Purpose - 3

63.7K 8.6K 831
                                    


"Sebaik-baik wanita ialah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita ialah Khadijah binti Khuwailid.
(HR Muslim dari Ali bin Abu Thalib radiyallahu 'anhu).

Sebagian orang mengatakan kalau tidak patut untuk menanyakan lebih tentang eksistensi Tuhan, hanya diterima begitu saja sesuai dengan ajaran agama masing-masing. Tapi tidak dipungkiri kalau banyak orang di dunia ini yang di dalam hati kecilnya, bertanya tentang eksistensi Tuhan.

Dan itulah yang terjadi pada Shafana, dia gadis berumur dua puluh tahun yang di masa kecilnya, dia belajar membaca Al-qur'an, dia berpuasa, diajarkan membayar zakat, sedekah. Dia juga belajar nama-nama malaikat, nabi dan rasul yang harus diimani. Tapi hanya sebatas kulit luarnya saja, itu yang memunculkan banyak pertanyaan di dalam benaknya.

Shafa tinggal di sebuah negara yang memiliki populasi muslim terbanyak di seluruh dunia, tapi di sekolah-sekolah umum, dari sekolah dasar hingga di sekolah menengah atas hanya satu minggu sekali belajar mengenai islam, itupun hanya kisaran satu sampai dua jam, bagaimana bisa memunculkan kecintaan terhadap agamanya sendiri?

Mungkin banyak orang yang seperti Shafa, dia bertanya dan ingin mencari tahu lebih lanjut tentang pertanyaan di dalam kepalanya. Tapi juga tidak sedikit orang yang menganggap agama hanyalah angin lalu, hanyalah hiasan yang mengkhiasi kartu identitas. Yang hanya digunakan saat ada di tempat ibadah dan dilucuti saat keluar dari tempat ibadahnya. Shafana tidak ingin seperti itu. Dan hal itulah yang membuatnya melangkahkan kaki ke sebuah kajian yang diisi oleh istri dari teman Azril.

Shafana membenarkan kerudungnya yang dia pakai menutupi rambut panjangnya, walau ada beberapa helai rambut yang keluar dari kerudung tersebut, Shafa nampak berbeda di antara para perempuan lain yang berkumpul di sini, tapi dia tidak terlalu dipusingkan dengan itu, walau ada banyak mata yang memandangnya dengan tatapan aneh.

Shafa fokus pada penjelasan perempuan yang tengah berdiri di tengah mereka, yang sedang menceritakan tentang dakwah Rasulullah. Jujur Shafa hanya tahu kulit luarnya saja tentang dakwah penyebaran islam zaman Rasulullah. Seingatnya pelajaran agamanya dulu mengupas tentang dimana Rasul mendapat wahyu pertama, surat apa yang turun pertama kali, lalu dakwah Rasul yang tidak berjalan mulus.

"Islam bukanlah agama yang diciptakan oleh Nabi Muhammad," ujar perempuan yang Shafa kenal bernama Khansa, istri dari teman Azril.

"Islam adalah agama pertama yang turun ke bumi yang dibawa oleh Nabi Adam. Nabi Muhammad adalah seseorang yang diperintahkan oleh Allah Subhanahuwata'ala untuk memurnikan lagi agama Allah itu. Dengan azaz "La ilaha illallah..."

Shafana mendengarkan dengan seksama ucapan Khansa, otaknya merekam apa saja yang diucapkan oleh wanita itu, hingga kajian itu selesai dan mereka melaksanakan salat ashar berjamaah. Setelah selesai salat. Shafa bangkit dari duduknya lalu mendekati Khansa.

Khansa adalah perempuan berwajah mungil dengan kacamata membingkai wajahnya, Khansa mengenakan gamis berwarna biru muda dan khimar panjang yang menutupi dadanya.

"Permisi, Kak Khansa?" panggil Shafana.

"Ya?"

Shafa tersenyum lalu mengulurkan tangannya. "Saya, Shafana adik Bang Azril."

"Oh, iya, Mas Irfan udah cerita, katanya ada adiknya Bang Azril yang mau belajar sama-sama di sini ya, duduk sini," ajak Khansa. Shafana lega karena sepertinya Khansa orang yang baik, terlihat dari senyumnya dan juga perlakuannya pada Shafa, perempuan itu tidak memandangnya sinis saat dandanannya sama sekali berbeda dengan orang lain yang hadir di sini.

"Gini Kak, saya mau belajar tentang islam, selama ini saya hanya tahu kulit-kulit luarnya aja. Tapi saya juga mau mengajukan beberapa pertanyaan sama Kakak, boleh?" kata Shafa to the point.

The Purpose of Life (DI HAPUS UNTUK PROSES PENERBITAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang