A Bunch of Demons Who Fall in Love (Part 7)

148 29 2
                                    

#Jikjik, malam yang sama, menyusul

L21.1 berlarian seolah dikejar seekor anjing gila yang mulutnya penuh liur dan bakteri penggagas rabies. Namun nyatanya ia sama sekali tak dikejar apa pun. Pemuda itu hanya ingin berlari secepat yang ia bisa sebelum malam benar-benar datang meski nyatanya pagi siang malam di Jikjik adalah sama: gelap, gersang, dan mendung.

Dilewatinya belukar kering di sisi-sisi reruntuhan, mereka menyembul ke atas seolah minta pertolongan namun kenyataannya mereka mati hangus menghitam. Ia merasa bahwa jalannya sungguh panjang kali ini, entah apa yang membuatnya menjadi demikian, yang jelas perbandingannya 1:2, satu untuk pergi, dua untuk kembali: ini bukan jalan kembali, batinnya.

L21.1 berhenti tiba-tiba sesaat setelah melihat seorang laki-laki muda berpakaian sama dengannya tengah meringkuk di pojok gedung runtuh yang tersisa hanya tembok samping. Laki-laki itu memandang kosong ke sekitarnya seolah ia benar-benar asing di tempat itu. Sorot matanya, gemetar di tangannya, dan seluruh gestur tubuhnya mengisyaratkan asing.

"J21? J21, apa itu kau?" panggil L21.1. Ia tampak sedikit ragu. Ia yakin benar bahwa orang yang tengah meringkuk di sudut gedung tak utuh itu adalah salah satu pasukan iblis merah, tapi ia meragukan identitas laki-laki itu. Seseorang itu bahkan menyembunyikan wajahnya dan hanya memperlihatkan sepasang mata gelisah.

"Hyung?" Sepotong kalimat tanya itu menyentak L21.1: Hyung?

"J21? A... Apa yang terjadi? Kenapa kau memanggilku begitu?" Gugup, L21.1 segera menghampiri rekan sepasukannya itu, khawatir.

"Hyung mengenalku? Tolong aku, aku tidak tahu ini di mana. Di sini sangat sepi, mengerikan, tidak ada orang. Reruntuhan itu bahkan seolah-olah berbicara. Keluarkan aku dari sini, tolong..." Lelaki yang dipanggil J21 itu kemudian merangsek, mendekati L21.1 dan memegang erat seragamnya dengan gemetar.

"Apa maksudmu? Hei... Sadarlah. J21, aku sedang tidak ingin bercanda. Kalau kau begini, kopi pagiku bahkan akan menertawaimu."

"Hyung, a... aku tidak bercanda. Aku tiba-tiba ada di tempat ini dan sekarang yang ada hanya kau. Tolong aku... Aku berteriak berkali-kali, tapi suaraku hanya menggema. Apa pula J21 itu? Mengapa kau terus menyebutku demikian?"

L21.1 terduduk lemas. Rekan sepasukannya menjadi orang lain yang tak tahu siapa dirinya dalam sekejap. Ia mencoba berpikir, tapi bahkan satu pemikiran pun tak datang. J21 benar-benar lupa tentang apa pun: namanya, misinya, mengapa ia di tempat mengerikan itu, dan siapa rekan-rekannya.

"Ilhoon~ah, kemari. Mari kita pulang. Aku akan membawamu pergi dari sini."

L21.1 mengulurkan tangan kirinya di depan wajah Ilhoon dan bersambut dengan tangan kanan si laki-laki dengan seragam yang sama itu. Keduanya bangkit. L21.1 menahan diri dan perasaannya untuk tidak goyah dalam ketakutan yang tiba-tiba menjejak di alam pikirnya. Lalu selirih angin yang menerbangkan debu-debu menghampiri keduanya.

(Bersambung part 8)~

[2017] A BUNCH OF DEMONS WHO FALL IN LOVE ☑Where stories live. Discover now