18. Heart Attack

2.9K 235 4
                                    

Lagu dari One Direction yang berjudul Diana itu berputar kencang, bersamaan dengan nyala nya layar ponsel Grafisa dan nama yang tertera disana. Perempuan itu buru-buru mengangkat karena Zeta jarang sekali menelfon dengan pulsa biasa. Bukan melalui apilikasi chat.

"ICAA!" Teriakan di sebrang membuat Grafisa reflek menjauhi ponsel nya dari telinga.

"Apaan? Pagi-pagi udah telfon?" Tanya Grafisa kepo.

"Gapapa," jawab Zeta, kalau Grafisa melihat wajah tanpa dosa nya sekarang mungkin ia akan menerima pukulan keras.

"Lo lagi dapet bonus telfon ya?" Tebak Grafisa ngasal. "Jangan telfon gue buat hal yang ga jelas dong. Pemimpin Negara waktu nya ga banyak."

"Halah tai."

"Gue serius, lo kenapa?" Hening. Sambil menunggu jawaban Zeta, Grafisa akhirnya memilih bangun dari posisi. Duduk di tepi kasur karena pegal, terlalu lama tiduran. "Halo, halo, ibu masih disana bu? Luwak white coffe, kopi nikmat tidak bikin kembung."

Terdengar kekehan kecil dari sebrang, membuat Grafisa berpikir kalau sekarang Zeta sedang berhalusinasi sendiri. "Gila lo ya?"

"Engga!" Sangkal Zeta cepat, "gue mau bilang sesuatu tapi ianji lo ga bakal kaget?"

"Hm."

"Ih, janji!"

"Iya, iya gue janji ga akan kaget. Kaget si kalau tiba-tiba lo ngomong suka sama gue," jawab Grafisa, mata nya menyipit. Geli sendiri membayangkan bila Zeta benar-benar menyukai nya dalam artian lain.

Belum sampai Zeta menyampaikan apa yang ingin ia katakan, getaran ponsel Grafisa membuat fokus perempuan itu teralih. "Gi.. lang?" Eja nya, bukan dalam hati sehingga Zeta dapat mendengar hal itu dengan jelas.

"Kenapa Gilang?" Tanya Zeta, wajah nya berubah pias. Ada sesuatu yang mengganjal, membuat nya yakin kalau perasaan nya tidak akan pernah terbalas.

"Gilang SMS gue!" Ujar Grafisa, heboh sendiri.

"Oh yaudah, gue tutup dulu ya." Tanpa menunggu jawaban Grafisa, sambungan terputus. Grafisa menjauhkan ponsel nya, merasa ada yang aneh dengan Zeta, juga pesan yang baru masuk ke ponsel nya.

From: Gilang

Grafisa, mau temuin gue di restoran yang ada di jalan griya dua yang deket smp garuda ga? Gue udah ada disana. Lo tau kan?

To: Gilang

Oh oke, iya gue tau.

----

Setelah sempat terkena macet dan ojek online yang bermasalah, Grafisa akhirnya berada disini. Sebelum masuk ke dalam restoran yang tidak terlalu ramai itu ia menghapus keringat yang ada di kening.

Tadi saat di perjalanan, ban motor ojek online yang di tumpangi tiba-tiba bocor, berjalan bersama ojek online nya hampir satu kilometer mencari bengkel. Membuat Grafisa mau tidak mau harus memesan ojek yang baru lagi.

Sebelum itu, Grafisa kembali men-cek ponsel nya yang ia taruh di dalam saku celana jeans. Benar saja, ada pesan masuk disana.

Ke warung yang deket disana dulu deh Ca, gue lagi beli rokok bentar.

Oh. Ujar Grafisa dalam hati setelah menemukan warung yang mungkin di maksud Gilang tadi, ada di sebrang jalan. Grafisa harus menyebrang sedikit, kemudian tetap lurus ketika persimpangan jalan, agak jauh memang tapi tidak apa. Senyuman di wajah Grafisa kembali merekah setelah penat yang ia rasakan tadi. Entah kenapa jantung nya berdetak lebih cepat ketika menyadari kalau Gilang mengajak nya jalan.

NuncaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang