Chapter 2

253 15 0
                                    

"Ya, ya, aku sudah membawanya, Bu. Jangan khawatir."

Jungshin menghempaskan ponselnya ke jok kosong di sebelahnya setelah ibunya memutuskan sambungan telepon. Ia sedikit menyesal memberitahukan rencana reuni SMA yang akan dihadirinya pada wanita paruh baya itu, mengharuskannya membawa 'hadiah' bagi pasangan yang telah mengundangnya; Yonghwa dan Joohyun. Hubungan antara keluarganya dan keluarga Yonghwa yang terjalin dengan baik sejak mereka masih SMA membuat ibunya merasa harus menitipkan sesuatu pada Jungshin untuk diberikan pada Yonghwa dan istrinya. Dan sialnya, Jungshin tidak tahu kalau hadiahnya akan sebegini memalukan.

Pria jangkung itu sesekali mencuri-curi pandang ke arah tas jinjing besar di atas jok di sampingnya, masih ragu memutuskan untuk memberikan hadiah itu pada sepasang pengantin baru yang akan ditemuinya kelak. Yah, meskipun tidak bisa dibilang baru juga. Pernikahan kedua orang itu sudah memasuki bulan keenam. Dan menurut ibunya, hadiah yang dibawakannya sudah pantas diberikan pada mereka berdua.

Jungshin menghela napas. Masalahnya hadiah yang dibawakan ibunya adalah satu set peralatan makan bayi lengkap dengan alas makan dan tas kecil yang bisa dibawa bepergian. Pria itu tidak ingat Yonghwa pernah cerita kalau sudah memiliki anak.

Kening Jungshin berkerut, "Memangnya Joohyun sudah hamil?" pria itu lalu mendecak, "Ah, sudahlah. Kalau pun belum toh nanti mereka juga akan mengalaminya. Tidak ada salahnya memberikan benda-benda ini."

Baru saja Jungshin berpikir demikian, ponselnya tiba-tiba berdering kembali. Sedikit terkejut ia ketika melihat orang yang dipikirkannya sejak tadilah yang menelepon.

"Ya, Hyung?"

"Jungshin, bisakah kau pergi ke toko kue di Myeong-dong? Aku sudah memesan kue tart untuk Joohyun disana dan gadis-gadis itu sudah berjanji akan mengambilnya. Tapi ternyata yang bisa kesana hanya Seolhyun. Kasihan dia sendirian," Terdengar suara Yonghwa dari seberang.

"Gadis-gadis itu?" Jungshin merasa ganjil dengan kata tersebut.

"Seolhyun, Seungyeon, dan Soojung," jelas Yonghwa, "Aku tahu kau sudah di perjalanan menuju kafe. Tolong temani Seolhyun, ya?"

"Tapi, Hyung, sebentar lagi aku sampai..."

"Ayolah, Jungshin. Kau 'kan laki-laki. Masa mengambil pesanan kue saja tidak bisa?"

Jungshin mendecak. Ia tidak suka kalau Yonghwa mulai mengungkit soal kejantanannya sebagai lelaki seperti ini, membuatnya terkesan pengecut dan lemah, "Baiklah, baiklah. Toko kue yang biasa 'kan?"

"Aku tahu aku bisa mengandalkanmu, Jungshin. Ya, toko kue yang biasa. Aku sedang menuju kantor Joohyun, usahakan jangan sampai terlambat, ya."

"Bujukanmu itu memang pintar sekali, Hyung. Sampai memujiku segala," umpat Jungshin begitu sambungan telepon terputus. Ia yang tinggal satu kilometer lagi tiba di tempat reuni terpaksa harus memutarbalikkan mobilnya menuju toko kue di Myeong-dong. Namun mungkin dengan begini ia beruntung bukan menjadi orang pertama yang datang ke kafe itu. Bisa-bisa ia dianggap jomblo kesepian nantinya.

Sesampainya di toko kue, Jungshin langsung melangkahkan kakinya ke arah kasir tanpa mau repot melihat-lihat jajaran kue di etalase. Ia ingin segera menyelesaikan tugasnya tersebut.

"Saya mau mengambil pesanan atas nama Jung Yonghwa," Ujarnya pada seorang pramuniaga.

"Jung Yonghwa? Pesanan itu baru saja diambil..." pramuniaga itu mengarahkan kedua tangannya pada seorang gadis yang berdiri persis di sebelah Jungshin, "... oleh nona ini."

Jungshin menoleh ke arah yang ditunjuk pramuniaga itu. Sementara gadis yang sedang merogoh dompet di sebelahnya ikut menoleh.

"Kau... Seolhyun?" tanya Jungshin ragu.

Blue Medley Series: ReunionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang