belajar dengan keras. Di siang hari jika Yoongi lelah, ia akan tidur sejenak. Begitu bangun, Yoongi belajar lagi. Yoongi akan belajar hingga waktu menunjukkan pukul dua belas malam.

Suara pintu yang terketuk berhasil menjauhkan Yoongi dari meja belajarnya. Yoongi membuka pintu kamarnya kemudian mendapati teman sekelasnya, Kim Namjoon, berdiri dengan kantung plastik berisi makanan di tangan kanannya.

"Akhirnya lu datang juga," kata Yoongi kemudian mempersilakan Namjoon masuk ke dalam. "Lu beli apaan?"

Namjoon berbaring santai di ranjang tidur Yoongi. "Kit kat buat nambah semangat belajar lu."

Yoongi mendengus setelah mendengar nama makanan yang disebut oleh Namjoon. Tangan Yoongi langsung membuka bungkus kit kat rasa cokelat yang dibeli Namjoon kemudian melahap makanan ringan tersebut hingga habis tidak tersisa. Rasa manisnya membuat Yoongi kembali segar.

"Ibu lu khawatir banget, Ga, katanya makan lu kaga teratur," kata Namjoon pelan. "Lu emang serius banget pingin masuk kedokteran?"

Tangan Yoongi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Dibilang serius kayaknya kaga tepat. Bisa dibilang gua ambisius."

Selain keluarga, orang yang tahu tentang kerja keras Yoongi sehari-hari agar bisa masuk di jurusan kedokteran adalah Namjoon. Hanya mereka. Bahkan kekasih Yoongi, Son Seungwan, sama sekali tidak tahu apa yang dilakukan Yoongi diam-diam di belakangnya.

"Kenapa lu kaga cerita ke Wendy?" tanya Namjoon penasaran.

Yoongi menghela napas. "Kalo gua cerita, adanya dia bakal nyuruh gua berhenti."

Kening Namjoon mengerut heran. "Lah, tapi lu kan udah buang jalur rekomendasi? Ya mau kaga mau lu harus ikut ujian tulis."

Yoongi mengangguk setuju. "Wendy kaga tau gua buang jalur rekomendasi."

"Lu bohong ke Wendy?" pertanyaan Namjoon kali ini sangat tepat sasaran.

Ya, apa lagi yang dilakukan Yoongi untuk menjaga rahasianya? Terpaksa ia harus berbohong pada Seungwan. Di sekolah, saat Yoongi mengikuti pembinaan ujian tulis dengan serius, ia memberitahu Seungwan bahwa itu hanya rencana cadangan Yoongi seandainya ia tidak lolos di jalur rekomendasi sekolah. Kenyataannya, Yoongi justru berusaha maksimal selama pembinaan.

"Ga, cewek itu kaga suka dibohogin, apa lagi hal kayak gini," sahut Namjoon dengan nada menasehati. "Sebentar lagi lu dan Wendy bakal kuliah di tempat yang sama, kan? Biar pacaran kalian adem terus, coba lu pada dewasa dikit."

"Gua sama Wendy baik-baik aja udah pacaran hampir 8 bulan," kata Yoongi tegas.

"Iya, iya. Ngerti yang mau delapan bulan pacaran yang bakal bareng terus sampe akhirnya nikah," ujar Namjoon yakin.

True Angel ✔️Where stories live. Discover now