part 12

57K 2.5K 63
                                    

Sean Ludwigh

Beberapa hari ini Sean tidak bisa fokus, Sean terus memikirkan Keana. Sudah beberapa hari juga Sean meminta seorang detektif untuk mencari tahu semua tentang Keana.

Drrt Drrt..

Tak lama handphone milik Sean bergetar dan tertera nama orang suruhannya yg bertugas mencari tahu tentang Keana. "Bagaimana?" kata Sean

"Sebentar lagi saya akan tiba di kantor tuan, bisa kita bertemu?" kata laki-laki tersebut.

"Baiklah, saya tunggu." Sean langsung memutuskan panggilannya.

Tok tok tok

Tak lama terdengar suara pintu diketuk dan sekertarisnya muncul bersama laki-laki yang barusan menelpon Sean. "Masuklah." kata Sean

"Jadi bagaimana?" lanjut Sean

"Ini profil tentang Keana." laki-laki tersebut menyerahkan sebuah map kepada Sean. "Dia sedang hamil tuan."

Sean diam mematung saat mendengar kata terakhir yang diucapkan oleh orang suruhannya ini.

Sean tak memyangka jika wanita yang sedang dia incar adalah wanita yang sudah menikah dan hamil. Sungguh rasanya memalukan saat menyukai wanita yang telah bersuami.

"Wanita itu di perkosa oleh laki-laki yang bernama Shawn yang sebenarnya adalah pacarnya. Namun ternyata Shawn meminta wanita tersebut untuk mengugurkannya."

"Wanita itu diusir dari rumah oleh keluarganya saat mengetahui dia hamil, hingga akhirnya dia harus bekerja di sebuah cafe."

Sean mencerna semua yang sedang dijelaskan oleh orang suruhannya itu. Sean berfikir Keana hamil karena sudah menikah, namun ternyata Keana hamil karena di perkosa oleh pacarnya sendiri.

"Sekarang tugas mu adalah cari tahu tentang pacar wanita itu, aku ingin tahu sedetail-detailnya tentangnya." ucap Sean dingin.

"Dia pikir dia siapa bisa menyentuh wanitaku begitu saja.Hanya aku yang boleh menyentuhnya." ucap Sean pelan sambil mengepalkan tangannya hingga jari-jarinya terkihat memutih saking kuatnya.

Sedari pertama melihat Keana, Sean merasa langsung tertarik pada Keana. Sean merasa seperti rasa yang selama ini mati di dalam dirinya saat itu juga bangkit kembali.

Dulu hanya Lucy yang ada dihatinya, namun setelah penghianatan itu terjadi, semua perasaan Sean seperti tertimbun begitu saja.

Saat ini Sean hanya ingin bertemu dengan Keana. Sean mulai berdiri bersiap untuk pergi menuju cafe milik Frank tempat dimana Keana bekerja.

Saat ini adalah jam makan siang, setidaknya Sean memiliki alasan untuk pergi ke sana. Saat Sean menuju lift yang memang khusus untuk dirinya dan tamunya, saat itu juga lift terbuka dan menampilkan ketiga sahabatnya yang sedang tertawa.

"Ada apa kalian kemari?" Sean menaikkan alisnya sambil menatap ketiga sahabatnya.

"Untuk mengajak mu makan siang baby dan bertemu dengan Keana ku." Kata Jimy menggoda Sean.

"Berengsek kau Jimy, dia milikku. Sudah kubilang bukan bahwa di milikku. Apa kau tuli?" Sean menatap Jimy tajam, namun yang ditatap malah tertawa.

"Hei tenanglah Sean, kenapa kau selalu terpancing saat Jimy menggodamu. Masuklah, kita akan makan siang di cafe ku." Frank mencoba melerai sahabatnya itu agar tidak meledak dan menghancurkan kantornya sendiri.

Sean pun akhirnya memasuki lift bersama sahabatnya. "Wanitaku sedang hamil." ucap Sean dengan datar dan tetap menatap lurus tanpa menoleh ke arah sahabatnya yang saat ini memandanginya dengan tanda tanya.

"Kau serius Sean? Dan kau menyukai istri orang?" Jimy menatap Sean tak percaya.

"Dia belum menikah, dia hamil karena di perkosa oleh pacarnya sendiri." Sean masih memasang wajah datarnya yang berbeda dengan hatinya yang sedang menahan emosi.

"What?! Ini gila. Lalu masalahnya dimana Sean? Dia hamil bersama pacarnya sendiri, mereka pasti akan segera menikah Sean." Frank menggelengkan kepalanya saat melihat Sean yang masih diam.

"Dia diperkosa Frank, bukan seperti kalian yang dengan senang hati wanita akan tidur dengan kalian meski hanya one night stand." Sean menatap tanjam Frank. "Kau tau, pria berengsek itu meminta Keana untuk mengugurkannya."

"Ku akui memang aku menyukai one night stand, bahkan aku sering melakukan one night stand dengan wanita yang baru di kenal, hanya saja aku tak percaya ada laki-laki seberengsek itu, yang memperkosa pacarnya sendiri dan meminta mengugurkan janinnya." Kata Jimy tak percaya.

"Akan kuhancurkan laki-laki itu sampai tak berbentuk." Sean mengepalkan tangannya. Frank, Jimy dan Robert menatap Sean ngeri. Mereka sangat mengenal Sean, Sean tak pernah main-main dengan apa yang dia katakan.

Terakhir Sean benar-benar menghancurkan hidup Martin selingkuhan Lucy. Sean membuat Martin bangkrut hingga tak tersisa dan memukulinya hingga koma beberapa hari. Beruntung Martin akhirnya sadar dan entah bagaimana kabarnya saat ini, yang mereka tau kabar terakhir adalah Martin sudah mulai membaik dan Lucy selalu berada di samping laki-laki itu.

Ting..

Pintu lift akhirnya terbuka, mereka berjalan keluar lift dan menuju ke parkiran mobil. "Aku akan bersama Sean, dan kau Jimy bersama Frank." Robert berjalan menuju mobil Sean.

Robert menatap Sean yang diam dan seperti biasa dengan wajah yang dingin. "Lalu apa yang akan kau lakukan Sean? Melepaskannya atau mempertahankannya?"

Sean diam beberapa detik sebelum menjawab pertanyaan Robert. Sesungguhnya Sean pun sedang merasa bingung apa yang akan dia lakukan setelah mengetahui Keana sedang hamil.

Sean menghembuskan nafasnya pelan. "Aku tak tau, aku juga tak mengerti perasaan ini."

Robert menepuk bahu Sean, Robert tahu bahwa Sean saat ini sedang dilanda kebimbangan. "Ikuti kata hati mu Sean, kau tau yang terbaik untuk dirimu sendiri."

Sean hanya diam tak berniat membalas omongan Robert.

Saat ini mereka sudah berada di cafe milik Frank. Suasana cafe lumayan ramai karena saat ini masih jam makan siang.

Sean melihat Keana yang sedang berjalan kesana kemari melayanin para pelanggannya. Sean merasa kagum pada Keana, karena melihat Keana yang terus menerus tersenyum pada pelanggan, Sean tahu bahwa dalam lubuk hati wanita itu sedang sedih.

"Dia sedang hamil, apa tak apa jika dia tetap bekerja?" Jimy mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Keana.

"Dia sedang butuh uang, aku tak bisa berbuat apa-apa selain memberikannya pekerjaan." Frank menatap Keana lalu melirik Sean.

Sedari tadi yang dilakukan Sean hanya memperhatikan Keana yang sedang berjalan kesana kemari. "Berapa bulan Sean?" Robert menatap Sean.

"Satu bulan." Sean menjawab tanpa berpaling dan masih setia menatap wanitanya.

Robert, Jiny dan Frank hanya menganggukan kepala. Tak berapa lama Keana datang menghampiri meja mereka dengan senyum manisnya yang tak pernah hilang. "Selamat siang pak, mau pesan apa?" Keana menatap Frank lalu menatap Jimy, Robert dan Sean.

"Saya pesan kamu." Ucap Sean sambil menatap Keana. Ketiga sahabatnya hanya terkekeh mendengar permintaan Sean. Berbeda dengan Keana yang menatap bingung.

"Kita pesan yang biasanya saja Keana." Frank mencoba mengalihkan perhatian Keana yang sedang kebingungan.

"Oh baik pak kalau begitu tunggu sebentar." Keana sedikit membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan meja dimana bos dan sahabatnya duduk.

"Kau membuatnya bingung Sean." Frank tekekeh melihat Sean yang sedang tergila-gila oleh Keana.

"Aku menginginkannya Frank, terlepas apa yang sedang terjadi padanya." kata Sean.

warning! Typo bertebaran, harap maklum ya 😀

Dilarang keras untuk mengcopy, menjiplak, ataupun mendaur ulang cerita. Semua cerita hasil karya saya sendiri.

Terimakasih untuk yang telah membaca cerita saya yang nggak seberapa ini, semoga dapat menghibur 😘 😘

Saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Terimakasih😉

KEANAWhere stories live. Discover now