Chapter 3

225 16 0
                                    

"Tunggu, Seolhyun! Jangan buru-buru!"

Jungshin menutup pintu mobilnya dan melangkahkan kakinya lebar-lebar, bermaksud menyusul Seolhyun. Gara-gara sempat terkena macet, ia dan gadis itu akhirnya datang sedikit terlambat. Jungshin sudah berusaha menenangkan Seolhyun dengan mengatakan 'semua akan baik-baik saja' dan 'Yonghwa hyung pasti akan mengerti'. Namun tampaknya gadis itu tidak bisa menghilangkan rasa gelisahnya sehingga langsung cepat-cepat berlari begitu Jungshin mematikan mesin mobilnya.

"Seolhyun-ssi, tenanglah," panggil Jungshin lagi. Namun seperti yang sudah-sudah, Seolhyun tidak menyahut. Gadis itu justru semakin mempercepat langkahnya.

Karena panik, Seolhyun tidak memperhatikan jalan di depannya. Akibatnya bisa ditebak, ia tersandung begitu hendak memasuki gedung kafe karena tidak sadar jika lantainya sedikit lebih tinggi dibandingkan lantai luar gedung. Jungshin yang melihatnya buru-buru merentangkan tangan untuk menolong. Sedikit terlambat, memang, karena yang terselamatkan hanya gadis itu dan tidak untuk kuenya. Kotak karton berisi kue tart yang sudah lengkap dengan puluhan lilin kecil di atasnya jatuh ke lantai, tercecer dan tidak jelas lagi bentuknya.

"Astaga! Bagaimana ini?" pekik Seolhyun semakin panik. Dari wajah dan suaranya Jungshin tahu gadis itu hampir menangis. Ia berjongkok di depan kue yang sudah hancur tersebut, mengangkat kotaknya yang terkoyak dengan nanar, "Semuanya salahku. Rencana Yonghwa oppa gagal gara-gara aku. Aku harus bagaimana??"

Jungshin ikut berjongkok di samping Seolhyun dan mengusap punggung gadis itu dengan hati-hati, berusaha menenangkannya. Jika membeli kue lagi tentu tidak akan sempat, apalagi mereka sudah datang terlambat. Ia menoleh ke kanan dan kiri, mencoba mencari alternatif lain.

Begitu melihat ke dalam kafe, muncul ide di benak Jungshin. Ia bangkit berdiri dan membujuk gadis itu untuk masuk ke dalam. Awalnya Seolhyun tidak mau, karena ia sangat malu bertemu dengan Yonghwa. Namun setelah Jungshin mengutarakan idenya, gadis itu pun akhirnya menurut.

"Apa tidak apa-apa?" tanya Seolhyun khawatir.

"Serahkan padaku," Jungshin menghampiri manajer kafe yang kebetulan sedang berdiri tidak jauh dari sana dan meminta untuk disiapkan selusin cupcakes warna-warni lengkap dengan lilin yang ditancapkan di setiap kuenya. Ia juga meminta salah seorang pelayan untuk mengantarkan kuenya jika sudah siap. Tanpa diduga Seolhyun manajer itu langsung menyanggupi permintaan Jungshin, meninggalkan mereka berdua menuju dapur untuk segera memerintahkan salah satu juru masak menyajikan pesanan pria itu.

"Dulu manajer itu salah satu seniorku di kampus. Kami cukup dekat karena masuk klub yang sama," Jelas Jungshin, seolah bisa membaca kebingungan Seolhyun.

"Ayo kita ke ruang VIP. Acaranya diadakan disana," ajak Jungshin.

"Tapi kuenya?"

"Nanti diantarkan. Sudah, tenang saja."

Meskipun masih berat hati, Seolhyun akhirnya mengangguk dan mengikuti langkah Jungshin. Entah apa yang mendorong Jungshin, ia pun melingkarkan sebelah tangannya ke bahu Seolhyun setelah melihat ekspresi gadis itu. Sesekali bahu itu ditepuknya pelan, sekedar untuk menenangkannya karena tidak lama lagi mereka akan bertemu dengan orang banyak.


***


Tanpa disadari, beberapa pasang mata tak hentinya menatap ke arah Jungshin dan Seolhyun begitu kedua orang tersebut memasuki tempat reuni. Beberapa ada yang tersenyum penuh arti, beberapa tertawa, bahkan Minhyuk yang duduk di pojok sengaja berdeham untuk menarik perhatian.

Suara Minhyuk rupanya berhasil menyadarkan kedua orang itu. Jungshin langsung menurunkan tangannya dari bahu Seolhyun, sementara gadis itu sedikit menjauhkan dirinya dari Jungshin. Dari situlah mereka baru sadar sudah menjadi tontonan banyak orang.

Blue Medley Series: ReunionWhere stories live. Discover now