Gift for you(17+)

7.7K 264 11
                                    

PERINGATAN KERAS!

MOHON KEBIJAKANYA DALAM MEMBACA. DI PART INI ADALAH BAGIAN KEKERASAN JADI BAGI KALIAN YANG UMURNYA BELUM MEMENUHI 17 TAHUN UNTUK TIDAK MEMBACANYA. JIKA MASIH MELANGGAR ATAU MENCONTOHNYA DI LINGKUNGAN, SAYA PENULIS TIDAK BERTANGGUNG JAWAB:)

_______________________________________

Cattie POV

"Sa..sakit Sean" aku terisak dan terus meronta memohon lepas rambutku yang ditarik kuat untuk mengikutinya. Kulit kepalaku terasa sakit benar-benar sakit bahkan aku sampai bisa mendengar bunyi krek dari sana. Sungguh aku sangat tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang, aku takut.

"Tuan jang-jangan" Aku mendengar suara Candice yang begitu ketakutan melihatku di perlakukan seperti ini bahkan aku sendiri pun lebih ketakutan lagi. aku tidak tau apa yang akan Sean lakukan padaku setelah ini, tetapi ia menyeretku kearah kamarnya.

"He..help Can arhh"

"MASUK KEDALAM KAMARMU SIALAN! TERNYATA AKU MEMPEKERJAKAN ORANG BODOH SEPERTIMU" Sean membentak Candice dengan keras membuat wanita itu langsung berlari ke arah kamarnya. Tidak ada yang bisa menolongku lagi.

"Leph..lepass" ia tidak berhenti. Ia terus berjalan sambil menarik rambutku menimbulkan rasa nyeri di kepala yang membuatku pusing.

"DIAM KAU JALANG!" deg.. Jantungku serasa berhenti. Ia baru saja mengataiku jalang. Mengapa ia melukaiku lagi? Ia sudah berjanji untuk tidak melukaiku, tapi ini? Ia melanggarnya. Tangisanku semakin pecah, dadaku sesak, aku lemas tidak bisa melawan.

"Aku bukan jalang.. Sean.. arrgh" tiba-tiba ia melempar tubuhku ke dinding mengenai punggungku yang langsung disambut oleh rasa nyeri. Tanganku berusaha bertumpu pada dinding untuk menahan tubuhku yang akan terjatuh. Hempasannya begitu kuat membuat tulang punggungku nyaris remuk.

"Jang.. jangan mendekat" aku megarahkan tangan ke arahnya memberi tanda 'stop' agar ia berhenti, ia pun menurut. Ia menatapku dengan seringainya di bibir dan aku langsung menjatuhkan pandangan ke bawah.

"ARGH HHH ENGH" nafasku tercekat. Tidak kusangka jika ia mencekiku, pandangan mataku mulai kabur diikuti nafasku yang tersenggal-senggal dan sepertinya aku akan menemui ajal sebentar lagi.

"Akh" Dia mempererat cekikanya membuat mulutku terbuka, "Eumnh engh" dan lidahnya berhasil melesak kedalam mulut. Lidahku beradu dengan lidahnya yang ingin menjelajah, tetapi aku berhasil mencegahnya. Rasanya aku ingin sekali mengigit lidahnya sampai putus.

"Akh nghh" cekikan di leherku semakin kuat ditambah lidahnya yang beradu membuatku sama sekali tidak bisa bernafas. Kepalaku terasa berkunang-kunang. Sean benar-benar ingin membunuhku.

Oh tuhan.. aku tidak bisa bernapas, aku seperti ingin mati rasanya.. selamatkan aku tuhan.

Dan tak lama, Sean menyudahi ciumannya.
"Hah..hah.. hhh" sontak aku pun langsung mengambil nafas sebanyak mungkin ketika tubuhnya menjauh. Cekikan di leherku juga ikut terlepas yang membuat pasokan udara langsung menyerbu paru-paru. Tubuhku benar-benar lemah aku luruh di lantai dan memejamkan mata yang terasa berat untuk dibuka.

Aku terus menangis, ia menyakitiku, aku takut. Bahkan ia sudah terlihat seperti psycopath sekarang. Yatuhan.. kumohon lindungi aku.

"Aku sudah bilang kepadamu jalang untuk tidak memakai pakaian ini kecuali denganku!" suaranya yang berat seakan menghantam gendang telingaku. bisa kudengar ia menggeram setelah itu melempar sebuah botol yang membuatku terlonjak kaget. Lalu aku perlahan membuka mata dan langsung mendapati mata Sean yang menatapku marah.

PLAK

Aku menamparnya. Entah kekuatan dari mana aku berani menamparnya. Ia begitu jahat, mengataiku jalang dan memperlakukanku dengan kasar. Aku sangat membencinya.

Adore You [Republish]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora