part 3

81.1K 3K 15
                                    

Keana Wistley

Keana merasa frustasi, apa yang harus dilakukannya untuk menjelaskan ke keluarganya. Rasanya ingin meledak jika memikirkannya.

Saat ini yang ia tau hanya berjalan kembali kerumah dan berbicara pada orangtua nya, sudah tak ada jalan lain selain ini.

Saat ini terlihat ayah dan ibunya sedang duduk berdua di depan tv menikmati siaran berita yang sedang disiarkan. Tiba-tiba rasa ragu dan gugup muncul.

"Ibu ayah, keana ingin berbicara" ujar keana menahan tangis

"Ada apa nak?" Darwis ayah Keana mulai angkat berbicara, melihat anak nya yang sedang berdiri gelisah.

"Maafkan Kea yah bu, Kea sudah membuat kalian kecewa. Kea..." Ucap Keana berhenti karena merasa takut.

"Hey, apa yang kau bicarakan sayang. Ada apa? Kenapa kau menangis?" sang ibu menghampirinya dan memeluknya.

Keana semakin menangis, merasa sangat bersalah atas apa yang telah terjadi. Tangis itu makin menjadi saat ibunya memluk dan membelai kepalanya. "Maaf bu Kea... Kea.. Kea hamil" Keana menunduk sambil terduduk di depan kedua orang tuanya.

Belaian sang ibu tiba-tiba berhenti dan tak bergerak sama sekali. Ibunya terlalu shock atas apa yang di dengar dari anak kesayangannya ini. "Astaga.. Kea.."

Sang ibu pun melepaskan pelukannya dan berjalan mundur beberapa langkah seakan tak percaya atas apa yang di dengar. Dia sangat mengenal anaknya, apalagi Keana yang sangat tidak mungkin melakukan hal yang tidak tidak.

"Hamil?! Siapa laki-laki itu Ke!!" tak kuasa menahan amarah, Darwis mencengkram bahu anaknya. Ia sungguh tak menyangka anak yang selama ini ia jaga dan banggakan membuatnya kecewa.

"Dia.. Dia tidak mau bertanggung jawab yah. Dia meminta ku untuk menggugurkannya" akhirnya pecah sudah pertahanannya, keana luruh diatas lantai sambil menangis. Ia tak sanggup melihat wajah kecewa kedua orangtua nya.

"Apa ini yang selama ini ayah didik Ke? Kenapa kamu membuat aib keluarga kita Keana? Hamil diluar nikah?! Keluar lah dari rumah ini, pergi lah kau. Hidup kita sudah susah Kea jangan kau tambah lagi?! Ayah kecewa padamu Keana." ucap Darwis sambil pergi berlalu meninggalkan Keana yang menangis terisak.

"Kenapa begini nak? Ibu pikir kami bisa bergantung padamu. Kau mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Ibu benar-benar kecewa padamu Keana." ibunya pun pergi meninggalkan Keana menyusul ayahnya.

"Hiks.. Hiks.. Maafkan Keana ayah ibu. Maafkan Kea" Keana menangis sejadi-jadinya tak tau lagi apa yang harus dilakukan.

Setelah lama menangis akhirnya Keana bangkit dan berjalan kearah kamarnya. Kini iya telah diusir oleh kedua orang tuanya. Entah saat ini ia akan hidup dimana, ia tak punya apa-apa selain uang hasil menabungnya yang mungkin hanya cukup beberapa bulan saja.

Keana mengemasi barang-barangnya sambil menangis. Rasanya berat dan sedih saat ini harus meninggalkan keluarganya.

"Kau kenapa Kea? Ada apa sebenarnya?" terlihat Misca sang kakak masuk menghampiri Keana yang sudah siap dengan kopernya.

"Aku hamil kak, maafkan Kea kak sudah membuat keluarga kita malu. Kea minta maaf kak" Ucap Keana duduk sambil menangis kembali.

"Apa? Astaga Keana." Misca langsung memeluk adiknya yang terlihat rapuh. Misca tak menyangka bahwa adiknya akan menjadi seperti sekarang, ia sangat kenal adik semata wayangnya ini, tidak mungkin Keana melakukan hal yang menyimpang.

"Lalu siapa laki-laki itu Kea?! Katakan siapa?" Misca menatap Keana penuh amarah.

"Shawn kak, dia memperkosaku, dan saat ku mintai pertanggung jawaban dia malah meminta ku untuk menggugurkannya kak" Keana menatap Misca dengan sedih.

Misca menangis mendangarnya, betapa hancurnya adik kesayangannya saat ini, mengingat ia sangat ingin melanjutkan kuliahnya hingga berusaha untuk mendapatkan beasiswa.

"Lalu saat ini kamu mau kemana Kea?" Tanya Misca.

"Aku juga belum tau kak, Kea bingung harus bagaimana kak." Keana meremas genggaman tangan Misca.

"Dengar Kea, saat ini aku akan membantu mu. Kau mau tinggal bersama teman ku? Jangan khawatir, dia sangat baik dan pasti mau menerima mu tinggal bersamanya." Misca mengusap lembut kepala Keana.

"Tidak kak, tidak usah kak. Aku akan pergi ke rumah Milen saja untuk sekarang. Nanti saat aku butuh bantuan  aku pasti akan menghubungi kakak." Jawab Keana meski sebenarnya ia juga belum yakin apakah benar dirinya pergi ke rumah sahabatnya itu.

"Kabari kakak Kea jika kau butuh bantuan. Kakak akan selalu ada buat mu." Misca menangis memeluk Keana.

Akhirnya Keana pun pergi meninggalkan rumah yang sejak kecil ia tinggali. Saat ini tujuannya hanya pergi ke rumah sahabatnya, Milen.

_____________________________________________

Tok tok tok

"Iya tunggu.." Milen membuka pintu dan dibuat kaget dengan kehadiran sahabatnya yang terlihat berantakan dengan beberapa koper yang ia bawa.

"Hey, ada apa Kea? Apa yang terjadi? Masuk Kea." Jawab Milen sambil menuntun Keana untuk duduk. Milen terlihat kebingungan saat melihat Keana yang menangis dengan beberapa koper yang ia bawa.

"Len maafkan aku mengganggu mu. Aku tak tau lagi harus kemana." Keana sudah tak bisa menangis, seakan air matanya habis terkuras diperjalanan menuju rumah Milen.

warning! Typo bertebaran, harap maklum ya 😀

Dilarang keras untuk mengcopy, menjiplak, ataupun mendaur ulang cerita. Semua cerita hasil karya saya sendiri.

Terimakasih untuk yang telah membaca cerita saya yang nggak seberapa ini, semoga dapat menghibur 😘 😘

Saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Terimakasih😉

KEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang